Dua Puluh tahun sudah usia ku sekarang. Ada yang peduli? Sepertinya tidak.
Perkenalkan namaku Harry, aku seorang Muallaf , Tak banyak orang mengetahui perubahan Agamaku, orang yang paling mengetahuinya hanyalah keluargaku,yang sekarang bisa dibilang jauh dariku.
Sejak usia 18 tahun,aku merubah diriku. Ketika itu aku bertemu seorang wanita cantik yang Berkerudung di sekolahku,aku mengenalinya sejak aku usia 17 tahun, tapi sayang aku baru tertarik saat usiaku 18 tahun, saat aku detik detik lulus begitupun dengannya,tapi usianya masih 16, karena dulu ia mengikuti program akselerasi. Aku menggodanya setiap bertemu. Aku sangat ingin melihat rambutnya,bayangkan secantik apa dia dengan rambut tergerai! Sayangnya ketika kami berada diperpustakaan, aku sengaja duduk di sampingnya. Dan aku memintanya untuk membuka kerudungnya saat acara kelulusan satu minggu kedepan, tapi dia malah memaki maki ku tiada ampun. Kenapa dia? Pikirku. Aku pun mencoba menenangkannya dan dia menjelaskan kepadaku bahwa dia adalah seorang muslimah yang tidak boleh menunjukan auratnya pada siapapun. Barulah aku mengerti dan dia sangat menghargai privasinya . 3 bulan setelah kelulusan,aku terus bertemu dengannya karena dia sering pergi ke temannya yang dekat dengan rumahku, tentu saja itu kesempatanku menggodanya
Ketika itu aku berada dimasa masa "Fuckboy" aku tidak mengerti diri sendiri dan hal yang aku bisa hanyalah luntang lantung mencari pekerjaan dengan Ijazah SMA yang nilainya merah semua. Kacau sekali.
Aku hampir menyerah, mati saja pikirku. Siapa yang peduli padaku? Ayah ibuku hanya mementingkan kakakku yang pintar, mengasihinya dengan sepenuh hati, tanpa mempedulikan diriku ini. Tapi orang yang memaki makiku karena aku menyuruhnya membuka kerudungnya itu memberiku penerangan.
"Emang mas sebatangkara?"
"Enggak dek, mas punya keluarga, tapi mereka gak peduli sama sekali" Jawabku ketir.
"Temen-temen mas?"tanyanya Lucu
"Temen? Mereka dateng pas butuhnya doang, gak bisa diharepin"
"Gini mas, Mas Punya Allah , mas masih bisa bersandar pada-Nya, Berdo'a terus,beribadah juga"
"Aku gak percaya tuhan dek"jawabku sejujur jujurnya
"Lah? Tadi mas bilang mas jarang sholat, aku pikir mas islam"
"haha,aku aja gak tau sholat itu kayak apa"
"Gimana mau maju kalo gak punya tuhan. Gimana mau bahagia loh mas. Tuhan buat bersandar aja gak ada. Itu protektor mas,segalany juga" dia menatapku lirih.
"Mending mas ikut saya aja yuk,kita belajar ngaji" tambahnya.
"Ngaji? Apaan tuh? " tanyaku ragu ragu
" itu loh mas,nanti kita belajar agama islam, Kan tadi mas bilang gak punya agama, jadi mas masuk agama saya saja" jawabnya.
Aku mengenalnya sudah dua bulan sebelum percakapan serius itu dimulai. Dia sangat lugu dan tulus. Aku mengikuti kata katanya semudah itu, menjadi muslim atau pindah agama atau apapun itu bukanlah perkara yang mudah dan cepat dalam memutuskannya, Tapi karena saat itu aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan,ketika seseorang mengajakku untuk berubah, aku mau saja. Apapun yang diajak orang yang aku temui pasti aku mau, Untung saja aku tidak bertemu dengan penjual narkoba, untung aku bertemu dengan gadis baik-baik.oh ya namanya Fitri , nama yang bagus kan?
Hari demi hari kujalani dengan fitri,dua bulan kedepannya aku masih belum resmi menjadi muslim,kata Fitri sebelum masuk islam aku harus mengenalnya dulu, dia takut tujuanku hanya agar dekat dekat dengannya saja. Selain lugu dia juga bisa dibilang kepedean:/
"Fit, kapan aku resmi jadi muslim?"
"Nanti ya, besok kan baca syahadat"
"Aku mau sekarang aja, gimana kalo besok aku mati? Nanti aku mati dalam keadaan kafir dong, kan kamu sendiri yang bilang."
"Lagian aku udah lumayan paham, kenapa sih harus ditunda tunda? aku mau masuk islam ya karena aku mau jadi lebih baik, bukan karena kamu, atau lainnya.denger fit aku udah tau Allah ada satu, Nabi dan rasul yang wajib diketahui ada 25,malaikat yang wajib diketahui ada 10 kan? Asmaul husna ada 97."tambahku sambil nyerocos
" Asmaul husna ada 99 mas,ngaco deh. Masa lupa" fitri tertawa mengejek.
" oh iya aku lupa fit, Makanya biar aku cepet tahu aku harus cepet cepet jadi Muslim Fit."
Fitri terdiam-Mungkin pikirnya iya juga ya, Mas Harry kalo gak cepet cepet sunat makin bloon-
"Fit gimana?"
"Bentar aku bilang bapak ustadz dulu ya mas"
Malam setelah perbincangan kami fitri benar benar membawa aku ke pak ustadz, di masjid disamping rumah Fitri. Malam itu juga aku resmi jadi Muslim, membaca syahadat yang diiringi bacaan bacaan cepat yang sama sekali tidak masuk ditelinga sialanku ini. Isak tangis memenuhi masjid, Fitri menangis tersedu sedu sambil memeluk ibunya, Ayah fitri berada dibelakang mereka mengusap ujung lengan mereka. Seperti melihatku mati diterka singa saja :v. Pak ustadz yang selesai mebaca mantra mantra tadi menyeka ujung matanya yang penuh dengan air mata, warga setempat yang menontonpun terisak isak sampai seperti sesak nafas. Dan aku? Aku bingung kenapa mereka menangis,harusnya mereka segera mengatakan selamat padaku, menyalamiku , atau memberiku hadiah. Tapi mereka malah menatapku nanar. Saat itu terbesit juga dipikiran ku tentang ayah,Ibu , dan gemma. Mereka tahu aku suka kepada fitri, mereka tahu aku setiap hari menemuinya meskipun jarak dari rumahku kerumahnya 7km. Tapi mereka tidak tahu Jika aku sedang belajar tentang muslim. Dan malam itu, ketika aku sedang ditangisi puluhan orang di masjid, mereka mengira bahwa aku, Harry- anak Kebencian mereka - Bahwa sekarang aku sedang main golf bersama si Horan, Adiknya greg teman kakakku gemma. Ketika itu aku berpikir bagaimana bisa aku menceritakan semuanya, apa mereka setuju? Apa mereka mau menerima ku? Entahlah.
Lamunanku berhenti setelah Ayahnya Fitri-om dede- memelukku dan memberi nasihat yang amat panjang. Fitri melirikku dan tersenyum dibalik Punggung ibunya. Alih alih mendengarkan nasihat bapaknya, aku malah menikmati senyum manis Fitri,sialan sekali aku ini.setelah itu ayahnya mengantarku pulang dan aku mempersiapkan mental untung bercerita pada keluargaku siapa aku sekarang ini.
"Apa? Kamu masuk islam?"
" iya yah"
"Kenapa kamu gak pernah cerita sama ayah ataupun ibu? Kenapa kamu ninggalin kepercayaan kita!"
"Cerita? Apa ayah sama ibu punya waktu selain buat kerja dan membangga banggakan kak gemma? Apa kalian peduli aku? Kalian pernah ngajarin aku tentang ketuhanan? Enggak kan"
"Ibu minta maaf Hazz(nama panggilanku), Ibu tau kami yang salah. Tapi apa islam itu bisa menjamin kamu?" Kata ibu dengan sombong dan angkuh, tak ada rasa bersalah sedikitpun dimatanya.
"Udahlah, aku cape sama kalian, Gak pernah ngehargain keputusan orang lain" bentakku lagi, padahal Fitri bilang bahwa seorang muslim yang baik tidak akan membentak orang tua,Tapi siapa peduli kalo orang tuanya seperti mereka.
Seminggu kemudian aku berusaha menjadi muslim yang baik, Sholat, membaca iqro(permulaan dalam al-quran). Keluargaku semakin tidak mempedulikanku dan akupun memutuskan untuk pergi, bukan kabur,tapi aku akan merantau jauh,mencari kerja mungkin- ,meninggalkan fitri(oh ya, fitri juga kala itu sedang belajar untuk menyelesaikan hafalan 30 juz nya dan aku tidak pernah bertemu dengannya lagi, sejak dua minggu itu, sebelum pergi, ia meninggalkan satu guru ngaji untukku )dan membuktikan pada mereka bahwa aku bisa menjadi orang yang berguna. Ketika aku meminta izin pada ayah dan ibu untuk pergi, tak ada yang melarang dan tak ada air mata yang sama seperti kepergian gemma dulu saat hendak berkuliah ke oxford. Memang aku merasa seperti anak yang dipungut.
Dua bulan setelah kepergianku tak ada satupun keluargaku yang menelponku, aku pun mencoba memberanikan diri untuk menelponnya dan mereka sama sekali tak merindukanku. Hari hari kujalani seperti biasa tanpa memikirkan apapun termasuk keluargaku dan fitri. Aku tetap rutin menelpon ayah ibuku dua bulan satu kali. Kenapa begitu? Karena sudah kubilang mereka tak mempedulikanku. Satu tahun pertama aku mengikuti latihan bisnis yang dengan latihan saja aku sudah bisa membeli rumah. Syukurku pada Allah, entah mengapa semakin lancar dan rajin aku mengaji, semakin Lancar pula rezeki ku;)
Dan sekarang, Masa ini, usia ku dua puluh tahun aku tak mengerti lagi, bagaimana bisa aku sesukses ini, bagaimana bisa ada orang yang tiba tiba memberiku modal ratusan juta .karena modal itu aku sekarang amat sukses diwaktu yang sangat cepat. Seperti biasa, sekarang adalah waktunya menelepon orang tua ku
"Ayah? Apa kabar"
"Lihat ke pintu rumah nak"
Ah sial, sudah firasat kalo begitu dia pasti datang kemari,dia pasti menemuiku. Dan benar saja dia datang bersama ibuku, aku memeluknya-ternyata aku bisa rindu juga pada mereka- dan ada sesuatu yang aneh, Oh! Ibuku memakai kerudung! Apaa? Dia muslim juga? Kemudian turunlah dua wanita yang tidak asing lagi dari mobil ayahku-siapa lagi kalo bukan gemma dan Fitri! Oh kedua wanita berhijab itu berlari kecil tak sabar menemuiku.. tunggu? Dua wanita berhijab? Ya! Gemma kakakku juga ternyata seorang muslimah sekarang. Betapa bahagianya aku yaAllah. Bagaimana keajaiban ini hanya terjadi dalam kurun waktu dua tahun? YaAllah terimakasih telah memberikan keluargaku kesempatan untuk bertaubat, untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Eh apa ayahku muslim juga? Tentu saja! Tadi dia datang mengangkat telponku dengan mengucapkan salam yang fasih dan aku tak menyadarinya sedikitpun.
Malam harinya kami makan malam bersama, aku bercerita tentang usahaku, dan satu persatu dari mereka mulai tumbang dan pergi ke kamar yang aku sediakan untuk tidur,Kecuali gemma,kakakku yang cantik mengungkapkan segalanya.
"Sebenarnya kami menyayangimu hazz,sangat sayang. Tapi kamu sendiri yang memutuskan untuk menjadi nakal pada usia 15 tahun setelah mengenal dunia gelap, kamu gak pernah lagi belajar, dan gak peduli lagi sama kita. Kita berusaha buat deket sama kamu, tapi kamu malah menjauh. Kamu gak bisa mutusin keputusan buat diri kamu sendiri dan kami kecewa. Dan saat kamu memutuskan untuk menjadi muslim, kami bangga, meskipun itu bukan agama kami, tapi kamu bangga kamu punya keputusan sendiri dan rela ngambil keputusan sebesar itu. Saat kamu memutuskan buat merantau dan mencari hidup, kami semakin yakin kalo kamu udah berubah lewat agama kamu, kami khawatir kamu pergi, tapi kami bangga akhirnya kamu dewasa " mata gemma mulai merah dan berair sementara mataku daritadi sudah tak bisa lag menahan tangis
"Kami mengikuti kemana kamu pergi, kami kirim mata mata, dan saat kami tahu apa yang kamu lakukan, kami berhenti memata matai. Bulan kedua kamu pergi, Fitri datang nyari kamu dan kami malah memaksa diri untuk meminta bantuan fitri untuk menjadi muslim,kamu inspirasi kami, kamu haz bukan aku. Dua minggu pertama sebelum kamu pergi, Wajah kamu selalu tenang, sejak saat itu kami tertarik. Dan saat Fitri datang, kami rasa dia memang jawaban dari semua ketertarikan kita, bulan keempat saat kamu pergi kami membaca syahadat ditempat yang sama sama kamu. Saat itulah kami lebih bahagia dan kenapa kami gak menghubungi kamu? Kami sengaja, kami mau kamu terus berusaha tanpa gangguan kami karena kami tahu kamu terlanjur benci atau apalah itu.dan saat kamu butuh modal besar untuk usaha, ayah mengirim nya dan menjual mobil kamu yang ayah berikan saat ulang tahun kamu yang ke 17. Kenapa? Ayah tahu kalau kamu suka sukses dengan usaha dan modal sendiri. Itu ayah haz, Bukan miliader itu yang kasih kamu modal. Dan saat kami dengar kamu sudah sukses , kami akan datang ditanggal kamu menelepon kami , dan aku disini buat kasih tau ke kamu ini semua. Buat bilang kalo kami bangga punya kamu. Kamu inspirasi dan jantung buat kami. Makasih Hazz" lanjut gemma dengan isakan tangisnya dan aku mendengarkan tanpa mengeluarkan sepatah katapun karena mulutku sudah dipenuhi oleh tangis. Gemma lalu mencium pipi kananku dan memelukku-hal yang ia lakukan saat aku kecil-Ternyata begitu indah hidupku, ternyata selama ini aku salah menilai, dua tahun yang istimewa bagiku terimakasih yaAllah telah mengirimkan Fitri disaat terurukku.
TAMAT*Maaf ya bro kalo gaje dan gak nyambung:v ini bukan rasis juga ya bro inu cuma cerita :v maaf banget bro ini pertama kali nulis di WP :v pasti gaje dan booring bacanya :" maaf kalo typo juga. Maaf kalo gak nyambung. Silahkan komen mana yang perlu dikoreksi ya bro :v makasih reader pertama:) doain aku sukses selalu broo