part 39

1.5K 96 36
                                    

Der pov

"Sekali lagi gue gak bisa. Maaf!" Aku segera melangkah pergi meninggalkan yura yang masih berdiri mematung. Mungkin kalian akan beranggapan kalau aku ini kejam. Tapi aku tak ingin terus-menerus membuatnya menangis.

"Kak." Panggilnya sedikit parau. Tapi masih terdengar samar olehku. Tapi aku terus melangkah tak menghiraukannya.

Diperjalanan menuju kelas. Aku terus kepikiran dengan apa yang yura lakukan padaku. Aku sempat memegang bibirku yang dicium olehnya.

"Maafin gue ya la." Gumamku. Aku merasa berdosa pada kayla, tak mungkin aku bilang ke kayla, kalau aku. Akh kenapa semua ini harus terjadi. Aku gusar sambil mengacak-acak rambutku kasar.

"Wey kampret." Teriakan rey membuyarkan lamunanku.

"Lo dari mana sih. Gue cari-cari ternyata lo disini." Rey sedikit ngos-ngosan.

"Gue. Gue dari-" ucapku tertahan. Gak mungkin kan kalau aku bilang tadi habis ditembak yura.

"Gue. Dari toilet." Tambahku.

"Pantesan."

"Emang ada apa lo cari gue?" Tanyaku.

"Tuh bini lo nyariin. Kuping gue sampe panas dengerin omelan ibu negara lo itu." Cerocos sirey.

Aku menepuk dahiku."Ya ampun, gue lupa." Aku segera berlari menemui ibu negaraku itu. Bisa ancur nih badanku kena amukannya.

Kayla pov



"Ck!Ya tuhan, si dera kemana sih. Dari tadi ditungguin juga." Aku sedikit kesal dengan kekasihku itu. Kebiasaan deh kalau ditungguin gak tepat waktu.

Aku mondar-mandir gak jelas. Nungguin tuh anak.

"Awas aja ya kalau udah datang. Abis sama gue." Aku terus ngomel sendiri.

"Maaf ya sayang, kamu pasti nunggu lama." Ucap seseorang sambil memelukku dari belakang. Tapi aku masih diam tak mengubrisnya karena aku sudah sangat kesal dengannya.

"Sayang." Ucapnya lagi. Tapi aku masih diam.

"Sayang. Maafin aku ya." Dia malah semakin mengeratkan pelukannya. Dan kepalanya semakin masuk kecuruk leherku. Aku sedikit geli dibuatnya.

"Ikh. Nih tempat umum" aku segera membalikan posisiku sambil ku lepaskan pelukannya dari tubuhku.

"Takut mau ya." Godanya sambil mencolek daguku.

"Ikh. Kamu dari mana hah. Dari tadi aku nungguin kamu tahu gak. 1 jam aku nunggu kamu disini." Omelku. Dan dia pun segera menutup kedua telinganya. Bodo amat lah berisik juga orang lagi kesel.

"Ya aku minta maaf, tadi ada urusan sebentar. Kamu jangan marah lagi ya." Ucapnya. Dengan wajah memelas

"Bodo akh." Aku menyilangkan kedua tanganku didada. Sumpah ya kalau bukan tempat umum udah aku acak-acak mukanya itu. Untung cinta, untung sayang.

"Aku minta ya sayang. Ya udah, sebagai tanda permohonan maafku, gimana kalau malam ini kita dinner. Hm" ucapnya sambil mencium bibirku sekilas. Untung aja gak ada orang yang lewat.

"Ya udah aku maafin. Tapi awas ya kalau kaya gini lagi. Aku talak tiga nanti." Dera malah tertawa mendengar ucapanku. Aku pun mengernyitkan dahiku.

"Lah, kenapa ketawa. Emangnya ada yang lucu."

"Gak ada." Ucapnya.

"Terus kenapa kamu ketawa?" Tanyaku heran.

"Ya, pengen ketawa aja. Emang gak boleh. Hm?" Tanyanya sambil kembali memelukku. Membuat tubuhku menempel ke tubuhnya.

"I love you la. Aku bener-bener sayang sama kamu. Aku gak mau kehilangan kamu." Dia semakin mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku sedikit gugup dibuatnya. Pasalnya ini tempat umum.

Aku pun langsung mendorong pundaknya menjauh dari wajahku. Ku lihat dia sedikit heran melihatku. Mungkin dia akan bertanya, kenapa?.

"Ini tempat umum sayang. Malu ikh." Ucapku sedikit pelan. Dia hanya tersenyum.

"Nanti lanjut dirumah ya." Ucapnya sedikit nakal. Sambil mencubit hidungnya. Aku hanya mengangguk.

Dera pun langsung memelukku erat.



Author pov





Tampak dera dan kayla begitu bahagia menikmati kebersamaannya. Tapi disisi lain ada hati yang terluka melihat kemesraan dera dan kayla. Tak henti-hentinya air mata mengalir deras dimata indahnya itu. Begitu sakit hatinya saat ini.

Kak, aku memang tak bisa milikin hati kakak. Meski hatiku sakit melihat ini semua. Tapi aku yakin suatu saat nanti, aku yang akan berada disampingmu kelak.

Yura pun kembali melangkah menuju kelasnya. Dengan mata sembab dan bekas air mata yang masih terlihat dipipi tirusnya.

"Loh ra, lo kenapa? Lo habis nangis?" Tanya nia sahabatnya yura. Nia sedikit terkejut melihat keadaan yura dengan wajah kusutnya. Yura hanya diam tak menimpali pertanyaan dari sahabatnya itu.

Yura pun segera mendudukkan pantatnya dan menyandarkan tubuhnya.

"Ra, lo cerita sama gue. Ada apa." Ucap nia sambil duduk disamping yura. Tiba-tiba yura memeluk nia dan menangis sejadi-jadinya.

"Kalau lo belum siap cerita juga enggak apa-apa kok. Menangis lah kalau itu buat lo lebih tenang." Nia mengelus rambut yura lembut. Tapi dalam otak nia masih bertanya-tanya dengan keadaan sahabatnya ini. Tapi dia tak mau membuat sahabatnya ini menjadi lebih sedih lagi.

Lo kenapa sih ra, apa yang membuat lo jadi menangis seperti ini-batin nia.

Tak lama yura pun melepaskan pelukannya dari nia.

"Aku." Ucap yura parau dengan suaranya yang serak akibat tangisannya tadi.

"Lo ceritanya nanti aja. Saat hati dan pikiran lo udah tenang." Ucap nia. Yura hanya menganguk.

"Sekarang kita balik aja ya. Gue anter lo pulang." Yura mengangguk.

Mereka berdua pun keluar dari kelas untuk pulang.

Diparkiran..

"Lo tunggu disini. Gue ambil mobil dulu." Ucap nia. Yura hanya mengangguk. Tapi tiba-tiba 

Bruuuuukkkk.. tubuh yura terjatuh ke tanah.

Nia yang melihat itu pun sontak terkejut.

"Ra, ra. Yura bangun." Nia pun menepuk-nepuk pipi yura, tapi nihil yura sudah tak sadarkan diri.





Sebenarnya aku tuh kasian kalau part ada yuranya. Sedih mulu, suka gak tega nulisnya. Tapi mau gimana lagi.

Selamat membaca😊



jodoh yang tak terduga 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang