Chapter 1 Unexpected Plan

16.4K 71 2
                                    

"Blackpink!!Ah yeah...Ay yeah...Blackpink!!chakan eolgure geureochi mothan taedo..."nada dering favoritnya lagu Kpop girl membuat Jolie terperanjat.Tangannya berusaha menggapai telepon genggam OPPO F9 di meja dekat tempat tidurnya.Dia mendekatkan telepon genggam ke telinganya dalam keadaan setengah sadar.Kepalanya berat dan pusing karena baru malam ini dia bisa tidur agak nyenyak setelah beberapa hari kumat penyakit insomnianya.

"Halo..."suara Jolie pelan sekali

"Lie...Lie..tolong..tolong..Akhh...Hentikan !!!"terdengar suara parau si penelepon

"Halo..Halo.."(hening..tidak ada jawaban..namun terdengar barang pecah dibanting dan samar-samar terdengar tangisan bocah lelaki).Lalu tutt...tuttt...telepon terputus.

Jolie memicingkan matanya untuk memeriksa nomor dan waktu si penelepon.

"Haissshh...nomor tak dikenal..jam 1 dini hari" gerutunya

Dia meletakkan kembali telepon genggamnya,menarik selimutnya karena kedinginan dan kembali tidur.

Sudah sepekan ini hujan terus mengguyur kota Bandung saat menjelang magrib hingga pagi hari,membuat udara jadi adem dan banjir di beberapa daerah.Orang-orang jadi ogah untuk keluar rumah jika tak ada urusan penting ataupun mendadak.

Nada dering berjudul Ddu..Ddu..Ddu..Du milik grupband Blackpink kembali melantun memecah keheningan malam.Terus berulang dan cukup lama hingga Jolie tidak tahan lagi,dia bangun dan segera meraih telepon genggamnya.

"Sapa ni..saya akan lapor polisi."Jolie menjawab ketus.

"Kak Jolie...tolong ibu,kak..."suara parau bocah lelaki si penelepon.

"Plakkkk......!!!"terdengar suara tamparan keras

"Bruk...."terdengar suara ponsel jatuh

"Brakkkk....mati kau...perempuan tua tak tau diri"terdengar samar-samar bunyi seperti sesuatu dibenturkan ke bidang yang keras.

"Tidak...tidak.....hentikan...jangan pukul ibuku....." terdengar suara tangis bocah lelaki yang meraung-raung.

"Halo...halo...Rudy.....kamu kah itu,dek?" sahut Jolie yang semakin penasaran.Dia mengernyitkan dahi lalu matanya membelalak,dadanya sesak,berkeringat dingin,tangan dan tubuhnya gemetar,otaknya kacau seketika karena teringat kelakuan bejat ayah tirinya kalau sedang mabuk ataupun kalah judi.

"Ha..ha..ha..."tawa keras lelaki bersuara bas.

"Kirimkan 20 juta besok kalau kamu masih ingin melihat ibu dan adikmu"ancam lelaki itu

Tut..tut...jaringan terputus

Jolie menggertakkan gerahamnya,menggepalkan tangan kanannya.Kini mata dipenuhi api kemarahan.

"Saya akan membunuhmu hari ini juga..dasar pria jahanam."umpat Jolie dalam hati.Dia sudah geram dan tidak tahan lagi melihat ibu dan adiknya berulang kali disiksa lelaki itu.

Jolie bergegas meraih kunci motor,jaket dan jas hujan turun ke lantai pertama kosan nya.Diselipkannya sebilah pisau kecil dibalut koran ke dalam jaketnya,pisau yang biasa dipakainya untuk memotong buah-buahan.

Saat itu,hujan masih cukup deras dan petir bersahutan,namun tak dihiraukannya.Diterjangnya hujan itu,dipacu sekencang-kencangnya sepeda motor matic Vario merah menuju ke rumah ayah tirinya.Jalanan sepi,gelap,sedikit banjir dan licin namun dia tak peduli karena saat itu yang terbesit benaknya hanyalah keinginan untuk segera menyelamatkan nyawa ibu dan adiknya.

Jarak tempat kos Jolie lumayan jauh dari rumah ayah tirinya.Biasanya perlu sekitar 1 jam bagi Jolie untuk sampai kalau jalanan tidak begitu macet,terkadang hampir 2 jam kalau jalanan macet sekali.Dan itu juga yang menjadi alasan utama dirinya sering berdebat dengan ibunya dan memilih untuk tinggal di kos dekat kantornya.Awalnya ibunya menolak mentah-mentah,tapi seiring dengan seringnya terjadi perdebatan dan bujuk rayu Jolie akhirnya dirinya diizinkan pindah.Alasan paling mendasar ibunya mengizinkan karena tidak tega melihat putri semata wayangnya yang selalu terburu-buru berangkat kerja dan pulang kerja larut malam.Namun malam ini,dalam waktu 30 menit saja Jolie sudah tiba di tujuan.

My  Digisexual CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang