Halu-4

26 8 1
                                    

Part kali ini diupload tanpa diedit 😌. Jadi, kalo ada typo tolong tandain, ya.

Selamat membaca! ❤

•♡•♡•♡•

Hari ini Yuna datang lebih cepat dari biasanya. Gadis itu sudah tidak sabar menunggu kedatangan Amel. Berulangkali ia mengecek ponselnya memastikan bahwa jamnya tidak salah.

Gadis itu menghela napas. Andai saja tadi ia berangkat bersama Papanya, ia tidak akan secepat ini. Namun sayangnya Yuna tak bisa menahan diri barang sekejap saja, terlalu bersemangat ingin bercerita.

Pintu kelas tiba-tiba saja terbuka menampakkan seorang perempuan berkacamata dengan setumpuk buku di tangannya. Itu Arina--teman sekelas Yuna. Ia tersenyum menyapa.

"Tumben datang cepet, Na." ujar Arina sambil meletakkan tasnya di bangku tepat di samping Yuna. Ia memutar kursinya menghadap Yuna.

"Iya, soalnya bareng Kak Yuta." Yuna menyengir.

"Bulan depan mereka mau comeback. Udah siap nabung belum?"

"Comeback? Siapa?!" Yuna histeris. Pasalnya, ia belum membuka ponselnya sejak semalam. Ah, lebih tepatnya saat ia pulang dengan kondisi pingsan.

"Sebong." Arina lalu menyodorkan ponsel miliknya. "Sekitar tiga puluh hari lagi. Lo harus siap-siap."

Bodoh! Yuna memukul kepalanya pelan saat membaca konfirmasi dari boygrup yang beranggotakan tiga belas member itu. Yuna seorang mulfand. Jadi, ia benar-benar harus menabung dari jauh-jauh hari untuk berjaga-jaga jika idolnya comeback secara bersamaan.

"Huaaa, gue belum nabung. Gue juga pengen ikut nonton. Kalo yang ini bener-bener nggak boleh terlewatkan!" Seru Yuna bersemangat.

"Bener. Maka dari itu lo harus nabung dari sekarang."

Percakapan mereka terhenti ketika satu persatu murid mulai memasuki kelas. Amel dan Adnan juga baru saja datang.

"Lama banget!" Kesal Yuna. Ia langsung menarik tangan Amel.

"Astaghfirullah kuping gue." Adnan menyela. Laki-laki itu sudah duduk manis di bangkunya.

"Diem lo tai kuda!"

"Adek Yuna gak boleh ngomong kasar, ya. Kakak aduin Mama baru tau rasa." ejek Adnan dengan suara yang dibuat-buat seperti Yuta. Ah, jangan lupakan kalau mereka itu saudara sepupu.

Amel memutar kedua bola matanya malas.

"Apasih masih pagi-pagi udah berantem."

"ADNAN TUH CARI MASALAH!"

Amel mendorong kening Yuna keras. "Toa banget ya suara lo."

Yuna baru saja ingin membuka mulutnya untuk bercerita, namun harus ia tutup kembali saat seorang guru perempuan muda masuk ke kelasnya.

Kelas selesai disiapkan oleh Adnan. Mereka semua duduk kembali setelah memberi salam.

"Ssst, Amell," bisik Yuna. "Semalam gue pulang sama siapa?"

"Ya gue sama Adnan lah. Siapa lagi."

Yuna tidak percaya. Ia kembali bertanya. "Seriusan? Bukannya kalian sibuk di toko bu--"

"Diem Yuna. Ceritanya sebentar aja." Sela Amel. Ia mengeluarkan novel Harry Potter dari tasnya. Gadis itu tahu kalau Yuna pasti tidak akan diam jika ditanggapi terus-menerus.

•••

"Mel, Mel, coba tebak kemarin gue ketemu siapa!"

Amel mengernyitkan dahinya. "Kak Yuta?"

