17

49 8 24
                                    

"Yang, maaf." Yoongi menggenggam tangan Hami yang akan melarikan dari dirinya lagi.

"Lepas mas." Hami menatap mata Yoongi nyalang. Sedangkan Yoongi menatap Hami dengan memohon.

"Mau aku jelasin, bentar aja." Pemuda itu terus membujuk kekasihnya.

Tangan Hoseok memegang tangan keduanya, berusaha menengahi. Ia sedikit malu melihat kawannya dikerumuni banyak orang. Bahkan ada yang memotret mereka. Karena sangat jarang pasangan Hami Yoongi bertengkar bahkan dibawa ke sekolah. Biasanya mereka berdua selalu menempel layak perangko. Bucin satu sama lain.

"Lepas aja Yoon, jangan paksa Hami." Hoseok hanya memperdulikan Hami. Tidak peduli pada Yoongi.

"Jangan coba-coba Lo deketin Hami!" Tangan Yoongi kini beralih ke kerah leher Hoseok. Ia mengancam Hoseok agar menjauh dari Hami. Tapi sepertinya ia lupa, jika Hoseok tak akan pernah menjauhi Hami. Terlebih posisi sekarang, saat Hami membutuhkan teman.

"Yoon, kalem!" Ini Jimin yang berusaha melerai keduanya.

"Mas, lepasin Hoseok!" Kini Hami juga ikut membela Hoseok. Mata Yoongi menatap lurus menembus manik terang Hami. Ia seperti tak percaya, Hami lebih membela Hoseok daripada harus mendengarkan penjelasannya.

"Tolong lepasin Hoseok, mas." Suara Hami lebih lembut dari sebelumnya. Membuat Yoongi mau tak mau melepaskan cengkraman tangannya dari kerah baju Hoseok.

"Kita pulang Seok." Hami menarik lengan Hoseok agar menjauh dari Yoongi. Hoseok menatap Yoongi dengan tatapan datar. Seakan menantang dan menyatakan jika dia menang melihat bagaimana Hami memilihnya ketimbang Yoongi. Menyadari itu, Yoongi hanya bisa menahannya dan berteriak.

(ノಠ益ಠ)ノ

"Sampe kapan Lo kek gini terus?" Kata Hoseok menyodorkan eskrim untuk Hami.

"Bentar lagi Seok, sampe Yoongi sadar." Hami menerima eskrim dari Hoseok. Lalu kembali menikmati pemandangan danau kecil di desanya. Vrindavan.

"Terus Ryana?" Hami menggeleng.

"Gua gak beneran marah sama Ryana, cuma biar mendukung aja."

"Mi, Lo tau kan kalo gua selalu ada dipihak Lo?" Hoseok menatap lurus kearah Hami, meskipun gadis itu hanya terus memperhatikan danau didepannya. Tapi kemudian dia menoleh dan tersenyum pada Hoseok.

"Pasti Seok! Jimin juga gua yakin di pihak gua, sekarang dia lagi bingung sama posisinya."

"Apa ini karena Hana?" Hami mengangguk sebagai jawaban.

"Dia udah mulai terbiasa tanpa Hana, udah buka hati juga buat Leeah. Ga lama Hana muncul saat Leeah mulai suka sama dia. Emang iya Hana masa lalu Jimin, tapi kita ga tau sebesar apa efek kejadian dulu bagi Jimin. Yah pikir aja gimana perasaan dia."

"Bener sih, gua kalo jadi dia dah gak mau maafin Hana. Tapi gak tau lagi kalo Hana masih punya tempat di hati Jimin."

"Dahlah masalah kita jadi complicated haha." Hami tertawa hambar.

"Itulah kenapa gua ga mau pacaran." Hoseok menyilangkan tangannya didepan dadanya. Seakan benar-benar mengatakan tidak.

"Heebi balik, modar dah lo wahahaha."

"Langsung lamar, langsung nikah." Hoseok memasang wajah sombongnya.

"Kalo Heebi ga mau gimana?"

Spill the Tae || Maknae LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang