tujuh belas

23 5 7
                                    

"Halo?" Ucap Fauzan dari sebrang panggilan

"Ya" Nazra menjawab dengan malas

"Maaf ya" Ujar Fauzan tiba-tiba

"Maaf apaan dah?" Nazra mengernyitkan alisnya

"Yang tadi siang" Fauzan membalas pertanyaan Nazra

"Oh, ga apa kalik, udah biasa juga kek gitu, sampe lu ngomongin gua pake kata kasar juga udah kebal haha.. hiks" Nazra mengoceh, bahwa ia tak apa-apa dengan keadaannya itu, bohong besar, Nazra menangis secara tanpa perencanaan atau dadakan

Tahu bulat~ apasi thorrr

"Plis jangan boong" Ucap Fauzan dari sebrang

"Ga, ga papa, hiks maaf"

Tut tutt

Nazra memutuskan sambungan, menarik Farel pergi, Farel hanya melihat Nazra bingung karna pipinya yang sudah basah karna air mata dan terus basah dibanjiri air mata hingga mereka sampai di rumah Nazra

"Dek lu gapapa? Mau curhat?" Farel menarik tangan Nazra saat ia hendak pergi masuk ke kamarnya

"Ga bang, ga apa kok" Nazra berhenti dan mengusap kasar air mata di pipinya

"Dekkk ayolah cerita sama abang" Farel mengusap pelan punggung tangan Nazra

"Tanya aja langsung ke Ozza, adek cape.. sakit perut.. nyeri.. sesek.. gatau karna apa, mo tidur aja" Nazra mengoceh dengan posisi yang tidak bergerak sama sekali

"Haah oke, gua bicarain ini sama Ozza, mau gua gendong nih sampe kamar?" Farel melepas genggamannya dan beralih memegang pundak Nazra

Nazra menepis pelan tangan Farel dari pundaknya "Ga usah kali, gua bukan anak kecil yang ketiduran di depan tv" Nazra pun langsung menaiki anak tangga di rumahnya tuk menuju ke kamarnya. Farel hanya berdiam diri melihat Nazra mengunci dirinya di kamar

Nazra menjatuhkan dirinya di kasur, menutup dirinya dengan selimut setelah membersihkan diri atau mandi di kamar mandi

Kenapa hal ini terulang-ulang? Lu selalu kaya gini ke gua Za! Gua cape sabar terus sama sifat lu!-gumam Nazra saat mengingat beberapa permasalahan ia dengan Fauzan sejak 4 tahun lalu, yakni saat Fauzan sadar akan perasaan Nazra terhadapnya

Saat itu, Fauzan sering sekali membuat Nazra senang berbunga-bunga dan menangis tersedu-sedu dalam beberapa menit. Hingga Nazra terbiasa dengan permainan Fauzan, Nazra hanya berpikir positif dengan apa yang terjadi pada dirinya

Nazra terus menerus berpikir bahwa Fauzan hanya lelah setelah melakukan pekerjaan yang Nazra sendiri tak tau apa saja yang dilakukan Fauzan. Nazra hanya tau bahwa Fauzan Wibu akut dan Gamer, sampai-sampai mimpinya menjadi virtual youtube di lanjutnya saat sekolah menengah atas

Jam berapa nih?-Nazra bergumam lalu mengecek jam di dinding kamarnya

Ah ternyata masih jam 4 ya, tidur bentar kali ya abis tu makan-Nazra membatin

Akhirnya ia menutup matanya dan beristirahat sejenak..

Farel pov

Masa-Masa Si GadisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang