Eiffel Tower Part 1

Semarang, tahun 2016 tepatnya pada bulan September. Ya, saya masih mahasiswa saat itu, dan sedang PKL di salah satu RSU Pemerintah disana.

**

2010.
Hari terasa berbeda Selasa pagi itu, "Semesta" serasa berpihak padaku. Semua terasa indah, selepas malam sebelumnya terasa mendebarkan bukan main. ya, Cinta tentunya. adalah hal yang bisa membuat apapun menjadi mungkin. Lucu memang, terkadang kitapun tidak menyadari akan itu, semua bisa berubah, walaupun memang tergantung pada situasi hati saat itu, seberapa serius-kah kita saat menerima atau memberikannya.
Penghuni meja paling depan dekat pintu masuk duduk paling pojok sebelah kiri jika mengarah ke papan tulis, disitulah singgasana nya saat itu.

Pagi itu bingung bukan kepalang, apa yang harus diperbuat jika bertemu dengan si damba-an hati yang sudah sah menjadi pengisi hati yang sebelumnya kosong ini kemarin, dengan modal chat melalui SMS tentunya.
Terasa canggung, bagaimana tidak, bayangkan, seorang seperti saya bisa mendapatkan hati si cantik dan jenius kelas 1 SMA yang sudah banyak bersaing membawa nama baik SMA kita itu, murid kesayangan semua guru tentunya.

**
T** namanya, kini dia sudah memiliki seorang anak lelaki yang tangguh seperti ayahnya, dan cerdas seperti ibunya.

ya, ini adalah sepenggal kisah "romance" yang pernah saya alami selama hidup saya.
**

Bel sekolah sudah berbunyi pukul 07.00 pagi, guru BK dan guru piket selalu berdiri didepan gerbang sambil memegang tongkat bak samurai yang membawa katana kesayangannya untuk membasmi kejahatan. Siap siap memiliki tatto merah temporer dilengan, punggung ataupun paha jika telat walaupun hanya 1 menit lewatnya.
saya sengaja telat masuk ke kelas, sambil memikirkan tingkah apa yang harus saya gunakan dalam kelas nantinya, ya saya adalah termasuk anak yang banyak tingkah saat SMA tapi dibuat kepalangnya pula saat itu.

Jam pelajaran pertama dimulai, memang serasa ada yang tidak beres, semua tampak biasa saja padanya, tapi tidak dengan saya. Bingung, itu adalah kata pertama yg muncul dikepala saat itu. "apa jangan-jangan semalam dia hanya bercanda? apa jangan jangan dia lupa / tiba-tiba amnesia pagi ini? atau bahkan jangan-jangan dia gak tahu siapa yang dia chat semalam?"

Hari demi hari semua terasa canggung, tapi chat terasa normal untuk standar orang pacaran waktu itu, lagi apa? udah makan atau blm? dan basa basi lainnya.
tapi begitu ketemu di sekolah byarr, buyar semua.
seiring berjalan waktu
mulailah liat liatan, sapa sapaan tapi masih ada malu malu dan diem diem, istilah jaman dulu tuh "backstreet"lah kara kira