Apa yang bisa diperjuangkan oleh dua orang remaja yang baru akan tamat SMA? Rasanya terlalu muluk mengatakan jika mereka mampu mempertahankan suatu rasa. Membawanya sepanjang jalan tanpa tergoda makhluk indah lainnya.
Sepertinya itu yang diyakini Park Chanyeol. Keyakinannya tak pernah sebesar ini, walau lelaki di hadapannya justru menatap ragu.
Sedikit menarik bukan? Bagaimana sosok tampan nan menarik seperti Chanyeol yang bahkan bisa membuat ratusan pasang mata wanita menatap takjub justru jatuh pada pesona seorang Do Kyungsoo.
Apa Kyungsoo sespesial itu? Sebagian orang mungkin menjawab iya. Ia tampan, wajah kecil, mata bulat dan senyum bibir hatinya. Lelaki yang satu itu tak banyak bicara, ia hanya suka membaca novel kriminal yang terlalu rumit untuk dipahami sebagian pelajar seusianya.
“Pikirkan sekali lagi Chanyeol,” ucap Kyungsoo yang terdengar ragu.
“Tentang apa? Tentang aku atau kau?” Mata Chanyeol menelanjangi Kyungsoo, menagih jawaban.
“Tentang kita. Tidak ada aku atau kau di sini. Kita hanya dua orang pria yang sedang sama-sama penasaran tentang cinta, ini hanya perasaan sesaat.”
“Bagimu iya, tetapi tidak untukku. Aku sungguh mencintaimu Kyungsoo. Apa menurutmu hubungan diam-diam kita selama satu tahun ini tidak berarti apa-apa?”
Hati Kyungsoo berdesir saat mendengar ucapan Chanyeol. Ia tak terima jika hubungan satu tahun yang mereka simpan rapat-rapat tidak dianggap. Namun, bukankah ia sendiri yang meminta hubungan ini dihentikan? Dilihat dari sudut manapun Kyungsoo sendiri yang seolah tak menganggap hubungan itu.
“Aku menyimpan kisah itu di memori terjauhku Chanyeol. Terlampau jauh agar aku tak akan melupakannya.” Kyungsoo membiarkan tatapan teduhnya bertemu tatapan keras Chanyeol.
“Lalu kenapa? Kenapa kita harus mengakhirinya?” Lagi-lagi Chanyeol tak bisa menemukan alasan kenapa Kyungsoo ingin memutuskan hubungan mereka yang baik-baik saja.
“Aku akan pergi ke luar negeri. Melanjutkan kuliah di sana, orang tuaku bahkan sudah menyiapkan rumah atas namaku sendiri di sana. Hubungan jarak jauh kita tak akan berhasil.”
Katakan saja Kyungsoo pengecut. Ia terlalu takut untuk memulai hubungan jarak jauh dengan Chanyeol. Bukan karena ia tak percaya pada Chanyeol, tetapi dirinya sendirilah yang ia ragukan. Bagaimana jika nanti ia menemukan orang lain dan mencampakkan Chanyeol? Kyungsoo sungguh tak mau melakukannya.
“Hanya karena itu? Sekarang jujur padaku Kyungsoo, apa kau sungguh-sungguh menyukaiku? Setahun ini hanya aku yang terlihat begitu menggilaimu, tetapi kau tidak. Aku rasa hanya aku yang jatuh cinta di sini, dan sekarang kau sedang mencoba membuangku.”
Chanyeol menyerah mencari alasan. Ia memilih membuat alasan sendiri agar hatinya bisa menerima keputusan sepihak Kyungsoo. Hatinya terluka, itu jelas. Namun apa yang bisa ia lakukan jika lelaki di hadapannya ini bahkan tak mau memberi ruang untuknya.
“Aku seburuk itu di matamu? Yah, jika pikiran itu membuatmu nyaman maka percayailah. Alasanku memang tak meyakinkan untukmu, tetapi rasanya kau sudah mendapatkan alasan sendiri. Aku pergi.”
Merasa perasaanya tak dianggap, Kyungsoo memilih pergi. Ia tahu Chanyeol sangat keras kepala, mematahkan keyakinannya bukan usaha yang mudah. Jadi, Kyungsoo tak mau repot-repot, toh pada akhirnya ia juga akan pergi dan memang ini keinginannya untuk mengakhiri hubungan dengan Chanyeol.
Mendengar pintu kelas yang tertutup, Chanyeol harus menerima jika Kyungsoo sungguh meninggalkannya. Tangannya mengepal kuat lalu ia memukul meja di dekatnya sekuat mungkin. Kenapa Kyungsoo tak bisa mempercayai perasaanya? Kenapa Kyungsoo bersikeras perasaan yang mereka rasakan hanyalah sementara?
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence
FanfictionApa jadinya jika dua hati yang telah berpisah lama dipertemukan kembali? Apa jadinya jika cinta lama yang dipaksa berhenti diberi kesempatan sekali lagi? Mengesampingkan ego, dapatkah mereka memulainya? Atau dalam diam mereka masih tergila-gila satu...