Getting Worried

105 20 4
                                    

HAI SEMUAAA
Finally, aku kembali update kelanjutan ceritanya.
Terimakasih yang telah menunggu cerita ini berlanjut😊
HAPPY READING😘
·
·
·

     Pembelajaran seperti biasa. Semua murid terlihat fokus. Guru yang menerangkan di depan mereka, terlihat jelas dalam mengajar.

     Ivy juga seakan-akan berperan seperti manusia pada umumnya. Belajar dan mendengarkan penjelasan dari guru. Walau terkadang, matanya terfokus ke arah Bora.

     Tak sadar dalam kefokusannya itu, cahaya merah yang sangat menyilaukan mata, terpancar dan terlihat jelas di atas langit, menembus jendela kelas itu. Ivy yang menyadarinya langsung terkejut.

     Memang terlihat jelas pancaran cahaya itu langsung kearah Bora. Tapi sayang, hanya Ivy yang dapat melihatnya.

     “Bora-ya” panggil Ivy yang langsung menghampiri Bora dan memegang tangannya. Sontak para murid dan guru di kelas itu terfokus pada perbuatan Ivy.

     “Bu, saya izin keluar kelas bersama Bora, ada sesuatu hal yang sangat penting,” jelas Ivy yang agak sulit mengontrol napasnya karena terkejut dan khawatir.

     Bora yang melihat Ivy seperti itu menjadi kebingungan.

     “Baiklah-baiklah. Tapi cepat kembali ke kelas ya,” kata guru itu. Kebetulan guru itu adalah wali kelasnya, Bu Han.

     Ivy mengangguk dan menarik tangan Bora agar cepat keluar.

     Mereka lari dengan cepat. Ivy tak melepas tangan Bora. Ia begitu kencang memegangnya. Bora yang di belakangnya masih kebingungan dan mengikuti kemauan Ivy.

     Mereka terus berlari. Ivy sangat khawatir, dari raut wajahnya terlihat jelas. Pancaran cahaya itu masih memancar ke arah Bora. Ivy yang sedang berlari sambil memastikan cahaya itu dan Bora yang di belakangnya.

     Kini, tujuan Ivy saat ini adalah menemui Jayden, kepala yayasan sekolah. Karena Jayden-lah yang dekat dengan mereka saat ini.

     Keselamatan Bora penting bagi Ivy. Hatinya begitu sakit melihat Bora dalam keadaan seperti ini.

     Ivy yang masih memperhatikan cahaya itu, tiba-tiba cahaya itu makin lama makin pudar. Dan menghilang.

     Bora pingsan. Ivy makin panik. Ia segera menggendong Bora. Ia berlari cepat menuju tempat Jayden berada. Tak sadar, airmata Ivy keluar perlahan demi perlahan.

***

     Ivy mengetuk pintu ruangan Jayden dengan keras. Jayden membukanya dan kaget melihat Ivy yang sudah banjir airmata dengan posisi menggendong Bora.

     Jayden membawa mereka masuk dan mengunci pintu.

     Ivy menceritakan semua yang terjadi saat ini.

     “Sepertinya para iblis sudah mulai menyerang tubuh Bora. Kita harus mendahului mereka dengan melindungi Bora. Menurutku Bora harus mengetahui hal ini sebelum semuanya terlambat,” jelas Jayden.

     “Tidak! Tidak Jayden. Aku tidak setuju. Bagaimana nanti kalau Bora takut dan semakin khawatir dengan dirinya? Bagaimana kalau ia tidak mau menerima keadaan seperti ini? Emosi dia masih labil. Aku takut dia semakin tersakiti, Jayden” bantah Ivy yang masih meneteskan airmata.

     Entah mengapa hati Ivy begitu sakit melihat Bora berbaring lemah seperti itu.

     “Baiklah. Nanti malam kita berkumpul untuk membicarakan masalah ini,” kata Jayden menenangkan Ivy.

My Seven Black SwansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang