#3: Our Marriage

10.4K 1.1K 56
                                    

Tujuh hari cepat berlalu, akhirnya, hari yang gue nanti-nantikan pun datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tujuh hari cepat berlalu, akhirnya, hari yang gue nanti-nantikan pun datang. Hari apa lagi yang gue nantikan selain hari pernikahan gue sama Pak Taeyong?

Ya. Sekarang adalah hari pernikahan gue sama Pak Taeyong. Ada rasa senang bercampur sedih. Senangnya, tentu karena gue bakal menikah sama Pak Taeyong. Sedangkan sedihnya, gue bakal tinggal jauh dari mama dan papa untuk pertama kalinya.

Sekarang kami semua sedang berada di aula. Gue duduk bersebelahan dengan Pak Taeyong. Dan dihadapan gue ada bapak penghulu dan papa gue.

Acara ijab qabul pun berlangsung khidmat. Semuanya bertepuk tangan setelah semuanya mengatakan 'sah', atau lebih tepatnya, gue sama Pak Taeyong sekarang telah resmi menjadi sepasang suami-istri.

Semuanya memanjatkan doa, mendoakan supaya tali pernikahan gue dengan Pak Taeyong tidak terputus. Gue sangat bahagia. Mungkin kalau perempuan lain ada di posisi gue, bakalan nangis kejer karena dijodohin sama laki-laki yang sama sekali enggak dia cintai. Tapi gue enggak, gue malah bahagia dengan perjodohan ini. Karena laki-laki yang dijodohin sama gue ini adalah laki-laki yang awalnya gue kagumi, sukai, dan mungkin besok bakal gue cintai.

Gue mencium punggung tangan Pak Taeyong setelah selesai saling menyematkan cincin nikah di jari manis masing-masing. Dan ini yang gue nanti-nantikan, Pak Taeyong mencium kening gue dalam waktu lima detik. Gue sangat menghayati ciuman hangat Pak Taeyong di kening gue untuk pertama kalinya. Setelahnya, kami berdua saling tersenyum. Tapi gue yakin, bahwa senyuman Pak Taeyong itu palsu, cuma topeng.

Selesai dengan semuanya, kami berdua pun duduk di kursi singgasana, merasakan nyamannya menjadi raja dan ratu dalam sehari. Kemudian bersalaman dengan semua para tamu undangan yang hadir.

"Rena! Ya ampun... Selamat ya!" Dia Jeon Somi, sahabat gue dari pertama masuk SMA, dan kita juga berkuliah di kampus dan fakultas yang sama. "Gue kaget sumpah, Ren. Baru gak ketemu tiga minggu, tiba-tiba aja gue dapet undangan pernikahan. Mana nikahnya sama... Pak Taeyong lagi. Selamat ya, buat kalian berdua. Semoga langgeng sampai maut memisahkan, dan yang pastinya, punya keturunan yang banyak."

Gue tertawa pelan mendengar ucapan selamat dan doa-doa dari Somi. "Aamiin... Makasih ya, Som, gue doain semoga lo juga cepet nyusul."

"Hehe, Aamiin..."

"Makasih ya, Somi." Kata Pak Taeyong.

Somi pun mengangguk. "Sama-sama, Pak. Tolong jagain Rena ya, Pak."

Refleks gue nyubit tangannya Somi.

"Rena memang orangnya sedikit bandel, kadang susah dibilangin, keras kepala, tapi sebenarnya Rena itu baik kok, orangnya juga asik. Dan yang pasti, Rena itu bikin nyaman." Kata Somi yang bikin gue terharu. "Iya, nyaman banget. Buktinya Rena aja masih setia sahabatan sama saya selama tujuh tahun ini."

Hello, Sir! | TAEYONG [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang