:1: anak berbaju merah

2.2K 229 2
                                    

Dalam halaman belakang rumah mewah yang dihuni sebuah keluarga ada banyak misteri di dalamnya. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak laki laki dan dua anak perempuan. Rumah itu tampak seperti rumah biasa disekitarnya. Dalam kawasan rumah elit milik orang kaya. Rumah dengan halaman yang luas membentang, di belakang rumah terdapat hutan langsung yang masih jarang terjamah manusia.

Salah seorang anak perempua keluarga itu sedang bermain di halaman belakang. Anak dengan gaun warna merah berusia sekitar lima tahun. Rambutnya dikucir dua membuat si anak tampak menggemaskan. Ia mengejar kupu kupu yang tak bisa ia tangkap. Ia ingin menangkapnya untuk kakak laki lakinya. Kakak laki lakinya selalu menjadi orang yang hebat dimata anak itu. Dia selalu melindunginya dari ejekan teman temannya ketika ia tak melakukan hal dengan benar.

Tapi kakaknya selalu bilang "Jangan membenci orang." Itu yang membuatnya selalu kagum. Ia berhasil untuk tak membenci orang dan selalu tersenyum. Ia akan memberi kakaknya hadiah kupu kupu yang akan ia tangkap dengan tangannya sendiri.

Anak itu mengejar kupu kupu itu mengelilingi halaman. Anak itu tak sekalipun merasa lelah dan mengeluh ketika ia hampir menangkap kupu kupu. Ia berlari dengan girang mengikuti terbangnya kupu kupu. Tak akan melepasnya dengan mudah.

Tak disadari sepatu anak itu telah menginjak hutan yang berada di belakang halaman rumahnya. Ia sudah berjanji tak bermain terlalu jauh pada orang tuanya. Anak itu melihat sekeliling, ia tak tau dimana ia sekarang.

Hanya ada pohon pohon besar dan semak semak disini. Kupu kupu yang ia kejar pun sudah tak terlihat, entah pergi kemana. Anak itu melangkahkan kakinya mencari jalan pulang. Ayahnya selalu bilang " Jika kamu menemukan masalah, cobalah untuk mencari jalan keluarnya bukan malah pasrah dan menagis. Itu tak akan mengubah apapun."

Sambil menahan air matanya, anak itu menyusuri hutan itu dengan penuh rasa takut. Ia mencoba mengingat jalan yang ia lalui. Tetap saja ia tak berhasil untuk keluar. Hutan ini bagai labirin untuk anak itu. Terlalu membingunkan.

Anak itu berhenti, ia melihat seseorang dengan jubah hitam sedang mengambil apel dari pohonnya. Ia membawa keranjang yang hampir penuh. Dengan penuh harap anak itu mendatangi orang berjubah hitam.

Orang berjubah hitam itu menghentikan aktivitasnya, ia menoleh mendengar langkah orang datang. Anak kecil dengan gaun yang sedikit kotor dan robek terkena ranting pohon. Terlihat sangat menyedihkan.

Orang berjubah hitam itu mengulurkan lolipop dari balik jubahnya. Ia memberikan pada anak itu yang menatapnya penuh heran. "Ambil lah."

Anak itu memekik kegirangan ketika ia mendapatkan lolipop dari entah siapa dia. Anak dengan rambut panjang yang di kucir dua itu melompat kegirangan memegang lolipop yang di genggam tangannya. Seseorang dengan jubah serba hitam itu tersenyum senang saat ia berhasil mengambil hati anak itu. Ia memberikan satu lagi lolipop pada anak itu.

Si anak makin senang menerima dua lolipop dari orang berjubah hitam. Ia menatap orang yang mengenakan jubah hitam di depannya. Wajahnya tak terlalu terlihat karena tertutup oleh karudung jubah. Anak itu masih menatap penuh binar bahagia.

"Apa kau masih mau? Aku masih ada hal yang lebih dari lolipop itu." Tawarnya dengan suara yang lembut.

Anak itu mengangguk dengan semangat. Jika orang ini masih punya hal yang lebih dari lolipop ia masih mau. Apakah itu ice cream rasa vanilla atau rasa almond? Atau apakah itu yougurt rasa strowberi. Dia ingin semuanya.

Orang itu melambaikan tangannya, "Mendekatlah."

Anak itu menjadi ragu, orang tuanya mengatakan untuk tidak sembarangan mendekati seseorang yang tidak dikenalnya. Ia tak mau dimarahi orang tuanya saat kembali nanti. Lalu ia tak tau jug orang ini baik ataukah jahat.

"Apa kau tak mau? Aku masih punya banyak disini. Aku punya apa yang kau suka."

Anak itu menjadi ragu dengan peringatan orang tuanya. Ia ingin ice cream vanilla dan almond juga yougurt strawberi. Mungkinkah orang ini membawa semua itu untuknya.

Anak itu melangkah mendekati orang itu. Ia behenti tepat dihadapan orang berjubah hitam. Ia menatap dengan binar mata yang menyenangkan.

Orang itu mengulurkan tangannya menyentuh dahi si anak. Sektika dunia berhenti berputar. Semuanya diam pada tempatnya seolah menjadi menekin dalam waktu singkat. Sinar putih keluar dari jari telunjuk orang berjubah hitam. Sinar putih itu masuk dalam dahi si anak dan membungkus tubuhnya. Daun daun berterbangan saking kuatnya angin yang bertiup di sekitar orang berjubah hitam dan si anak.

Tak lama sinar itu redup, hanya menyisakan kilauan sinar putih yang memudar. Anak itu pun juga hilang dari sana. "Aku telah menemukan orangnya."

Ditempat lain, anak berbaju merah itu tergeletak di halaman belakang. Tukang kebun yang menemukannya langsung panik dan membawanya masuk kedalam rumah. Pada hari berikutnya keluarga itu meninggalkan rumah mewah yang selama ini ditempati. Kepala kelurga itu telah mengalami tiga kali hal yang sama terjadi pada anaknya.

Ia tak akan mengulur waktu lagi sehingga terjadi hal hal buruk pada anggota keluarganya.

but it's youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang