Jennie Bratikda. Seorang penulis buku dongeng anak anak terkenal dan juga pemilik dari saham percetakan buku disalah satu perusahaan besar. Jennie hidup sendiri dikota metropolitan yang besar juga kejam. Orang tuanya telah meninggal ketika ia berusia tujuh tahun. Setelah itu ia di besarkan oleh neneknya sampai usia tujuh belas tahun. Neneknya meninggal dunia.
Jennie akhirnya membiayai hidupnya sendiri dengan bekerja semampunya untuk menghasilkan uang. Harta peninggalan keluarganya akan terus berkurang jika ia tidak pintar menggunakannya. Sampai pada titik ini.
Perempuan berusia dua puluh empat tahun yang kaya dengan uangnya sendiri. Young and Rich. Jennie berhasil sampai di titik terbaik dalam hidupnya.
Tapi hari harinya sudah semakin membosankan dan ia mulai merasa lelah. Mungkin ia memang butuh liburan untuk merefresh otaknya. Hari harinya hanya seputar menulis buku, menggambar ilustrasi, merawat bunga bunganya setelah itu berbelanja. Bagian paling menyenangkan dalam hidupnya ketika ia dapat membeli barang tanpa melihat seberapa mahal barang itu.
Tapi ia butuh liburan ditempat yang damai dan sejuk. Jauh dari kebisingan kota dimana mobil bergantian mengklakson atau motor dengan suara kenalpot besar yang sangat mengganggunya. Ia ingin menghirup udara segar. Sepertinya kawasan villa di pegunungan adalah ide yang bagus.
Jennie mengambil ponselnya yang tergeletak begitu saja di karpet ruang tv. Ia mencari nomer asisten pribadinya, Naya. Menekan icon penggilan dengan segera terhubung dengan Naya. Asisten yang cepet dan cekatan.
"Naya, gue mau liburan di kawasan pegunungan yang damai. Tolong kamu cariin villa yang cocok dengan selera gue. Besok gue udah mau berangkat, makasih Nay." pinta Jennie langsung ke intinya.
Buru buru Jennie langsung memutuskan sambungan telepon sebelum mendengar omelan dari Naya karena meminta secara mendadak. Ia tak perduli yang pasti hari ini adalah hari yang baik untuk merawat tanaman bunganya yang tumbuh dengan subur. Sangat cantik seperti dirinya.
Jennie begegas untuk mandi dan segera menyiapkan semua barang barangnya yang akan dibawa untuk pergi besok. Tapi belum selesai Jennie memasukan baju bajunya kedalam koper, ia tak sengaja menemukan kotok hitam di bawah tumpukan baju. Ia mengambil dan membawa kepangkuannya.
Ia ingat, kotak ini diberikan pada neneknya sebelum meninggal. Ia belum sempat membukanya karena terlanjur tenggelam dalam kesedihan. Ingat betul ketika ia menolak untuk makan selama dua hari. Ia terkekeh pelan menyadari kebodohannya hingga berujung kerumah sakit.
Jennie membuka kotak kayu hitam berukir sangat kuno. Ia menatap bingung liontin Jade dengan bingkai emas berukirkan pola aneh. Barang kuno yang menarik pikirnya.
Jennie langsung mengambil kalung emas di laci meja, ia memasang liontin Jade dan memakainya. Melihat kepantulan kaca tampak cantik dilehernya. "Emang kalo udah cantik pake apapun juga cantik." ujarnya pelan.
Ia kembali ketempat semula dan membongkar lagi kotak kayunya. Selain liontin ini ia tak menemukan hal yang berharga lagi kecuali kertas dengan tulisan tulisan aneh. Tapi ia tetap membacanya sampai selesai, memang orang aneh.
Kotak coklat yang lebih besar dari yang pertama tadi menarik perhatiannya. Ia membukanya dan menemukan sebuah gaun merah yang tampak indah dengan hiasan benang emas. Sangat mewah dan elegan dimatanya. "Cantik." tanpa sadar kata itu terlontar dari mulutnya.
Ia dapat melihat jika gaun ini dibuat dengan sangat teliti dimana setiap polanya saling terhubung. Jari lentiknya menyentuh gaun yang begitu indah. Matanya tak henti hentinya dibuat terkejut dengan gaun ini dan mulutnya selalu melontarkan pujian karena kekaguman.
Ia kemudian mengembalikan kembali kedalam kotak. Mungkin kalau ada kesempatan bagus ia akan menggunakannya untuk dipertontonkan dan membuat semua orang iri. Begitu membayangkan wajah iri orang orang membuat dirinya tersenyum sendiri.
Jennie memasukan bajunya kedalam koper beserta keperluan lainnya yang mungkin akan dibutuhkan nanti. Setelah itu ia langsung merebahkan tubuhnya di kasur yang dingin begitu nyaman. Ia mengangkat panggilan dari Naya.
"Ada apa, Nay?"
"Besok lo udah bisa berangkat, semuanya udah gue urus. Lo punya seminggu penuh untuk liburan."
"Nay emang yang terbaikkk. Makasih ya Nay."
Setelah membicarakan sedikit bisnis Jennie mengakhiri sambungan telepon dan bersiap untuk tidur. Ia menarik selimut hingga menutupi sebatas dada. Pikirannya menerawang jauh ketika ia berumur lima belas tahun.
Sejak umur lima belas ia selalu mendapatkan mimpi yang aneh. Selelu ada seorang laki laki yang menggandeng tangannya tapi tidak pernah sekalipun ia melihat wajahnya. Tapi setiap mimpinya dapat menghasilkan uang.
Karena mimpinya ia tuangkan kedalam karya berbentuk dongeng. Untung mimpinya seakan saling berhubungan satu sama lain. Sebelum Jennie terlelap, dia menggumamkan kalimat yang membuat sesuatu bekerja.
"Raja, tolong cepat datang dan bawa aku. Sudah sangat lama aku menunggumu. Perlu berapa lama lagi, hmm?"
Kesadaran Jennie akhirnya hilang terbawa kealam mimpi yang indah.
Tapi kalung Jennie seolah mendengarkan keinginan Jennie hingga mengeluarkan cahaya secara samar. Membuat gerakan kunci pintu di sebuah tempat bergerak secara perlahan menuju cepat. Segera seorang laki laki yang matanya masih tertutup terlihat di sebuah peti dengan berhiaskan batu Jade, berlian dan emas serta bunga bunga sangat indah.
Wajahnya tampan namun dingin. Tangannya menggenggam sebuah liontin Jade dengan erat. Pengaturan mutlak bahwa benang merah telah terhubung.
Matanya perlahan terbuka, "Aku akan segera datang menjemputmu. Tunggulah."
KAMU SEDANG MEMBACA
but it's you
FanfictionCastil tua ditengah hutan yang ditemukan Jennie membuat segalanya berubah. Berawal dari liburan yang ia rencanakan secara mendadak tapi berakhir sangat menyebalkan. Entah dari mana datangnya laki laki tampan yang terus menempelinya bahkan pergi ke k...