"Anjir! Ngapain juga gue harus seneng ketemu dia!" Yuna berseru kesal. Amel mendecak lalu memutar kedua bola matanya.

"Yang seminggu lalu mencak-mencak di telpon nyuruh Abangnya pulang, siapa, ya?"

Adnan terkekeh melihat raut wajah ditekuk Yuna. "Sampe nulis di buku diary pula," katanya ikut-ikutan.

"Diam kalian!" Sentak Yuna. "Awas aja ya kalo gue ketemu sama dia lagi. Gue aduin kalian!"

Amel dan Adnan tergelak. Sebenarnya mereka sudah tahu siapa orang yang ditemui Yuna kemarin dan akan diceritakannya. Namun dua orang itu seperti tidak percaya.

Ya, mana mungkin seodang idol yang sudah go internasional menemui Yuna?

Buat apa, coba? Kan, nggak masuk akal.

Meski begitu, Yuna tetap bersikeras percaya bahwa yang dilihatnya kemarin bukan hanya sekedar ilusi. Mereka itu nyata.

"Kalo Channyeol gak bisa gue gapai, ini beda." Yuna berujar. Gadis itu terlihat sangat antusias. "Sehun ngajakin gue ngomong! Huaaa demi apa gue gak bisa tidur semalam."

Adnan agak terkejut. "Jadi lo gak tidur?!"

"Ng-nggak, bukan itu maksudnya."

"Halah, bilang aja lo gak tidur kan. Gue aduin Mama Amira baru tau rasa lo."

Ekspresi Yuna berubah ketakutan. "Adnan! Lo itu suka cari gara-gara tau nggak!"

"Berantem aja teros. Terosin aja, teros," kata Amel yang sudah jengah melihat keduanya.

"Adnan duluan! Dasar tukang ngadu!"

"Anak manja."

"SIAPA YANG MANJAAAA?!"

•••

Yuna keluar dari toilet setelah memenuhi panggilan alamnya. Gadis itu merapihkan seragam dan poninya. Ia menatap pantulan dirinya di cermin.

Oke, cantik!

Di sepanjang koridor menuju kelasnya--X IPA 2--, Yuna sesekali meniup-niup poni sebatas alisnya. Hal itu ia lakukan berulangkali sampai tidak fokus menatap jalan. Ia menabrak seseorang. Yuna meringis, matanya membola.

"Eh, eh maaf!" pekiknya. Ia menjulurkan tangannya hendak membantu namun ditepis kasar oleh si korban.

Laki-laki yang berseragam sama dengannya, sedang memungut buku-buku yang berserakan akibat kecorobohan Yuna. Untung saja dirinya tidak ikutan terjatuh.

"Minggir."

"Ma--EH ANJIR! #%@^@^!*!*!!!" Pekik Yuna nyaring. "L-LO ..., LO S-SIAPA?!"

Lelaki itu berdecak malas. "Minggir," ulangnya.

"Nggak! Jawab gue dulu lo itu siapa!"

Yuna sangat terkejut. Gadis itu ... tidak salah lihat kan?! Di depannya berdiri seorang Kim Mingyu.

Gue halu lagi?!

Yuna menggelengkan kepala, memukul-mukul kepalannya berulangkali berharap ia hanya salah lihat. Namun saat ia kembali mendongak--

"EH ANJIR MANA MUNGKIN GUE SALAH LIAT!"

--itu benar-benar seorang Kim Mingyu.

Si lelaki tampan tidak peduli. Dia melongos pergi begitu saja meninggalkan Yuna yang masih mengaga. Ia berhenti melangkah, lantas membalikkan badannya.

"Jadi orang, jangan suka halu."

WHAT THE HELL?!

•••

TBC

Gimana part ini? :D aku kalo di posisinya Yuna udah pingsan aja, gak sempet nanya lagi mwhehe.

Tinggalkan jejak, ya. Vote dan komen dari kalian saangat berharga untuqqu. (eaa~)

Big love,
Ryn ❤

Halu 24/7 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang