Wajah tampan memang jadi incaran, tapi attitude lebih menarik perhatian.
-
"Lo yang temenin Dani ya Za"
"Apa?!" Kanza melotot sambil berdiri menggebrak mejanya sendiri. Novia yang disampingnya menarik ujung seragam batik yang ia kenakan agar kembali duduk di bangku tanpa melakukan reaksi berlebihan seperti itu.
"Ehehe sorry guys kelepasan" Kanza kembali duduk setelah melihat raut aneh dari wajah teman-temannya.
"Kenapa harus gue?" Tanyanya sok cool melupakan kejadian lebay tadi.
"Kan tadi lo yang baca, jadi... emm" Ridho tergagap dilihat sedemikian intens oleh Kanza.
"Jadi?" Kanza menaikkan alis sebelah kanannya.
"Kan biar ada hubungannya gitu" mungkin itu alasan yang lebih pas menurut Ridho, ia gugup bukan main ditatap oleh Kanza.
"Hubungan apa? Kan gue cuma baca?" Nadanya memang datar tanpa intonasi berarti, tapi tatapannya itu hlo, membuat Ridho merinding disko.
"Please Za" Ridho menurunkan gengsinya memohon kepada Kanza.
"Kenapa harus gue sihh" Kanza kesal sendiri. Tidak ada teman yang membelanya, seolah mereka memang berniat menjadikannya tumbal.
"Ehmm gini Za, lo kan tadi yang baca. Jadi yaa gimana ya, lebih faham juga sama apa yang lo baca. Aduhh gimana sih" Wildan yang berniat membantu membujuk jadi bingung sendiri.
"Hla gimana?" Tanya Kanza heran.
"Please lahh Za"
"Tapi kalian tahu kan kalo dari dulu gue jarang banget akur sama tuh guru"
"Siapa tahu ini jalan biar kalian akur"
"Aamiin" semua yang didalam kelas turut mendoakan kelangsungan hidup Kanza bersama sang guru matematika.
"Bodoamat" mood nya hancur sudah, mungkin benar kata neneknya jangan terlalu tertawa berlebihan nanti jadi sebaliknya dan kini ia badmood berlebihan. Alay!
"Lo mau kan?" Tanya Ridho sekali lagi, Kanza melirik semua teman-temannya yang menatap penuh harap.
"Ada syaratnya" ucapnya datar.
"Kami penuhi!" Jawab mereka semangat, Kanza heran sendiri mengapa kelasnya jadi sekompak ini? Oh, tentu saja Kanza tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini.
"Eskrim stroberi"
"Siapp!!"
"Tiga puluh hari berturut-turut"
"Siapp!!"
"Pagi siang sore"
"Si---ap?" Mereka mulai berfikir, Kanza juga begitu. Kalau ia mengkonsumsi eskrim sebanyak dan sesering itu, bisa-bisa yang terjadi ia mengalami penyumbatan arteri. Bahaya, harus diralat.
"Lo yakin? Tiga puluh hari? Pagi siang sore? Eskrim stroberi?" Tanya Novia heran. Meskipun ia yakin Kanza sanggup memakan eskrim stroberi sebanyak itu, bahkan ia sahabatnya satu ini pernah makan lima cup eskrim dalam sekali waktu. Tapi syaratnya kali ini terlalu ekstrim.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIDAK MAU JADI GURU!
Novela JuvenilBukan cerita tentang gadis pemberontak yang membenci guru kemudian jatuh cinta pada gurunya. Kanza Nadira, gadis tomboy namun pandai make up, berpenampilan sederhana namun sangat pandai mendesain baju modis, suka menggambar apapun terutama gambar ba...