"Water lily?"
"Cantik, ya?"
Seokjin bergumam menyetujui. Chanhee mengatur sedemikian rupa bunga putih itu agar pas di meja. "Rindu padaku, sayang?"
Seokjin mendengkus. "Baru kemarin kau memonopoli seisi kedai dan membuat Soobin cemberut akibat ciuman bertubi. Tidak. Aku bosan denganmu, Chan-ah." Lengan seketika dipukul kesal, Seokjin tertawa.
"Kau tega! Aku minta cerai saja." Mata cantiknya mengikuti gerak Seokjin yang sibuk membuat sapuan seni dalam cangkir kopi.
"Memang aku suamimu?"
"Terserah. Aku akan ambil hak asuh anak kita. Biar kau tidak sembarangan menjalin kerjasama."
Seokjin menyerahkan hasil racikan ke Yoongi, berpaling ke Chanhee yang bersedekap. "Kau tak mau dia bertambah besar? Harusnya, kau membantuku mencari ciri khasnya agar semakin menonjol, manisku," terang Seokjin, mencolek gemas ujung hidung Chanhee.
Pelanggan hari ini lebih memilih di teras, jadi mereka leluasa berbicara hal pribadi.
Chanhee mengekor Seokjin ke ruangannya. Duduk menopang dagu, mengamati Seokjin melipat lengan sweter. "Kulihat kau lebih kurus, sayang. Ada sesuatu yang kau pikirkan?"
Seokjin terkekeh. Ia duduk menghadap Chanhee, membuka laptop untuk mengecek daftar barang. "Aku baik. Bagaimana paman? Lupa tanya kemarin."
Chanhee melempar tangan ke udara. "Begitulah. Minta anak lagi, tapi sibuk dengan kerjaan. Kubilang saja, bikinnya denganmu nanti supaya aku tak selalu ingin bertemu tiap kali ke Gwacheon."
Seokjin mengernyit jelek. "Jangan begitu, Chan-ah. Orang lain akan mengganggapku pelakor."
Chanhee tertawa. "Kalau begitu, aku bawa saja Bin-ah ke Oxford sampai selesai kuliah sekalian temani Yeonjun. Ia rindu kalian, tapi tak bisa datang."
Seokjin mengerjap paham. Chanhee itu bukan hanya baik dan memesona. Ia bisa jadi kakak dan ibu baginya.
"Aku masih mau bersamanya, Chan-ah."
Chanhee mengangguk, menggenggam lembut tangan Seokjin di atas meja. "Tentu saja, tapi ingatlah jika waktu terus berjalan. Kau perlu memikirkan dirimu juga, Jin-ie."
"Maksudnya?"
Chanhee menopang dagu, tersenyum. "Pria kemarin itu. Dia jelas menginginkanmu. Matanya serasa membunuhku, kau tahu?"
:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Twitterpated | NJ ✔
Fanfiction[BTS - Namjin] Cerita yang manis-manis gula. Tidak boleh banyak, tapi nagih jua. Sama sekali tidak berhubungan dengan burung biru sosial di sana. Ini ketika cinta melanda dirinya. Dunia hanya berporos padanya. Akankah sama-sama merasa? Atau malah, b...