Yeji lagi menyantap nasi goreng bikinan Mamanya, udah lama mamanya enggak masak. Soalnya sering sibuk sama pekerjaannya dikantor.
"Laper apa doyan? "
Yang ditanya cuman nyengir, hari ini adalah hari terakhir Soobin ada di negara ini. Mungkin besok Soobin udah enggak ada, lelaki itu akan berangkat dijam pagi.
Memikirkan hal itu Yeji malah semakin lahap memakan nasi gorengnya, ia bahkan sudah nambah hingga tiga piring dengan yang sekarang ia makan.
Yeji sengaja tidak membalas semua pesan yang Soobin berikan padanya, ia takut jika ia akan kebablasan dan semakin seru bercakap-cakap dalam ruang obrolan.
Dan Yeji tidak suka itu, dia lebih suka ketika seseorang dekat dengannya itu dalam dunia asli. Bukan dunia online yang hanya topeng belaka.
Pukul sudah menunjukan jam sembilan malam, Yeji melihat ponselnya yang sedari tadi bunyi.
Soobin.
Tapi, Yeji tidak menjawabnya. Ia hanya fokus pada makanannya.
Sampai dimana piringnya sudah habis. Yeji tidak tahu harus apa setelah ini, ia juga tidak bisa tidur secepat mungkin sesudah ini. Mungkin ia tidak akan tidur.
Sampai sebuah ketukkan membuat penghuni rumah itu terkejut, untuk apa seseorang malam-malam seperti ini mengunjungi rumah orang. Jika orang berpikir, pasti langsung menimpali seseorang itu dengan 'tidak sopan'.
Tapi Yeji mengerti ketika ia membukakan pintu tersebut, seseorang yang sejak dua hari lalu mengiriminya pesan tanpa balasan.
"Ngapain kesini malem-malem? " tanya Yeji ketus.
Mama Yeji keluar dan melihat Soobin yang tersenyum dan langsung memberi salam.
"Eh, nak Soobin. Ada apa kesini? "
"Maaf Mama, Soobin kesini enggak tahu waktu. "
"Itu sadar. " timpal Yeji.
"Soobin besok mau ke Singapura mama, jadi Soobin mau pamit. " kata Soobin.
Yeji malas dan keluar mencari udara segar, berbeda dengan Soobin yang malah mengobrol dengan mamanya.
Soobin memang sudah biasanya memanggil mamanya dengan sebutan 'mama'. Yeji enggak masalah, asalkan hal itu enggak dijadiin Soobin ejekkan.
Rasanya berat, berat untuk melepas Soobin. Yeji sadar sekarang, kalau dia punya perasaan sama Soobin. Dia juga sadar kalau Soobin memiliki perasaan yang sama kayak dia, mungkin lebih besar daripada dia.
Tapi Yeji gengsi untuk bilang, selama ini Yeji yang paling enggak mau dan ilfeel sama Soobin. Dia enggak mau nelen ludahnya sendiri karena malah suka sama Soobin.
Kini masalah yang Yeji hadapi adalah dia enggak tahu kapan terakhir dia bisa ketemu sama Soobin. Dia enggak tahu apakah besok dia masih bisa ketemu Soobin, Yeji enggak tahu apakah tahun depan dia masih bisa ketemu sama Soobin.
Dan Yeji enggak mau terlambat, dia enggak mau merasakan apa itu hukuman.
"Ji. "
Yeji menengok melihat wajah teduh Soobin, lelaki itu menghampiri Yeji yang berjongkok ria dihalaman rumah.
"Ini malem terakhir gue dinegara ini, dikota ini, ditempat ini, diposisi ini, " kata Soobin yang awalnya menatap langit beralih melihat Yeji yang memandangnya sepihak.
"Gue bakalan kangen muka jutek lo Ji, " tambah Soobin.
Yeji mengalihkan pandangannya ke tempat lain, dia enggak mau ngeliat mata Soobin yang sayu. Itu bikin Yeji makin enggak tega ngelepas Soobin, padahal Soobin enggak bakalan hilang. Cuman berpindah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakel Choi vs Dekel Hwang「Byuntae Namja」
Hayran KurguEND [ Suatu kejadian membuat mereka menjadi pasutri ] "Lo enggak hamil kan? " ☑nonbaku ☑up kadang ☑banyak typo start: end: