Haii semuaa.. iya iya maap baru publish.
Otak gue mentok ga ada ide, efek quarantine author jadi males mikir hwhwwSo,
Happy reading and enjoy!❤️
🦶🦶🦶
Keesokan harinya, Abel sekolah seperti biasa. Ia sendirian dirumah karena ayahnya belum pulang dari rumah sakit dan ibunya menemani ayahnya dirumah sakit.
Ia menuruni anak tangga untuk sampai ke ruang makan di lantai bawah dengan perlahan.
Seperti biasa,ada bik Inah yang sedang menyiapkan sarapan."Pagi non Abel" sapa bik Inah dengan manis
"Pagi bik" sapa balik Abel tak kalah manis
Bik Inah memperhatikan wajah Abel yang terlihat berbeda dari biasanya. "Hm..non Abel teh kenapa atuh pagi-pagi mukanya udah ditekuk,belum disetrika yah?"
"Ih bibi mah, Abel kesepian bik biasanya kan sarapan bertiga sama ayah sama bunda juga, sekarang cuman sama bik Inah"
"Aihh kenapa emangnya kalo cuman sama bibi? Non nggak suka?"
"Bukan gitu bi, ya sepi aja rasanya"
"Hm yaudah atuh ini sarapannya udah bibi siapin, susu coklatnya juga. Bibi balik ke dapur ya non" pamit bik Inah
"Eh jangan bi, bibi sarapan disini aja sama Abel" cegah Abel
"Aduh nggak deh non bibi ke belakang aja—"
Dengan cepat Abel mengambil tangan bik Inah dan menariknya untuk duduk disampingnya
"Udah udah sini bibi duduk, bibi mau makan apa? Mau sayur sop? Atau nugget? Biar Abel ambilin"
Abel mengambil piring, dua centong nasi dengan lauk sayur sop dan beberapa potong nugget.
Awalnya bik Inah menolak, namun Abel dengan 1001 jurus merayu bik Inah dan akhirnya mereka makan bersama di meja makan sesekali diiringi obrolan.
***
Setelah selesai makan Abel cepat-cepat memakai sepatunya, karena keasikan ngobrol dengan bik Inah tadi ia jadi terlambat 5 menit daari biasanya.Abel melangkah kan kakinya menuju gerbang dan segera menutupnya.
"Kalo gue pesen taksi online bakal lama, apa gue jalan ke depan aja ya cari taksi atau bis" gumamnya
Akhirnya Abel memutuskan untuk berjalan kaki keluar komplek untuk mencari taksi, tidak terlalu jauh hanya membutuhkan waktu 5 menit berjalan kaki dari rumahnya menuju keluar komplek, masih tersisa waktu 25 menit sebelum gerbang sekolah ditutup. Sekalian olahraga pagi, pikirnya.
Saat sudah menempuh sekitar setengah perjalanan tiba-tiba ada seorang pengendara motor berhenti di sampingnya, mau tak mau Abel juga ikut berhenti.
Abel menyipitkan matanya menatap pemuda tersebut yang juga memakai seragam yang sama.
Pemuda tersebut melepaskan helm nya dan menyapa Abel. "Hai" sapa nya sambil melambaikan tangan
"Eh..hai, lo kenal gue?"
"Iya, lo lupa sama gue?"
Abel terdiam sejenak mengingat-ngingat apakah dia pernah bertemu dengannya atau tidak. Lama terdiam, akhirnya Abel bersuara
"Ohh kak Ali ya?" tebak Abel
Ali terkekeh melihat Abel menjawab seperti anak kecil yang diberi tebak-tebakan.
"Hehe iya, lo anak baru itu kan?"
Abel mengangguk
"Oh ya lo ngapain lewat sini kak?"
"Panggil Ali aja lah"
"Hah? Nggak deh, nggak enak gue" jawab Abel seraya cengengesan
Ali terkekeh, "yaudah terserah lo, rumah gue kan emang dikomplek sini"
" oh ya? Rumah kakak nomer berapa?" tanya Abel,kepo.
"Nomer 95"
Abel terkejut, itu artinya dekat dengan rumahnya dong hanya berjarak 2 rumah saja.
Tapi kenapa ia tidak tahu? Hmm kayaknya Abel perlu keluar rumah walau hanya jalan-jalan sebentar dan menyapa para tetangga. Karena selama ini Abel tidak keluar rumah kalau tidak penting jadi ia kurang tahu tentang keadaan sekitar dan tetangganya."Eh beneran kak? Rumah gue nomer 97" beo Abel
"Oh ya? Deket dong ya? Eh lo berangkat naik apa?"
"Ehm naik taksi nanti didepan"
"Bareng gue aja yuk" tawar Ali
"Ah? Ayo kak!" Abel dengan semangat 45 dan tanpa malu. Urat malu lo kemana Bel.
Ali tertawa. Biasanya cewek akan malu-malu bila diajak cowok, lah ini?
Ali memberikan helm kepada Abel, dan menginstruksikan Abel untuk naik ke motor.
$$$$
Selama diperjalanan Abel bersenandung kecil, entahlah ia merasa senang karena hari ini ia akan menemui orang tua Devan, cielah ketemu calon mertua ceritanya.
Ali melirik Abel melalui spionnya.
Manis. -batinnya
Setelah sampai disekolah untung gerbang sekolah belum ditutup, entah bagaimana nasibnya jika tadi tidak ada Ali dan Abel naik taksi.
Saat menuju ke parkiran, semua murid SMA Dwi Bhakti memandangnya. Siapa sih yang tidak mengenal Ali Nugraha, siswa yang terkenal akan kepintarannya, ganteng? Jelas. Semua cewek-cewek berebut untuk mendapatkan hatinya.
Abel menunduk malu, satu sekolah memandangnya tidak suka, namun ada juga yang malah terang-terangan menyebut Abel dan Ali serasi.
"Bel, maaf gue nggak bisa nganter lo ke kelas, gue ada urusan bentar di TU" ujar Ali tak enak hati
"Nggak papa kali kak, makasih ya udah kasih tumpangan, gue ke kelas dulu" pamit Abel
Dan kini keduanya berpisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku,pengagum rahasiamu. (Hiatus)
Подростковая литератураPengagum rahasia? Ya,apa yang terlintas dipikiran kalian tentang pengagum rahasia? Seseorang yang menyukai lawan jenisnya namun tak mampu melakukan apa-apa? Ya itu adalah gue. Dulu waktu gue SMP sampe SEKARANG gue suka sama seseorang,seseorang yang...