3 Minggu kemudian...
Pagi ini dengan segala kehebohan dari keluarga Zara di Bandung yang hendak mempersiapkan pernikahan Kyla yang tinggal menghitung hari.
ZarAngga maupun keluarga dari Lombok masih berada di Bandung untuk membantu, karena pernikahan Kyla juga mereka tinggal lebih lama yang seharusnya mereka sudah pulang dari seminggu yang lalu.
"Angga istri kamu mana?". Tanya mama Yuli.
"Di kamar paling ma lagi mandiin Ara sama Rey". Jawab Angga yang lagi berolahraga ringan.
"Mama mau ajak belanja nih, kebetulan mertua kamu kan lagi ke toko lagi buat baju akad nikah nanti".
"Yaudah sekalian Angga antar ya ma?". Ucap Angga menyudahi olahraga nya.
"Ya boleh tuh nak".
"Mama Zara udah siap, yuk". Zara datang sambil menuntun Rey dan menggendong Ara.
"Sayang kita di antar Angga ya".
"Loh pap, gak papa? Katanya hari ini mau ngecek kerjaan".
"Gak papa mam, nanti malam juga bisa ngecek nya". Jawab Angga.
"Aku mandi bentar ya".
Mama dan Zara mengangguk, sambil menunggu Angga siap-siap mereka mengobrol kecil. Jarang juga kan bisa ngobrol seperti ini dengan mama mertuanya.
"Nak, kamu gak niat nambah anak lagi?".
"Ih mama, Ara masih kecil ma, kasian. Waktu hamil Ara aja itu kebablasan". Ucap Zara tersenyum.
"Tapi gak papa juga kalau kalian nambah lagi". Ucap mama Yuli yang memangku Rey.
"Rey mau gak punya dedek bayi lagi?". Menanyai cucunya.
Dengan tingkah gemesnya Rey mengangkat kedua tangannya "unya uyuhh".
"Wahh sepuluh. Tuh nak denger gak Rey mintak sepuluh".
"Bisa-bisa mamam gak bisa jalan lagi kalau kasih kamu 10 adik, belum lagi di gempor sama papap kamu nak.haha".
"Haha iyayah, Angga kuat di ranjang kan ya?". Goda mama Yuli.
"Mamaaa jangan buat Zara malu dong".
Tak lama Angga datang sambil membenarkan gaya rambutnya.
"Angga udah siap. Yuk jalan".
"Eh sudah pap? Yuk ma".
Mereka membeli segala macam pernak pernik pernikahan yang di butuhkan saat acara nanti. Tak terasa juga waktu terus berjalan.
"Ma udah semua kan dibelinya ada yang kelupaan gak?". Tanya Zara pada mama yang melihat-lihat belajaannya.
"Ya udah sayang, kamu cobak hubungin mamam kamu udah pulang belum".
"Iya ma, bentar ya".
Zara mengambil handphone di dalam tasnya dan langsung mencari nomor mamamnya.
"Mah kata mamam udah jalan balik". Ucap Zara setelah selesai menelpon.
"Ouwh ya udah kita pulang sekarang gak?".
"Sayang kamu laper? udah siang juga ini".
"Makan dulu aja ya sayang".
"Yaudah".
Sementara mamam Sofia yang sudah sampai rumah lebih dulu.
"Assalamualaikum".
"Waalaikumsalam".
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT LOVE[SELESAI]
Teen FictionDia lelakiku, belahan jiwaku, lelaki yang sangat aku cintai. Aku tak tahu bagaimana diriku tanpanya ~ Adhisty Zara Sundari Kusumawardhani. Dia wanitaku, separuh napasku, wanita yang sangat aku cintai. wanita yang selalu menjadi bahagiaku ~ Angga Ald...