23.

23.5K 1.3K 28
                                    

          "Kamu baik-baik saja?" tanya Arlington yang berada diambang pintu. Pria itu baru saja tiba dengan nafas terengah, Abbey mengangguk kecil sebagai jawaban kemudian mempersilahkan Luigene dan James untuk keluar.

"Arlington, kita sedang bulan madu bukan?"

"Maaf aku tidak menjagamu. Apa penguntit itu melukaimu?"

"Tidak."

"Syukurlah." Arlington mengusap rambutnya lega, ia memeluk Abbey dengan erat. "Kenapa kamu tidak bilang jika teman-temanmu berada di sini?"

Arlington melepas pelukannya. "Aku tidak mengundang mereka. Mereka datang sendiri, aku juga terkejut ketika mereka bilang mereka sedang berada di Bali."

"Temanmu yang menangkap penguntit tadi," ujar Abbey sambil beranjak pergi untuk mengganti pakaiannya. "Siapa?"

"Adrlyan." Setidaknya ia harus berterima kasih bukan karena teman Arlington sudah membantu menangkap penguntit tadi. "Malam ini kita harus makan malam bersama mereka. Aku ingin berterima kasih secara khusus kepada Adrlyan."

Seperti yang sudah di rencanakan, mereka benar-benar mengadakan makan malam di dekat vila bersama beberapa teman-teman Arlington. Abbey tampak sangat menawan dengan balutan dress navy selutut milik Alexis Mabille di temani oleh knee high boot heels berwarna hitam.

Tak dipungkiri jika teman-teman Arlington ikut memandang Abbey dengan kagum secara terang-terangan. "Starley memang benar-benar cantik, kau tampak lebih cantik bahkan setelah menikah."

"Apa sekarang seleramu adalah istri orang, Caiden?" sindir Primo diikuti tawa oleh yang lainnya.

"Istri orang memang lebih menggoda." Caiden mengangkat bahunya tak acuh.

"Ini Starley Wang, istriku." Arlington memperkenalkan Abbey kepada teman-temannya, meski sebenarnya itu tidak perlu. Hanya saja Arlington ingin menegaskan jika Abbey adalah istrinya.

Abbey melirik ke arah Arlington, sedikit tak menyangka jika Arlington akan memperkenalkannya dengan nama Starley Wang bukan Starley Langner.

"Sejak kapan namanya berubah menjadi Starley Wang? Starley Langner terdengar lebih menarik di telingaku."

"Sejak dia menikah denganku, Primo."

Acara makan malam dimulai, gelak tawa mulai terdengar diiringi lelucon yang tak pernah lepas dari teman-teman Arlington. Ditambah hanya Arlington yang baru menikah di antara mereka semua, membuat mereka semakin senang melayangkan godaan untuk pria itu.

"Abbey, ini Adrlyan. Dia fans beratmu," sindir Arlington kepada pria dengan rambut coklat di depannya. "Benarkah? Ah, Adrlyan yang sudah menolongku."

Abbey mengulurkan tangannya ke arah Adrlyan, "Terima kasih sudah menolongku tadi."

"Wow, Adrlyan menang banyak. Apa rasanya memegang tangan seorang Starley?" wajah Adrlyan merona merah, tampaknya ia benar-benar menyukai Starley.

"Aku tidak membantu, Luigene yang dengan cepat meringkus pria tadi. Aku hanya kebetulan melihat pria gila itu," terang Adrlyan cepat membuat Abbey mau tak mau menoleh singkat ke arah Luigene yang sedang berdiri tak jauh darinya.

Makan malam kembali berlangsung dengan lancar meski Abbey merasa sedikit tidak nyaman karena ia merasa jika Adrlyan selalu menatapnya dengan pandangan aneh.

"Kau ingin berfoto bersama Abbey?" tanya Caiden penasaran melihat Adrlyan. "Apa boleh?" Abbey yang tak enak hati pun hanya tersenyum dan mengangguk, tak ada salahnya berfoto bersama. Lagipula Adrlyan sudah menolongnya dan ia juga sudah sering berfoto dengan beberapa penggemar.

ReasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang