Selamat Membaca
"Lo lagi?" Ujar gue dengan santai.
"Ya gue. Satu-satunya orang yang berani nyerang lo terang-terangan." bisiknya sambil tersenyum miring.
"Lo suka mati pake pisau atau senjata seperti dulu yang tertunda?" Tawarnya yang mampu buat gue terkekeh.
"Senjata api mungkin lebih menarik."
"Serahin senjata api lo!" Pintanya yang pasti gue tolak.
"Nggak ada. Gimana kalo punya dia?" Tunjuk gue ke Bang Zerro.
"Jangan bohong. Lo bilang tadi di gaun kan."
Mamah gue udah teriak-teriak khawatir. Tapi kali ini ditenangin sama Lesha.
"Iya tapi bukan di gaun gue." Bisik gue.
"Pinta dia buat ngasih ke gue!" Pintanya ke gue.
"Kok lo gitu sama orang yang mau mati, dibaikin dikit kek." cibir gue yang pasti cuma di denger sama dia.
"Cepet!" Jengahnya sambil ngedeketin pisaunya ke gue.
"Eh kamu" Teriak gue menunjuk Bang Zerro.
"Siniin senjatanya yang masih disaku." Pinta gue dan Bang Zerro pun menurut.
'Bawa tamu menjauh lima meter dari devil. Dan pastikan Tuan Indra tidak masuk area.' Instruksi bang Zerro.
Setelah bodyguard mengambil jarak aman bersama para tamu undangan, Bang Zerro melempar datar senjatanya ke arah gue melalui lantai aula.
"Tunggu" Ucap gue, saat dia hendak mendekat selangkah.
"Mending kamu ikat aku disini." Ucap gue menunjuk meja. Dia memicing tanda ragu.
"Kalo aku ikut kesitu, kamu tidak takut aku merebut pistolnya?"
'Cih, ternyata udah siap borgol.' cibir gue dalam hati.
Selesai tangan gue diborgol ke meja, Fera -orang yang berani nyerang gue terang-terangan berjalan menjauh mengambil senjata itu.
Semakin dia mendekati senjata Bang Zerro, dengan cepat gue segera berlindung di balik meja. Bodyguard pun sudah membuat benteng sempurna menutupi para tamu.
Fera membawa senjata itu kedalam genggamanya.
Pip
Mengangkat senjanya dengan senyum yang tersungging.
Pip
Mengarahkan senjata itu ke arah gue.
Pip
Duaarrrr
Ledakan dengan suara yang cukup keras memenuhi udara di setiap penjuru aula.
¤=¤=¤=¤=¤=¤=¤=¤=¤=¤=¤=¤=¤=¤
"Enghh" Erang gue setelah terbangun dari tidur.
Mata gue mencari kenyamanan ditengah cahaya yang terus berusaha masuk ke retina.
Dirasa tersadar dari alam mimpi, gue tersenyum miring mengingat kekacauan acara tunangan gue sendiri.
'Satu hama sudah lenyap' Gumam gue tenang. Namun dalam hati sudah sangat kegirangan.
Setelah ledakan tadi malam, acara diberhentikan. Para tamu pun dipersilahkan beristirahat.
Ledakan? Iya, itu ledakan Fera karena berani nyentuh senjata Bang Zerro. Sebelumnya, gue sengaja ngasih tau ada senjata mematikan emang buat mancing Fera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dian Is Fuck Nerd Girl
Teen FictionDiananta Permata Saputri Argajaya adalah seorang gadis cantik yang merubah penampilannya. Dia merasakan tertarik dengan seorang laki laki. Namun dengan identitasnya yang bisa dikatakan tidak sedikit, membuat dirinya harus berakting dengan beberapa p...