💫 Tiga

11K 1K 91
                                    

Jeno segera menghambur kearah haechan dan mark memencet tombol disebelah ranjang milik haechan. Sedangkan dongsook dan marvel menunggu disisi ranjang yang lain

Dokter dan perawat mulai memeriksa keadaan haechan dan yang lain memberi ruang pada para medis agar leluasa menjalankan pekerjaannya

"Nyonya Lee baik baik saja, hanya perlu istirahat total untuk masa pemulihan. Kalau begitu saya permisi"

Setelah dokter undur diri, jeno tergesa menghampiri haechan. Meraup tangan Haechan yang bebas dari tusukan infus dan menumpukan dahinya disana

Mark memberi isyarat pada dongsook dan marvel agar memberikan ruang bagi pasangan ini untuk memperbaiki hubungan mereka dan beranjak meninggalkan kamar rawat ini

"Aku minta maaf, aku tahu jika yang ku lakukan selama ini telah menyakiti hatimu dan membuatmu merasa buruk. Maafkan seluruh keegoisanku, egoku yang mendominasi diri ini. Aku tahu kata maaf mungkin terlalu kecil untuk semua kesalahan yang aku buat. Maka dari itu aku minta pengampunanmu" kaki jeno merosot hingga bertumpu pada lututnya.

Masih dengan posisi menyembunyikan wajah disebelah tangan Haechan. Masih dengan air mata penyesalan yang berderai. Jeno meluapkan semua pengakuan dosanya pada haechan.

Haechan yang masih lemah hanya bisa melantunkan nama jeno dengan lirih "jen..."

Jeno mengangkat wajahnya yang basah guna menatap haechan yang tersenyum tulus padanya

"Aku memaafkanmu.. Maaf aku belum bisa berbicara terlalu banyak"

Jeno mengusap air matanya dengan senyum mengembang lalu bangkit dan memeluk haechan ringan

"Kau terlalu baik haechan-ah.. Kau harusnya membenciku, mengumpatiku, memukulku atau membunuhku kalau perlu" ucapan jeno teredam diceruk leher haechan

Haechan mengelus surai jeno pelan "itu masih bisa ku lakukan nanti" dan berujar serak

Jeno memejamkan matanya untuk menikmati feromon haechan yang entah bagaimana bisa membuat jeno secandu ini

"Tapi jen.." haechan bertanya seraya mengelus lembut rambut jeno yang dibalas dengan deheman seadanya. Melupakan jika suara seraknya sangat menyulitkannya untuk berbicara

"Bagaimana keadaan jino?"

Jeno mengangkat kepalanya, menatap haechan yang masih pucat. Rona kemerahannya belum muncul secara natural. Dan jeno hanya bisa mengelus pipi yang kian menirus itu

"Kau bisa mengira sendiri seperti apa keadaannya" jeno menunjuk bangsal di sebelah kiri haechan dengan dagunya

Haechan menutup mulutnya tak percaya. Keadaan jino jauh lebih kritis darinya

Jeno yang melihat respon haechan hanya bisa mengenggam tangan haechan seraya mengelus permukaannya secara perlahan

"Yang bisa kita lakukan saat ini hanyalah berdoa... Tangan Tuhan jauh lebih luar biasa dalam menyembuhkan hambanya daripada perantara melalui tim medis"

Haechan menatap sendu jeno "tapi.. Bukankah lebih baik aku yang berada diposisi jino, jeno-ya... Dia terlalu rapuh untuk merasakan kerasnya berjuang"

Jeno mengeratkan genggaman tangan mereka "Maaf jika dulu aku membiarkanmu berjuang sendirian.. sekarang aku berada disampingmu untuk berjuang, menemani setiap langkahmu dalam keadaan apapun dan melindungimu kapanpun kau membutuhkanku"

Haechan menunduk, menitikkan air mata keharuan ketika melihat kesungguhan dalam pancaran mata tajam jeno

"Terima kasih jen..."

Jeno tersentak kala melihat setitik air mata disudut mata haechan namun perasaannya berubah hangat ketika haechan telah membiarkan dirinya untuk kembali ke pelukan jeno, selamanya

"Seharusnya aku yang berterima kasih padamu.. Telah menerima si brengsek ini untuk kembali dalam hidupmu" haechan tersenyum tipis

"Apapun akan aku lakukan untuk kembali menyatukan keluarga kita jen.."



















ʕ •ᴥ•ʔ

Selasa, 08/11/2022
11:14 a.m

Papa, Do You Love Me? | NoHyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang