16. Pertunjukan

3.8K 651 84
                                    

|Vote dan comment dipersilahkan sebagai bentuk apresiasi bagi seorang penulis|
©callmeRIES

.
.

Untuk SIDER (Silent Readers) muncul ke permukaan dong. Partisipasi kalian dalam vote serta comment sangat berharga bagi penulis seperti aku. Terimakasih~

.
.

Sepeninggalan Jisoo dan Jennie menuju ke kekaisaran membuat jiwa jelajah Rose dan Lisa memberontak. Biarkan sejenak saja mereka melupakan masalah yang sedang dihadapi. Biarkan mereka menikmati satu hari ini dengan rangkaian kegiatan sebebas keinginan mereka.

Saat ini Lisa dan Rose berada di pasar. Tempat paling favorit serta selalu ingin mereka kunjungi setiap hari. Di empat tangan keduanya telah penuh dengan jajanan pasar. Mereka tidak tau apa namanya, tapi mereka tau jika makanan tersebut sangat enak. Rasanya mereka ingin memborong semua makanan di pasar ini.

Tentu tidak ada yang tahu identitas dari Rose dan Lisa sekarang, karena penyamaran yang mereka kenakan.

"Eh, Rose. Lihat di sana." ucap Lisa seraya mengarahkan jari telunjuknya ke air mancur tengah pasar.

Rose pun mengikuti arah pandang Lisa. Dapat mereka lihat dua orang remaja yang menyanyi demi mendapatkan uang. Jika mereka harus berkomentar dengan jujur, suara dua remaja itu tidak terlalu bagus, tapi juga tidak buruk. Hanya kurang dipoles saja. Maaf saja, Rose selain berbakat bermain alat musik, gadis itu juga memiliki suara yang indah. Lisa pun selain berbakat dalam menari, suaranya juga tidak kalah indah.

Dua gadis itu saling berpandangan, menyalurkan ide yang kebetulan sama. Segera keduanya berpencar mencari sesuatu yang sangat mereka butuhkan sekarang.

"Maaf, boleh aku meminjam kecapimu? Aku akan membayarnya." tawar Rose seraya menyerahkan beberapa keping perak. Tidak berfikir dua kali, sang pemilik menyerahkan kecapinya. Sebelum melangkah ke air mancur, Rose terlebih dahulu memasangkan cadar untuk menutupi sebagian wajahnya.

Di tempat Lisa, gadis itu membeli hanbook serta dua buah kipas tangan. Lalu segera memakainya di toko tersebut, tidak lupa memakai cadar seperti yang Rose lakukan. Untuk saat ini mereka harus menyembunyikan identitas. Karena tidak ada yang tahu mana pemeran antagonis dan protagonis yang sebenarnya. Mereka juga meminimalisir mata-mata yang dikirimkan untuk mengawasi keduanya. Kejadian Rose perlu diantisipasi.

Kedatangan dua gadis bercadar membuat semua mata terfokus pada mereka, termasuk dua remaja itu.

"Kami akan membantu kalian." ujar Lisa pelan. Gadis itu tersenyum di balik cadar yang dipakainya.

Rose dan Lisa mengambil posisinya. Jari jemari Rose pun mulai menari di senar-senar kecapi, sedangkan Lisa mulai menggerakkan tubuhnya sesuai alunan kecapi.

Para penduduk mulai berdatangan untuk menonton pertunjukan dadakan itu. Menikmati alunan musik yang indah dan tarian yang lembut, namun penuh ketegasan. Semua mata memandang kedua gadis itu. Menatap takjub, membuat semuanya enggan berpaling.

Termasuk tiga orang laki-laki yang juga menjadikan keduanya titik fokus. Wajah mereka tidak asing, namun tetap saja tidak dikenali siapa.

Sekitar lima belas menit kemudian pertunjukan dari Lisa dan Rose selesai. Gemuruh tepuk tangan mereka dapat dari orang-orang. Wadah kayu yang tergeletak di bawah untuk menampung koin-koin pemberian penduduk mulai penuh. Senyum lebar mengembang di balik cadar. Setelah kerumunan membubarkan diri, Lisa mengambil wadah tersebut kemudian memberikannya pada remaja tadi.

The Queen (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang