-Kris POV-
"Kaka, bagi roko kah ?"
Kris mengeluarkan rokok marlboro merah dari dalam saku celana pendek cargo berwarna navy blue yang sedang digunakannya. Kris melemparkan dua batang rokok ke arah perahu kecil yang semakin mendekat kearahnya. Posisi mereka tidak terlalu jauh, Kris duduk di ujung pelabuhan yang berbentuk jembatan panjang menjorok ke arah laut. setengah betisnya terjuntai menikmati sejuknya air laut di pulau Kri.
"Terimakasih kaka, ko pu nama siapa e ?"
Anak lelaki yang mulai beranjak remaja itu tersenyum dan mengucapkan terimakasih. Giginya terlihat menguning dibalik senyum lebarnya. Rambut keriting pendeknya masih menyisakan air laut yang menetes sesekali. Beberapa tulang rusuk tampak dari kulit hitamnya. perahunya semakin mendekat dan berhenti tepat di samping Kris.
"Nama saya Kris, Namamu ?"
"Saya pu nama Pius Kaka Kris, ko mau naik perahu ka ?"
Kris menggeleng dan tampak kurang berminat, selain hanya sedang ingin bersantai di dermaga sambil melihat ikan-ikan karang dibalik air laut Raja Ampat yang sebening kaca. Ia juga sedang resah.
Seharian Kris berkeliling kesemua resort dan homestay di pulau Kri untuk memastikan tidak ada tamu bernama Amira yang akan check in hari itu. Semesta sedang berpihak padanya, sepertinya Amira tidak memilih pulau Kri untuk tinggal selama di Raja Ampat. persembunyian Kris masih aman untuk sementara waktu.
"Saya sedang tidak berminat hari ini, bagaimana kalau besok kamu datang lagi".
"Siap Kaka, asal ada roko aman e".
Kris setuju untuk bertemu lagi dengan Pius pada esok hari. Ia sebenarnya sangat ingin menjelajah sekeliling pulau Kri untuk mengeksplore keindahan bawah laut yang tersimpan disana. Sekedar snorkling atau free diving sepertinya akan menyenangkan untuk dilakukan esok hari.
Pius pun berpamitan untuk pulang, Kris masih memaku di tempatnya. Fokusnya bukan lagi ikan-ikan dan air sebening kaca. Disisi barat pulau ini terbentang mahligai jingga kemerahan yang mendekap mentari ke peraduannya. Suasana sunset kali ini benar-benar indah, terbukti bisa mengalihkan pikiran Kris tentang Amira yang sudah menginjakkan kaki di Raja Ampat hari ini.
***
Aroma ikan kakap bakar sungguh menggugah selera. Kris duduk berseberangan dengan sepasang kekasih backpacker dari Inggris, mereka adalah George dan Katlyn. Hanya mereka bertiga penghuni homestay kecil bernama Marlin Paradise ini. Dari arah belakang homestay tampak Mama Selda sedang mengipasi bara api agar tidak mati dan kakap bakar kami matang secara sempurna. Diatas meja hanya tersaji nasi putih dan mashed potato, tidak nampak semacam sayuran segar. Benar sekali, di pulau ini berlimpah akan hasil laut tapi tidak untuk sayur-sayuran. Sangat langka dan harganyapun terkadang tidak masuk akal.
"kris, what are your plans for tomorrow?" George memulai percakapan mereka.
"I thought, I'd like to explore this island myself" Kris menjelaskan bahwa ia ingin menjelajah pulau sendirian.
"would you like to join us tomorrow. we want to go to pianemo and some other islands"
George dan Katlyn menawarkan untuk bergabung dengan trip mereka besok pagi. Pasangan kekasih ini ingin menjelajahi spot menarik di sekitar gugusan kepulauan Raja Ampat. Mereka cukup prihatin pada Kris, sejak mereka datang di homestay ini Kris tampak sangat putus asa. Mereka pikir dengan mengajaknya bersenang-senang bisa membuat Kris menjadi lebih baik.
"Thank you, I wish you have a good trip tomorrow. I'd be better alone here".
Kris menolak secara halus. Firasatnya mengatakan bahwa Amira akan menemukannya jika iya berada di tempat-tempat populer di sekitar sini.
Mereka melanjutkan makan malam setelah Mama Selda menyajikan dua ekor ikan kakap merah bakar di atas meja. Kris mulai menyendok nasi, sedangkan Geoge dan Katlyn lebih memilih mashed potato. Malam ini mereka habiskan dengan mengobrol santai, sambil menikmati beberapa botol bir. Kris benar-benar sedang tidak baik-baik saja.
Note :
1. Pianemo = Salah satu pulau dengan pemandangan indah di Raja Ampat
2. Mashed Potato = Kentang tumbuk
*Bersambung*
KAMU SEDANG MEMBACA
Laut Raja Ampat dan Seribu Rahasiamu
Roman d'amourLelaki pecinta laut itu menghilang. Tepat sehari sebelum ulang tahunnya. Ia pergi tanpa kabar, menghilang dan menghindar tanpa penjelasan. Bukankah semuanya akan lebih baik jika mereka bicara? Amira masih tak habis pikir tentang kepergian Kris yang...