WonHui diary 5

289 38 0
                                    

Wonwoo setengah terbangun ketika sinar matahari menerpa wajahnya. Perlahan matanya membuka dan ia tidak tidur di sofa. Seingatnya, ia tidur menggunakan mantel tebal milik Junhui, tapi kini ia menggunakan pakaian tidur.

Ia membalikkan badannya, Jun tidak ada disampingnya. Ketika ia melihat jam digital yang tertaruh di nakas, waktu menunjukkan baru pukul enam pagi. Wonwoo berpikir agar ia memasakkan sesuatu untuk sarapan Jun, iapun pergi ke dapur. Tunggu, jika ia mengenakan pakaian tidur, itu artinya.. Jun mengganti bajunya?.. Sudahlah lupakan.

Wonwoo berjalan menuju dapur yang sangat rapih dan peralatannya mahal. Berbeda dengan dapur di panti asuhan yang terlihat biasa saja dan peralatannya masih peralatan sederhana. Ia melihat Jun yang tertidur di sofa. Ia mengurungkan niatnya untuk ke dapur dan malah mendatangi Jun.

Selimut yang ia gunakan kebawah, Wonwoo menyelimuti Jun lagi hingga ke lehernya. Kebetulan, pagi itu terasa dingin sekali. Wonwoo mengusap kepala Jun pelan dan mencium pipinya, "morning Chagi.." Wonwoo berbisik karena setahunya Jun masih tertidur. Padahal, Jun sudah setengah sadar dan mendengar Wonwoo memanggilnya Chagi. Lalu setelah Wonwoo pergi, Jun tersenyum.

Lalu Wonwoo kembali ke niat awalnya dan menuju dapur. Ia bertempur dengan alat masak yang tidak biasa ia sentuh. Semuanya masih bagus dan kelihatan seperti baru. Pria sibuk seperti Jun mana sempat memasak, batin Wonwoo.

Wonwoo membuatkan nasi goreng mentega dan salad buah. Sudah pasti ia mencoba terlebih dahulu bagaimana rasanya, karena ditakutkan makanan itu berasa tidak sesuai seperti yang ia harapkan. Dan menurutnya enak..

Lalu ia membangunkan Jun, "Jun, ayo bangun.. Selamat pagi..!" Ujar Wonwoo setelah Jun duduk. "Pagi.. Khoaaammm!" Jun menguap dan meregangkan tubuhnya. Ia masih duduk di sofa. Wonwoo membawa dua piring nasi goreng dan sepiring salad buah ke meja di depan sofa. Ia tidak mau mengganggu Jun yang baru bangun untuk beralih ke meja makan.

Karena itu, Wonwoo lebih memilih makan disamping Jun di sofa. Sebenarnya, cara berjalan Wonwoo masih belum benar. Rasa sakit yang ia rasakan kemarin masih benar benar menghambatnya. "Wah.. Kau memasak untukku?" Tanya Jun, Wonwoo mengangguk. "Semoga rasanya seenak kelihatannya.." Harap Wonwoo. Karena penampilan makanan itu sangat menggugah selera.

Jun meminum air di gelas terlebih dahulu lalu mulai mencicipi masakan Wonwoo. Perlahan mata Jun berbinar, Jun tidak percaya jika masakan Wonwoo bisa seenak ini. "Luar biasa, masakanmu sangat enak, tetapi kau juga harus mencoba masakanku yang tak kalah enaknya!" Ujar Jun yang hobi sekali memuji diri sendiri.

Wonwoo tertawa karena pipi Jun yang mengembung seperti Hamster sedang makan, "Jun..." Ujar Wonwoo, "hah?", "kau benar akan mengantarku pulang kan?" Tanya Wonwoo karena takut Jun akan lupa mengantarnya. Wonwoo khawatir ibu Yoon akan mencarinya. "Tentu, tunggu aku mandi, jam delapan aku akan mengantarmu.. Kau juga Mandilah, pakai bajuku.." Ujar Jun yang kemudian dibalas anggukan oleh Wonwoo.

     Wonwoo menyantap makanan yang sudah ia siapkan untuknya sendiri di piring. Perlahan ia mengunyah makanan itu, matanya fokus pada pemandangan di sampingnya kini, Wen Junhui. "Wonwoo, kemarin aku memainkan game dan aku kalah karena dikejar oleh rusa, bodoh sekali.. Satu tim marah padaku. Tetapi aku membuktikannya aku bisa menang! Aku hebat kan?" Jun bercerita,

     Sedangkan mata lawan bicaranya sibuk memperhatikannya. "Ya! Kau tidak mendengarkan ceritaku!" Jun kesal dan pura pura merajut seperti anak kecil. "Aku mendengarkanmu Jun.." Ujar Wonwoo. Jun sudah menghabiskan makanannya, lalu ia menyimpan piringnya di meja.

     Ia mendekatkan wajahnya ke dekat Wonwoo, "Jeon.. Tatap mataku dalam hitungan sepuluh detik.." Ujar Jun. Mereka saling bertatap mata dengan jarak wajah yang sangat dekat, Wonwoo menatap mata Jun lekat. Begitupun sebaliknya. Setelah sepuluh detik, Wonwoo dan Jun sama sama mengedipkan mata mereka.

[🔚]While you were sleeping Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang