Solid

133 21 7
                                    

Phew!

Satu tembakan pistol mainan di genggaman pemuda usil dengan kancing seragam terbuka itu mengenai punggung kecil milik si primadona SMA Nuri. Kekehan dan siulan sombong mampir di bibir-bibir tebal yang menjadikan lorong kelas sebelas sebagai markas mereka. Sang pemuda yang sebelumnya menembak peluru kertas lantas mendekat dengan seringaian lebar berbau kepongahan.

"Kena kau, Manis," bisiknya di kuping si gadis.

"Jangan bicara omong kosong, Taehyung. Kau akan kena detensi hari ini," balas sang lawan jenis yang berjalan lebih cepat untuk menghindari Taehyung.

"Diamlah, Park Ahrin. Kau selalu menceramahiku. Lebih baik jika kau menerima ajakan menjadi pacarku. Susah lho mendapatkan diriku yang sempurna ini?"

"Hanya Tuhan yang sempurna, Kim Taehyung. Kembalilah ke kelasmu." Ahrin masuk ke ruang guru dan menutup pintunya tepat di hadapan Taehyung, membuat pemuda urakan itu semakin tersenyum lebar. Menggoda Ahrin selalu terasa menyenangkan. Sudah empat bulan dia terus mengganggu gadis itu, mengabaikan semua gadis yang memujanya.

"Kau akan bertekuk lutut padaku suatu hari, Rin."

...

"Ahrin!" Panggilan dari sahabat gadis itu membuatnya menengok ke belakang. Jihee yang sampai di hadapan Ahrin kelihatan lelah sekali karena berlari dari kelas menuju Ahrin yang hendak mengumpulkan tugas kelas mereka. Dia mengambil beberapa napas berat sebelum memegang bahu Ahrin dan memandang dua mata hitamnya dengan kilat serius.

"Ada apa?"

"Tasmu dijarah Kim Taehyung! Dia mengatakan kau harus datang ke lapangan basket sepuluh menit lagi jika tidak semua barang di tasmu akan dibawa dia pulang," ujar Jihee gelagapan.

Keringat dingin muncul di dahinya karena cemas. Sedangkan, korban keusilan Taehyung malah diam saja. "Biarkan aku mengumpulkan ini dulu," ujarnya sambil membuka pintu ruang guru.

"Gadis itu kenapa selalu tenang, sih? Bukannya hadiah untuk ibunya besok ada di tas?" gumam Jihee seorang diri.

"Ayo, Ji," ajak Ahrin setelah dia keluar dari ruang guru.

Keduanya berjalan menuju lapangan basket diiringi dengan bisikan-bisikan mencela dari para gadis yang memuja Taehyung. Siapa yang tak kenal Taehyung di sekolah itu. Bahkan, calon murid yang akan masuk ke SMA Nuri mungkin sudah mendengar gosip bahwa salah satu anak orang berpengaruh di Busan yang ketampanannya melebihi rata-rata bersekolah di sekolah negeri. Hal itu jarang terjadi mengingat kekayaan ayah Taehyung bisa membuatnya bersekolah di sekolah swasta bergengsi.

Ahrin juga sadar diri bahwa dirinya dan Taehyung terlalu kontras menurut status sosial. Ibunya hanyalah pekerja buruh lepas dan ayahnya entah pergi kemana. Ahrin bisa sekolah di sini karena beasiswa penuh yang dia dapat. Jelas berbeda dengan Kim Taehyung yang menganggap sekolah ini hanya wahana bermain setiap hari.

Saat membuka pintu lapangan basket indoor sekolahnya, Ahrin mendapati Kim Taehyung dengan tas punggung miliknya yang ditenteng ke udara. Senyuman licik muncul di ranum Taehyung kala mendapati tatapan sebal Ahrin yang dilemparkan ke arahnya. Ahrin mendekat dengan cepat, sedikit berlari kecil agar bisa mengambil tasnya. Namun, Taehyung yang merupakan anak basket tentu lebih gesit dari gadis mungil itu. Dia terkekeh gemas melihat Ahrin yang kepayahan menggapai tasnya.

Taehyung mundur beberapa langkah ke belakang, menyembunyikan tas Ahrin di balik punggungnya. Baru saja Ahrin mau melangkah, dia dihadang oleh teman-teman sepergengan Taehyung. Ahrin melempar tatapan marah, menarik napas berat sebelum memaki, "Hinder me? Thou fool. No living man may hinder me."

Ahrin memukuli teman-teman Taehyung dengan lengan kurusnya, membuat mereka mengaduh kesakitan. Ketika ada celah untuknya lewat, Ahrin tak menyia-nyiakan hal itu. Badan kecilnya menelusup di antara dua kawan Taehyung dan berlari lagi menuju Taehyung. Kali ini Taehyung tak sempat menghindar, membuat dua badan manusia itu bertubrukan dan terjatuh. Sialnya, seperti drama-drama roman picisan yang sering muncul di TV, Ahrin terjatuh tepat di atas tubuh Taehyung. Dengan kepala yang menempel pada dada, Ahrin bisa mendengar jelas debuman kencang milik jantung Taehyung.

Dia melotot kaget lalu mengangkat kepala. Maniknya bersitatap dengan raut terkejut Taehyung yang selang beberapa detik kemudian berubah jadi senyuman lebar. "Kau membuatku berdebar, Rin. Aku serius suka padamu," ujar Taehyung agak lirih.

Ahrin sedikit terkejut karena Taehyung tampak seperti anak anjing kecil di matanya sekarang. Senyuman malu-malu yang berusaha dibuat mengintimidasi itu malah membuat Ahrin tertawa kecil. Taehyung lucu juga jika dilihat dekat-dekat. Selagi pria itu lengah, Ahrin menggapai tasnya dan berdiri dengan cepat. Dia berusaha meninggalkan Taehyung saat suara rendah milik pria itu menggema di lapangan basket yang hanya diisi beberapa orang.

"Park Ahrin, mau kan jadi pacarku?"

Dan permintaan itu dibalas dengan tangan Ahrin yang membuat simbol OK ke udara. Taehyung membelalak senang, melompat-lompat kecil di tempatnya sambil terkikik-kikik gembira. Akhirnya, perjuangan sedikit bar-bar miliknya terbalaskan.[]

Solid.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang