menjadi seorang anak raja di benua asia bukanlah impian seorang na jaemin, jikalau ia boleh meminta pada yang kuasa untuk terlahir kembali maka ia berharap menjadi sebuah pohon. saat masih tinggal di istana dulu, ada satu pohon besar di belakang paviliun ibunya yang menaungi bangku tempatnya belajar di luar, begitu tenang dan damai dipikirannya. makhluk hidup yang bergerak semu itu bagai buddha yang telah menemui nirvananya, ia hidup demi menghasilkan sesuatu yang positif dan menyerap energi negatif dari dunia yang fana ini.
jaemin cinta politik, tetapi membenci sastra cina. dirinya menyukai mode dan ekonomi, tetapi lemah dalam etiket. hidupnya itu seperti hubungan benci-cinta, selalu berada dalam perbedaan, sulit untuk disatukan. satu-satunya hal yang menjadi titik juangnya hanyalah sang ibu, wanita cantik yang sangat menyukai bunga sakura di musim semi. hujanan sindiran dari pihak-pihak pendukung permaisuri mampu ia tepis, itu semua karena ibunya. dipukul secara sengaja oleh guru beladiri, ia masih bisa bertahan. namun ketika mereka telah membawa pergi sang ibu dari dunia, jaemin memilih untuk menyerah.
jika saja saat itu doyoung tidak membantunya berdiri, membawanya pergi dari kubangan neraka yang mereka sebut rumah, jaemin mungkin telah menggantungkan dirinya pada sebuah tali dilangit-langit kamarnya. doyoung beserta ide cemerlangnya berhasil menstimulasinya untuk bangkit dari gelapnya keputus-asaan, membuatnya lupa akan sebuah pengkhianatan di dalam sebuah keluarga, bahkan mempertemukannya dengan sang pujangga cinta.
jaemin ingin membuat sebuah permohonan, baik kepada dewa yang ada di tanah eropa ini ataupun tuhan yang ia sembah di asia. dirinya ingin cintanya kelak hidup abadi dalam kenangan, bahkan jika ada kesempatan boleh saja ada kehidupan lain dengan jiwanya yang bernafas dalam sebuah raga yang baru. jujur saja saat ini dirinya bimbang, jaemin ingat perkataan seorang pendeta kuil panteon yang pernah ia sambangi ketika sedang melakukan perjalanan ke roma dulu, bahwa kedua anak adam yang berkuasa di tanah yang berbeda sedang diuji oleh dunia.
perkataan itu membuatnya tersadar bahwa kisah cintanya tidak mungkin berjalan sehalus sutra, pasti banyak rintangan dimasa depan yang harus ia dan kekasihnya hadapi. lelaki bersurai pirang yang sudah sangat berjasa menggores tinta cinta dihatinya, jaemin berjanji akan membuatnya abadi dalam angannya.
kini ia memperhatikan setiap gerakan mulut doyoung, mencerna segala informasi yang diberikan oleh sepupunya itu. satu kata dua kata dan rentetan kalimat keluar dari bibir tipis si manis kim, menggolakkan perdebatan hebat di hati nurani serta otak yang lebih muda.
"ayahmu meninggal, dia sakit keras."
jaemin meremat sepucuk surat dari benua seberang, dengan sebuah isyarat doyoung membantu sepupunya itu untuk bersandar pada kepala ranjang. selama 2 minggu ini kesehatan syaraf jaemin pasca kejadian belati beracun telah berangsur membaik, dokter istana beserta sang raja sendiri dengan giat mencari penawarnya. tumbuhan erythroxylum coca telah berhasil menstimulasi kerja pusat syaraf si manis na, sebuah keajaiban pasalnya hal tersebut merupakan tindakan coba-coba hasil bacaan dari literatur kuno suku maya.
"lalu apa hubungannya denganku?"ujar jaemin dengan tegas, alisnya menukik tajam tanda tidak menyukai kalimat yang dilontarkan doyoung.
yang lebih tua menghela napas panjang, sulit untuk melanjutkan informasi yang didapatnya. "jisung masih 17 tahun, kamu tahu benar apa syarat seseorang menjadi penerus dinasti georyeo."
jaemin melempar surat yang telah remuk tidak berbentuk itu asal, kemarahannya memuncak, darahnya mengalir deras di kepala hingga wajahnya memerah padam. setelah membuangnya kini orang-orang hina itu sudi menjilat ludahnya sendiri, memintanya kembali untuk mengisi kekosongan tahta. cih, persetan dengan tradisi, jaemin sudah cinta mati dengan yunani.
"mau apa seorang pangeran yang dibuang menduduki tahta georyeo? lebih baik aku hidup tenang dan bercinta dengan jeno sampai mati disini."
"jaemin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Palace | Nomin☆
Fanfictionnomin ancient greek content! jeno kecil tahu, rasa aneh menggelitik ketika melihat jaemin tersenyum itu salah. tapi jeno dewasa tidak mau tahu, selama ia masih bernafas, selama ia belum ditarik kranos ke neraka, ia akan tetap menjaga laki-laki itu d...