Jam delapan malam, gue dan Pak Taeyong sedang berada di supermarket untuk berbelanja kebutuhan bulanan. Di dalam supermarket, gue yang dorong troli, sedangkan Pak Taeyong yang nyari-nyari barang dan bahan masakan yang udah tertulis di secarik kertas yang dia tulis pas masih di apartemen.
Kebanyakan kalau pasangan suami istri tuh ya, suaminya yang dorong troli, terus istrinya yang nyari-nyari barang sama bahan masakan. Kalau gue dan Pak Taeyong malah terbalik. Habisnya gue gak ngerti sama bahan-bahan masakan gitu. Jadi gue serahkan aja semuanya sama Pak Taeyong, karena dia udah hapal banget sama semua nama bahan-bahan masakan, udah kayak ibu-ibu rumah tangga aja dia. Gue sebagai cewek jadi minder.
Tapi di tengah-tengah gue lagi dorong troli, Pak Taeyong selalu nunjukin rasa perhatiannya. Semisal,
"Ren, biar saya aja yang dorong trolinya."
"Enggak usah, Pak. Pak Taeyong fokus cari bahan-bahan masakan aja."
"Tapi Ren," Pak Taeyong tengok kanan tengok kiri. "Orang-orang ngeliatin kita aneh. Mereka mengira saya udah tega suruh-suruh istrinya buat dorong troli."
Saat itu juga gue tertawa lepas. "Ya udah sih Pak, biarin aja. Lagian kan saya juga gak tau harus pilih-pilih bahan apa."
Dia lihatin gue, terus tengok kanan tengok kiri lagi. "Kita dorong troli sama-sama aja."
"Nah... Dari tadi kek, saya kan capek." Kata gue senang, setelah Pak Taeyong berdiri di sebelah gue sambil ikutan dorong troli.
"Kamu dari tadi ngotot buat dorong sendiri sih." Kata dia sambil me-rolling eyes.
Kemudian kita berdua lanjut nyari-nyari bahan masakan, cemilan, dan alat-alat buat mandi. Kita pun selesai berbelanja dalam waktu tiga puluh menit.
"Mau langsung pulang?" Tanya Pak Taeyong sambil memasukan barang-barang belanjaan ke dalam bagasi mobil.
Gue yang lagi asyik menjilat es krim pun langsung menoleh. "Kalau saya gak mau langsung pulang, gimana?"
"Saya mau ngajak kamu main dulu ke alun-alun dekat SMA kamu."
Mendengar itu, kedua mata gue langsung berbinar. "MAUUUUUU!"
Dia tertawa sambil mengusap rambut gue. "Ayo!"
-
Sekitar jam sembilan lewat sepuluh menit, kita berdua pun sampai di alun-alun. Di sini ramai banget, ramai oleh pemuda dan pemudi. Banyak pedagang, dan banyak juga pengunjung di alun-alun ini.
Di sini juga ada klub dance yang lagi busking. Ada tempat menyewa sepeda dan becak juga. Pokoknya ramai banget, padahal sekarang kan malam jumat.
"Mau sosis bakar?" Tanya Pak Taeyong, dan langsung gue angguki.
Tanpa ragu, Pak Taeyong pun menggenggam tangan gue, dan kita berdua berjalan menuju stan sosis. Gue senang, Pak Taeyong sekarang berlaku manis terus ke gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Sir! | TAEYONG [✓]
FanfictionRena tidak pernah menyangka kalau ia akan menikah dengan Taeyong, yang ternyata laki-laki itu adalah guru olahraganya saat di SMA. Terlebih dulu saat SMA, Rena pernah menyukai Taeyong.