Memandangi meja kerja, Namjoon masih bercakap dengan Jung Hoseok. Bahkan, belum berganti pakaian yang tampak lusuh seperti wajahnya sendiri.
"Aku melakukan yang kau pinta, bukan? Hanya sewajarnya. Jadi untuk urusan pribadi, itu tidak kuselidiki. Aku juga tak bisa setiap waktu menyuguhimu berita mengenai Seokjin karena kemampuanku terbatas. Kau sendiri yang bilang mau jadi pendengar langsung nanti, ketika kalian mulai membina hubungan. Lalu, kini karena kehadiran gadis ini, kau jadi lesu?"
"Bukan begitu. Hanya saja. Sangat kebetulan. Ia menolak kuajak ke Seoul, karena tidak mau meninggalkan anaknya, dan mendadak gadis itu muncul. Kau tak di sana, Hoseok-ah. Mereka pelukan dan hampir berciuman. Itu jelas terlalu mesra untuk ukuran teman. Gadis itu bahkan mengaku beranak satu dan kak Seokjin—"
"Jadi, menyerah?"
Namjoon mengerjap. "Enak saja. Jarinya kosong. Kesempatanku masih terbuka lebar."
"Itu yang mau kudengar, tapi jangan nekat dulu. Ingat, kau di sana dalam masa pengamatan kerja. Sedikit saja ayahmu tahu kau melenceng, habislah sudah."
Namjoon mengerang, mulai melepas kancing kemeja. "Iya, aku tahu. Makanya bantu aku. Masih lama balik dari LA? Sendiri di apartemen sungguh membosankan."
"Tiga hari lagi. Kau itu punya cukup uang untuk beli unit sendiri, lebih malah, kenapa pakai punyaku?"
"Lebih baik berdua dari pada sendiri. Setidaknya ada yang mengingatkan jika aku kembali kambuh." Namjoon terkekeh saat disumpahserapahi kemudian.
Perasaannya jauh lebih baik setelah mengutarakan pikiran yang kalut. Walau masih menyimpan banyak tanda tanya, Namjoon hanya bisa mengikuti alur sambil mengumpulkan fakta. Ia memang sengaja memilih Gwacheon sebagai tempat pengamatan. Setengah mati menyelesaikan berkas pendukung untuk sampai ke sana, Namjoon menolak pergi tanpa hasil. Dengan kata lain, jika Seokjin belum ada dalam pelukan, ia takkan angkat kaki.
Sosok menawan itu tidak berubah. Tetap begitu memesona. Namjoon bahkan rela jadi patung di sudut kedai, seharian penuh cuma mengamati sosoknya yang tanpa cela.
Menurutmu bagaimana?
Namjoon menertawakan dirinya sendiri.
:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Twitterpated | NJ ✔
Fanfiction[BTS - Namjin] Cerita yang manis-manis gula. Tidak boleh banyak, tapi nagih jua. Sama sekali tidak berhubungan dengan burung biru sosial di sana. Ini ketika cinta melanda dirinya. Dunia hanya berporos padanya. Akankah sama-sama merasa? Atau malah, b...