; 0.9 ;

2K 572 105
                                    

"Sumpah demi tuhan, pak! Itu bukan saya!" ucap Baejin, masih berusaha membela diri. "Saya aja gatau dimana teman-teman saya yang hilang sekarang," lanjutnya.

"Maaf, tapi anda tetap akan menjadi tahanan sementara sampai anda tidak dibuktikan bersalah."

Tidak, Baejin tidak bisa berdiam diri di balik jeruji besi. Dia harus menyelamatkan teman-temannya. Sebab Baejin memang bukan pelakunya. Foto yang Felix tunjukan itu palsu. Baejin tidak pergi ke rumah tua itu di hari Jeongin mendapatkan pesan. Baejin juga hanya memiliki satu ponsel.

"Pak, temen-temen saya lagi-"

"Lebih baik anda ikut saya."

"Dengerin saya dulu pak!" nada bicara Baejin meninggi. "Saya serius, itu bukan saya! Saya berani sumpah kok, kalo misalkan saya bohong, saya mati kesambet petir!"

"Nggak ada penjahat yang mau mengaku, nak."

"Tapi pak-"

"Saya bilang ikut saya! Kamu ga berhak melawan disini, ya! Dasar anak nakal!"

Baejin bungkam.

Di sekon setelahnya, ia dibawa menuju salah satu sel tahanan.

Sekarang, apa yang harus ia lakukan??

Baejin tahu betul, bahwa teman-temannya sangat membutuhkan dirinya.

Kalau bukan dirinya yang menyelamatkan mereka semua, siapa lagi?

Jika saja Soobin tidak langsung menelfon polisi, mungkin Baejin bisa membuat Jeno percaya dengan penjelasan yang ia punya.

Kakinya melangkah memasuki sel tahanan, ia lalu berbalik, menatap polisi tadi yang sedang mengunci pintu jeruji besi itu.

Di sel tahanan ini, dia tidak sendiri. Ada seorang anak laki-laki yang mungkin sepantaran dengan dirinya. Dia sedang meringkuk di sudut sel tahanan, menatap kosong ke depan.

Tidak ada yang bisa ia lakukan lagi sekarang. Maka Baejin memilih untuk duduk di atas lantai yang terasa cukup dingin itu.

"Lo... habis berbuat apa?" tanya anak laki-laki itu, tiba-tiba.

Baejin menoleh ke arahnya, "gue ga ngelakuin apa-apa."

"Terus, kenapa lo bisa masuk kesini?"

"Karena sebuah kesalahpahaman."

Anak laki-laki itu mengangkat kepalanya, menatap balik Baejin dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Lo sendiri?" tanya Baejin, penasaran.

"Gue ada disini karena udah ngebunuh orang tua gue."

Meskipun terkejut, ekspresi Baejin tetap terlihat netral.

"Tapi itu bukan sepenuhnya salah gue.. itu salah mereka.." lanjut Yeonjun.

"Maksud lo?"

"Lo ga akan percaya meskipun gue cerita."

Baejin mengernyit, "yang lo maksud mereka itu, makhluk ghaib? Semacam setan?"

Dengan ragu anak laki-laki itu mengangguk, "iya. Mereka penghuni rumah gue. Jahat semua."

"Lo percaya ga kalo gue bilang, disamping lo ada sosok aneh, bertopi, kukunya panjang terus lagi senyum?"

Baejin membatu. Air wajahnya langsung berubah menjadi tegang. Lewat ciri-cirinya Baejin pun tahu bahwa itu adalah setan yang berhubungan dengan situs terlarang itu.

Anak laki-laki itu pasti punya kemampuan lebih, atau bisa disebut sebagai indigo.

"Ga percaya, ya?"

Restricted site? ;; Ft. 00Line ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang