The Truth II

1.2K 164 15
                                    



Seokjin menghentakkan kakinya sambil kembali melirik ke arah pintu masuk kantin agensi. Sejak Jaehwan menghubunginya untuk makan siang bersama 10 menit yang lalu, Seokjin langsung berjalan menuju kantin di lantai 2 untuk menemui Jaehwan. Seokjin bahkan meninggalkan Hoseok yang masih breefing tentang jadwal barunya, dan perihal pemindahan ruangannya. Seokjin tak peduli, dia kesal dan ingin segera pergi dari meeting memuakkan itu.

Seokjin sebenarnya juga sedang kesal pada Hoseok, karna pagi tadi Hoseok bilang bahwa Namjoon akan datang menemuinya di agensi. Bukannya Seokjin tak mau, Seokjin hanya belum siap. Lagipula Hoseok tak seharusnya bertindak tanpa memberitahu Seokjin terlebih dahulu. Seokjin ingin menemui Namjoon tanpa paksaan dari siapapun.

Seokjin menghela napas, sepertinya bertemu dengan Jaehwan akan memperbaiki moodnya lagi. Seokjin tersenyum lebar ketika melihat Jaehwan yang sedang berjalan menghampirinya sambil melambaikan tangannya. Akhirnya dia datang juga setelah Seokjin menunggu 5 menit.

"Hey, kenapa kau mengajak makan siang tiba-tiba di sini?" Tanya Seokjin.

"Sebenarnya aku ada janji dengan Mingyu tapi batal karna Mingyu sedang sibuk." Jawab Jaehwan sambil duduk dihadapan Seokjin. Bohong sedikit tidak masalah, mudah-mudahan Mingyu tidak melihatnya di kantin.

Seokjin mengangguk paham, sedangkan Jaehwan hanya tersenyum kaku. Alasan Jaehwan mengajak Seokjin makan siang bersama karna dia tak ingin Seokjin bertemu dengan Namjoon sekarang. Saat ini suasana hati Namjoon sedang buruk, dan Jaehwan tau Seokjin juga dalam suasana hati yang kurang baik. Bertemu dengan Namjoon hanya akan menambah masalah, apalagi jika Seokjin tau Namjoon habis bertemu dengan Jisoo, mungkin keadaan akan benar-benar bertambah buruk.

Jaehwan berusaha bersikap santai, membaca menu dan memesan beberapa makanan dan minuman. Seokjin memandang jaehwan dengan curiga, entah mengapa dia tau ada yang sedang tidak beres dengan Jaehwan.

"Aku akan pindah ruangan ke gedung sebelah. Sehabis makan siang aku akan mengeceknya, mau ikut?" Tawar Seokjin.

"Oh, boleh saja."

"Mungkin disana ada Namjoon. Kata Hoseok dia menungguku disana."

"O-Oh benarkah? Ka-Kalau begitu kenapa kau tidak menemuinya saja?" Jawab Jaehwan gugup.

"Aku malas menemuinya. Aku masih belum siap."

"Ya, jangan menemuinya dulu kalau belum siap. Nanti saja."

Seokjin memicingkan matanya, menatap Jaehwan dengan curiga.

"Tidak biasanya kau melarangku bertemu Namjoon. Biasanya kau menyuruhku untuk bertemu."

Jaehwan terdiam, tetap berusaha senatural mungkin.

"Ya... Ini kan... Maksudku... Ini hakmu, aku tak berhak memaksa kan?"

"Ken, apa kau bertemu dengan Namjoon tadi? Apa yang kalian bicarakan?"

"Kami tidak bertemu, aku bahkan tidak tau kalau Jaksa Kim datang ke gedung sebelah."

"Kenapa kau mengajakku makan siang tiba-tiba begini? Kau pasti bertemu dengan Namjoon tadi kan? Apa yang terjadi? Kenapa kau tidak ingin aku bertemu dengannya?"

"Aku tidak pernah bilang bahwa aku tidak ingin kau bertemu dengan Jaksa Kim!"

Seokjin terdiam. Dia masih menatap Jaehwan yang terlihat gugup. Seokjin menghela napas. Jika firasatnya benar, maka Jaehwan pasti melihat sesuatu yang tak seharusnya dia lihat, dan dia tak ingin Seokjin tau itu. Sesuatu yang tak diinginkan digedung sebelah? Huh... Tentu saja karna orang itu, Kim Jisoo!

I WANT YOU, Kim Namjoon!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang