AFFAIR - 17

4.3K 394 86
                                    



Hari-hari Rose benar terasa buruk, sudah dua hari ia berada di negara orang, dan dua hari itu pula merasa amat kesepian. Matanya memicing menatap langit biru dari ayunan yang terletak dibalkon, sungguh ia merasa kesepian luar biasa. Untuk pertama kalinya, bahkan Rose binggung harus melakukan apa untuk menggubur kesepian diri.

Tujuannya datang lebih awal ke Singapura adalah atas bujukan Jeon, lelaki itu menjanjikan liburan menyenangkan yang akan mereka nikmati sebelum Rose mulai sibuk dengan study-nya. Tentu Rose sangat antusias, terakhir kali ia menikmati hidup dengan benar ya saat ia diajak berkeliling di desa bencana. Selain itu? Hidup Rose sangat membosankan. Bayangkan saja, setiap harinya hanya pemandangan monoton rumah sakit saja yang ia nikmati. Dulu, Rose tak suka mengambil jatah libur, dengan alasan tak tahu harus melakukan apa untuk liburan.

Jika Ivan masih ada, dulu lelaki itu terus merengek meminta pergi liburan bersama. Ya, setidaknya mereka pernah berlibur dipantai bersama, dan untuk pertama kalinya Rose menceburkan diri kepantai, berkat kekasih aliennya Ivan.

Tanpa sadar ia mengulas senyuman, membayangkan kenangannya bersama Ivan, rasanya hatinya ditumbuhi oleh ribuan bunga, dengan aroma semerbak yang menenangkan pikirannya. Namun, setetes air mata mengalir dari pelupuk matanya, ia rindu Ivan, sangat. Namun bayangan Jeon kembali muncul dilamunannya, apakah salah jika ia yang berstatus kekasih Jeon namun masih memikirkan Ivan? Jika diukur, mungkin rasa cintanya pada Ivan lebihlah unggul daripada rasanya pada Jeon, lalu.. apakah ia berkhianat?

"Ya Tuhan... apa yang kau pikirkan Roseanne..." lirihnya lalu beranjak dari ayunan dan berdiri mendekati pembatas balkon.

Sungguh ia memuji selera Jeonel, lelaki itu memilih hunian dengan sangat baik. Selain betapa mewahnya rumah ini, lingkungan disini sangatlah asri, dari kejauhan Rose sudah menentukan. Spot mana saja yang akan ia sambangi untuknya besok melakukan joging pagi.

Atensi Rose beralih pada sebuah mobil yang berjalan pelan dan berhenti didepan gerbang rumah mewah yang ia huni. Mobil itu cukup mewah, karenanya Rose merekahkan senyumannya. Jangan-jangan itu adalah Jeon? Dengan sengaja datang tak memberi kabar, ah.. apakah ini kejutan untuknya?

Sangking bahagia hatinya, rose berlarian untuk turun kebawah, melupakan jika saat ini ia hanya mengenakan gaun tipis yang membalut tubuhnya.

Sesampainya diambang pintu, ia memancarkan senyuman yang tertahan kearah mobil, namun penumpangnya tak kunjung turun. Tanganya mengetikkan sesuatu kearah ponselnya, dan ditempelkannya ketelinga.

Beberapa kali nada tunggu terdengar disebrang sana, membuat Rose mengernyitkan dahi.

"Hallo?"

"Hai.. kau tak turun?"

"Turun? Kemana?"

Bertepatan dengan itu, pintu kemudi mobil itu terbuka, dan ingin rasanya Rose mengumpat dengan kesalnya. Bukankah hal seperti ini sangat lumrah terjadi untuk kesengsaraan hidup seorang pecundang?

Lelaki itu tersenyum dengan lebarnya, satu tangannya menjinjing tas besar, dan satu tangannya melambai kearah Rose.

"Rose? Ada apa? Kau baik-baik saja?"

"Hello cantik..."

"Shit!" gumam Rose yang tak kuasa lagi menahan kekesalannya.

Apakah ini kerjaan Doni lagi? Tapi, Rose bahkan tak mengatakan alamat rumah yang ia tempati, lalu..

"Kutelpon lagi nanti, jangan terlalu lelah bekerja huh.. kutunggu kedatanganmu"

Setelah mengucapkan kata itu, dengan tatapan tajam kearah Jeffrey, Rose mengakhiri telponnya bersama Jeon. Jadi, baru saja ia merasa terlalu percaya diri dan menganggap Jeon akan datang memberi kejutan?

𝔸𝔽𝔽𝔸𝕀ℝ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang