Absen dulu, kuy.
A. Pembaca baru
B. Baca ulang
Follow akun ini supaya kalian dapat notif update-an With You, ya.
Happy Reading.
***
Getha berdiri mematung menatap gundukan tanah dengan nama REYGAN ARGARA yang tertulis pada nisan dengan banyak taburan bunga itu. Kuburan itu terlihat nampak masih sangat baru, dan tanahnya pun terlihat masih basah. Getha duduk tersungkur menatap kosong gundukan tanah didepannya, mata gadis itu pun berkaca-kaca.
"Arga.." gumamnya dengan suara bergetar, kedua tangannya terulur hendak mengusap nisan gundukan didepannya.
"Aku enggak nyangka kamu bakal pergi secepat ini," ucap gadis itu disela tangisnya.
"Semoga kamu tenang disana ya, Ar. Tuhan emang sayang sama kamu, makanya dia panggil kamu sekarang. Sekarang kamu udah enggak rasain sakit apapun lagi kan, Ar?" Getha memejamkan matanya, kepalanya pun ia tumpukan pada nisan Arga.
"Ada satu hal yang belum kamu tahu, Ar. Aku sayang sama kamu." Getha semakin terisak saat membayangkan kebersamaannya dulu saat bersama Arga.
Setelah puas menumpahkan keluh kesahnya, Getha mengusap airmatanya dengan kasar. Lalu gadis itu menangkupkan kedua tangannya dengan kepala tertunduk, gadis itu membacakan doa untuk almarhum mantan pacarnya. Dan berharap ia bisa menerima kepergian Arga dengan ikhlas.
Getha bangkit berdiri, sedangkan kedua matanya menatap sendu gundukan tanah didepannya. Gadis itu menghela nafas panjang, rasanya sangat berat ditinggal oleh orang yang kita sayang untuk selama-lamanya.
"Maaf sebelumnya, apa ini dengan Getha Nathalia?" pria berumur nan berbadan kekar itu menepuk pelan bahu Getha, membuat empunya berjingkut kaget.
"Iya, ada apa, ya?" tanya Getha sesopan mungkin, suaranya pun terdengar sangat serak.
"Ini ada titipan dari Tuan muda," pria itu memberikan bingkisan kecil pada Getha. Dengan ragu Getha menerima bingkisan dari pria itu.
Getha memperhatikan bingkisan kecil yang kini ia genggam, lalu beralih menatap penuh tanya pada pria didepannya. "Dari siapa, Pak?" tanyanya dengan satu alis terangkat.
"Tuan muda Reygan Argara. Beliau berpesan pada saya untuk memberikan bingkisan ini saat Nona berkungjung ke tempat peristirahatan terakhirnya." jelas pria itu dengan nada suara yang terdengar menyedihkan.
Getha mengangguk, kini ia mengerti siapa pria didepannya. "Terus sekarang Arga nya mana, Pak?" tanyanya dengan mata berkaca-kaca.
Pria itu terlihat menghela nafas panjang. "Saya tahu ini terasa sangat berat untuk Nona, tapi disini bukan hanya Nona yang merasa kehilangan dengan kepergian Tuan muda Arga, kami semuapun merasakan hal yang sama. Kalau begitu saya pamit, Permisi." jelas pria itu sebelum undur diri dari hadapan Getha.
Getha menatap punggung tegap pria itu yang kini sudah berjalan menjauh. "Arga.. aku akan berusaha ikhlas." gadis itu memejamkan matanya, sebelum akhirnya melangkah pergi meningggalkan area pemakaman Arga.
Disisi lain, seorang pemuda berpakaian serba hitam dengan kacamata hitam mengkikat yang terlihat mahal, berdiri dibalik pohon beringin memperhatikan gadis yang terlihat sangat rapuh itu.
"Gue janji akan bahagiain lo, Ge." ucapnya dengan penuh tekad dan keyakinan, sebelum akhirnya melenggang pergi.
***
Kini Getha berada di dalam kamar apartmennya yang sempat ia tinggali selama beberapa bulan saat SMA. Apartmen ini juga menyimpan banyak kenangan, termasuk kenangan bersama Arga dan juga sahabat-sahabatnya yang kini sudah sibuk dengan kehidupan perkuliahan masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU
Teen Fiction[PROSES REVISI] Ini tentang Getha Nathalia dan dunianya yang berubah 180° semenjak bertemu dengan kedua orang tua kandungnya. Di saat kerumitan di dalam hidupnya di mulai, sesosok laki-laki bernama Reygan Argara membuat kerumitan hidup yang di ala...