Prolog

158 49 32
                                    

Cinta itu mengejutkan ya. Datang tiba-tiba. Memberikan sensasi dingin di sekujur tubuh. Melipat gandakan detak jantung yg seolah tengah marathon di tempat seakan tengah mencoba mendobrak keluar. Terus terbayang seseorang, membuat tersenyum dan tertawa bahkan sakit di waktu yg tidak menentu.

Cinta itu juga egois. Selalu mengutamakan kebahagiaan diri sendiri. Cinta itu mestinya saling memiliki antar dua orang saja, bukan tiga, empat dan lainnya.

Aku cinta kamu. Tapi cinta itu terlalu membutakan aku.

Kini, bagiku, Cinta itu pengorbanan. Mencoba baik-baik saja ketika kamu tersenyum bukan karna aku. Mencoba turut bahagia saat kamu terlalu menikmati kebersamaanmu dengan orang lain.

Mengatakan pada diriku sendiri bahwa aku tidak serapuh yg mereka kira. Padahal, aku selalu lemah jika sudah berada di dalam kamar, berteman dengan selimut, bantal dan kasur yg menjadi pelampiasan.

Mencoba berdamai dengan rasa sakit yg teramat luar biasa.

Kamu, cintaku. Kamu, patah hati paling di sengaja. Dan kamu, katakan padaku bagaimana caranya untuk berhenti dari segala sandiwara ini.

'aku baik-baik saja' ?

Are you believe it (?)

Jangan! Jangan pernah percaya.

Karna cintaku padamu telah melubangi jiwa dan hatiku. Memberikan luka teramat sangat menyiksa.

Cinta telah melambungkanku sangat tinggi, dan dari ketinggian itu pula aku terhempas ke dasar paling bawah.

Dan menghancurkanku berkeping-keping.

***

"Ayo pergi," lelaki itu sudah meraih tangan gadis di hadapannya.

"Tidak, Jim. Aku masih ingin di sini"

"Jangan bercanda! Sampai kapan ? Sampai air di sungai Han surut ?!"

Gadis itu tersenyum pedih. Hari sudah gelap, bulan dan bintang sudah menghiasi langit sejak tiga jam lalu.

"Kalau kau ingin pulang, pulanglah dulu. Biarkan aku di sini sendiri"

Helaan nafas berat terdengar dari bibir Jimin.

"Angel. Aku tau kau marah. Tapi jangan seperti ini"

Angel melepas genggaman tangan Jimin, tersenyum kaku dengan tatapan sendu.

"Aku tidak marah, Jim. Aku hanya kecewa dengan mereka. Sungguh!" Ucapnya mencoba meyakinkan.

Jimin mengusak rambutnya frustasi, bertolak pinggang.

"Lalu kau pikir dengan seperti ini masalahmu selesai ? Kemari lah"

Jimin merentangkan tangannya, kemudian menarik tubuh Angel kedalam pelukannya.

Hangat.

"Kau hanya harus mengucapkannya padaku jika butuh sandaran. Jangan buat aku merasa tidak berguna sebagai pacarmu. Jangan diam saja. Katakan apapun padaku. Hal tidak penting sekalipun, karna aku akan selalu mendengarkanmu. Menyediakan pundak untukmu bersandar, memberikanmu pelukan untuk menenangkan diri"

Tangan Jimin bergerak mengusap punggung Angel dengan lembut.

"Aku menyayangimu. Sangat"

Angel tersenyum, ucapan Jimin benar-benar menyentuh.

"Aku juga, Jim. Aku menyayangimu"

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya ia bisa menyimpan perasaan sedalam itu dan mempercayai Jimin sepenuhnya.

Tapi itu sebelum Cinta mulai berubah menjadi egois.

Kisah mereka bahagia dan sempurna, sebelum salah satu di antaranya mencoba untuk mencari kebahagiannya sendiri secara diam-diam.

Dan satu Cinta lainnya berubah menjadi pengorbanan dengan bendera bergambar hati yg retak berkibar dalam jiwa.

Cinta mereka rumit. Saling membodohi satu sama lain tanpa ada keinginan untuk saling meninggalkan.~

***


Jangan lupa untuk follow terlebih dahulu.

Berikan bintang kalian, karna satu bintang dari kalian sangat berharga bagi kemajuan cerita ini kedepannya.

Jangan lupa juga untuk komentar 💕

Hai, Bye.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang