Bagian 18

183 15 0
                                    


Denata

Bagian 18

"Kamu putus sama Alaska? Kok bisa?" Ester memegang pundak Nata sambil melihat wajah dingin pria itu, yang membuat Ester muak seketika.

"Kamu dingin boleh Nat, nggak ada yang larang tapi tolong! Itu Alaska Nat, Alaska itu wanita sama kayak aku hatinya rapuh layaknya sebuah cermin, sikap kamu kayak gini tau nggak sih Nat apa resikonya?" Nata diam saja saat Ester mengomelinya di rumah sakit.

"Kamu care sama aku, tapi sama pacar kamu sendiri emang kamu pernah care? Gara-gara kamu aku di musuhin Alaska, aku di jauhin! Berulang-ulang kali aku coba untuk ambil hatinya, dan berulang-ulang kali aku juga bilang ke kamu jangan deketin aku lagi, boleh deketin aku tapi saat lagi penting aja Nat, Alaska lagi butuh kamu di banding aku... saat kamu cerita kalau Papanya Alaska adalah watak yang keras aku ikut kasihan, dia sering terluka karena terpaksa harus latihan biola yang padahal Alaska nggak suka alat musik itu."

"Ada yang membutuhkan kamu dari pada aku Nat, kamu nggak seharusnya perhatiin aku layaknya dokter, karena aku punya dokter pribadi sendiri. Nat... kamu denger kan? Stop memperlakukan aku sebagai orang nomor satu di hidup kamu, stop! Itu punya Alaska, jangan pernah datang ke aku lagi ketika aku nggak butuh kamu, kalau ini emang soal amanah, stop! Aku nggak suka kalau kamu hanya terbelit dengan kata amanah ini." Nata mendongak, meresapi kalimat demi kalimat yang Ester ucapkan untuknya.

"Dingin boleh Nat, tapi hati kamu jangan." Ucapnya lagi sambil mengusap kepala pria itu.

"Pergi, Alaska butuh kamu."

"Nggak peduli mau kamu udah putus sama dia, aku nggak peduli! Temuin! Aku nggak mau tau! Aku nggak mau kalau Alaska anggap aku penghancur hubungan kamu sama Alaska, Nat. Aku nggak mau." Nata memejamkan matanya, mengalahkan egonya untuk kali ini.

"Alaska butuh kamu. Sekarang." Ucapnya lagi.

"Lo?"

"Nggak usah fikirin aku! PERGI SANA!!!" Nata mengambil kunci motornya kemudian segera pergi dari ruang kamar rawat Ester, tapi sebuah notifikasi masuk ke dalam ponselnya membuat pria itu dengan segera mengecek siapa yang telah mengirimnya pesan.

Reyhan.

Nata memasukkan ponselnya kembali setelah dirinya membaca pesan yang dikirim oleh Reyhan.

"Dingin boleh, hati jangan Nat."

***

"Pokoknya lo harus balikan sama Alaska." Nata mengangkat alisnya sambil menatap dingin pria di hadapannya itu, yang sudah membuat luka di bibir kirinya.

"Terus?" Reyhan berdecak kesal.

"Lo masih sayang sama dia kan?"

"Kaga."

"Gausah bohong." Nata terkekeh geli.

"Ngapain gue bohong, ada manfaat?" Reyhan mendengus geli mendengarnya.

"Lo ngajak ribut lagi?"

"Sure."

Reyhan mengambil nafas panjang kemudian memegang kepalanya yang sedikit pusing karena sikap dan perilaku Nata yang memang selalu menjengkelkan.

"Gue nggak mau kita berantem lagi Nat." Ucap Reyhan, namun Nata justru terkekeh disana sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Jelasin lo mau ngomong apa sama gue?" Ucap Nata.

"Balikan sama Alaska, gue minta maaf atas kesalahan gue... kalau bukan karena gue pasti lo sama Alaska nggak akan kayak begini." Nata terkekeh geli, namun Reyhan justru memandang Nata penuh fengan keanehan.

"Ini kesempatan buat lo friend, lo bisa deketin Alaska dari sekarang oh kalau perlu pacarin dah tuh. Kan lo dulu ambisi banget mau dapetin Alaska, silahkan." Reyhan tersenyum kecil mendengarnya.

"Dan lo tau? Lo laki-laki tolol yang pernah gue temuin, see? Barusan lo secara nggak sengaja mengatakan kalau lo masih mau balikan sama Alaska. Tapi kenapa lo nggak mau balikan? Gengsi lo!" Nata bungkam seketika, bibirnya tak bisa menjawab apa yang Reyhan ucapkan untuknya.

"Balikan lah Nat." Ucap Reyhan sekali lagi.

Kemudian kepalanya mendongak ke arah langit yang mulai menggelegar di atas sana, di cakrawala yang gelap dan jauh dari kata cerah.

Sebentar lagi akan hujan.

"Gue balik, besok gue harus denger kabar baik dari lo Nat." Nata diam saja di tempatnya sampai ia tak menyadari jika Reyhan sudah pergi dari tempat ini, meninggalkannya seorang diri hingga dirinya larut dalam suasana sepi.

Bingung akan perasaan, mengalahkan ego yang tak akan pernah ia menangi.

Pada akhirnya, Nata akan selalu kalah.
























Bersambung...

[✓] Denata | Jaehyun (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang