Desember.
Bulan yang identik dengan salju, dingin, dan Natal. Sudah satu minggu Harry menginap di rumah Ron. Setiap libur panjang seperti sekarang ini, dia pasti menginap di The Burrow. Dia tidak akan betah berlama-lama di Privet Drive. Bagi Harry, The Burrow adalah rumahnya setelah Hogwarts.
Tidak hanya Harry yang menginap. Hermione, Tonks, dan Lupin ada di sini juga.
"Ngapain kau juga ikutan? Sana, bantu Mommy buat kue!" usir Ron pada Ginny.
"Tidak mau," jawab Ginny sekenanya, membuat Harry dan Hermione terkikik pelan. Kini mereka berempat duduk berkumpul di tengah perapian kecil di kamar Ron.
"Tidak apa-apa, Ron. Aku tidak hanya perempuan sendiri," kata Hermione membenarkan posisi duduknya.
"Kau mau bicara apa, Hermione?" tanya Harry.
"Oh, ya, aku nyaris lupa. Well, jadi begini..." Hermione memulai pembicaraan dengan seulas senyuman di bibir. "Kalian masih ingat Viktor? Viktor Krum?"
Harry dan Ginny mengangguk. "Dari Durmstrang itu?" tanya Ron dengan nada tak suka. Padahal dulu dia adalah fans berat Krum. "Dia masih menghubungimu?"
"Tentu saja masih. Kalian tahu waktu keempat—dua tahun yang lalu, dia memberiku sebuah kalung."
"Dan kau bawa ke sini?" tanya Ron sensi. Harry dan Ginny meliriknya, tahu bahwa Ron tidak menyukai Krum karena dia dekat dengan Hermione.
"Of course not. Kalung itu terlalu berharga untuk dibawa, jadi kutinggal di kamar saja daripada hilang," kata Hermione senyum. Telinga Ron mulai memerah. Hatinya sedikit panas mengingat Hermione masih belum melupakan Krum.
"Kaupikir rumah ini ada hantu jahil sejenis Peeves? Tidak ada yang mau mencuri kalung berhargamu, Err-my-knee," sahut Ron mengikuti persis cara mengucapkan nama Hermione seperti Krum.
Mendengar suara Molly memanggil Ginny untuk turun, Ginny pun langsung ke bawah menemui ibunya di dapur. Tak beberapa lama setelah Ginny pergi, Ron langsung bangkit, meninggalkan keduanya dalam kebingungan.
"Ron, kau mau ke mana?" Harry segera menyusul Ron namun Ron sudah lebih dulu ber-Apparate.
Harry kembali masuk ke kamar Ron. Tidak ada siapa-siapa di sana. Hermione ber-Apparate juga. Harry pun panik. Dia segera turun, berpapasan bertemu Ginny yang membawa senampan kue kering.
"Kau mau, Harry?"
Harry menggeleng cepat. "Kau melihat Hermione?"
Ginny mengerutkan alis. "Tidak, aku tidak melihatnya. Bukannya kalian bertiga di kamar Ron?"
Harry menelan ludah susah payah. "Dia—maksudku mereka berdua ber-Apparate, Ginny!"
Raut wajah Ginny begitu kaget, nyaris menjatuhkan nampan kue kering itu. "A—apa? Me—mereka... ber-Apparate?"