Lega. Satu kata itulah yang kini dapat Alice utarakan. Pasalnya ketua OSIS memanggil Alice hanyalah ingin mengembalikan dompetnya yang tercecer. Dikarenakan Tika sudah berkeliling sekolah untuk mencari Alice namun tak kunjung bertemu juga, dan Mic di ruang siaran sekolah sedang rusak semakin menyulitkannya mencari keberadaan Alice. Maka ketua OSIS tersebut berpesan kepada temannya bagi yang bertemu dengan pemilik dompet ini segera diberitahukan untuk ke ruang OSIS. Padahal beberapa waktu yang lalu Alice tengah berkutat dengan pikirannya untuk mencari alasan yang tepat jika saja ia ketahuan sebagai SecretWoman.
Dering telepon Alice berbunyi, ia melihat tulisan "mama" di teleponnya. Sedikit senyum mengembang di kedua sudut bibirnya. Tanpa menunggu lama ia pun menjawab panggilan telepon itu.
"halo ma"
"nanti malem? emang gk papa mama ajak aku sama Rafa?"
"em.. yaudah nanti aku bilangin Rafa ya"
"iyaa bye ma"
Pesan sang mama cukup membuat Alice bingung. Ia senang namun juga bingung harus bicara bagaimana ke Rafa. Nanti malam, mamanya mengajak Alice untuk menghadiri acara ulang tahun pernikahan sahabatnya, beliau ingin Alice dan Rafa juga ikut berhadir. Sekalian melepas rindu karena sudah lama tak bertemu, karena Indah-mamanya Alice cukup sibuk dengan pekerjaan di perusahaan suaminya yang sekarang. Sepertinya mengajak Rafa bukan hal yang mudah untuk saat ini.
"AAAaaaa!!"
Alice memekik terkejut, sosok cowok ini tiba-tiba saja berada di depannya yang beberapa detik lalu terjun dari lantai dua ke lantai dasar tepat di depan Alice. Mata Alice membulat sempurna, sesekali ia melihat ke atas dan berkata dalam hati 'ni orang spiderman apa gimana?'
Stive melihat ke atas, tempat tadi ia melompat ke lantai dasar. "Ega, cepet lempar!" ucapnya, tak lama kepala Ega pun muncul dan melihat ke bawah. Ia menjatuhkan kantong kresek ke bawah yang di tangkap oleh Stive dengan mudahnya. Stive menyodorkan kantong kresek itu kepada Alice. Hal itu cukup membuat Alice bingung.
"ini apa?"
"buka dong kalo kepo"
Alice membuka kantong kresek hitam itu. Saat dibuka, bukan main. Isinya adalah Tas berwarna Cream dengan kilatan gliter yang terlihat mahal dengan tulisan GUCCI di sisi tengahnya!!
Alice menganga tanpa sadar dengan apa yang di tangannya saat ini. dan lagi, kenapa barang mahal ini bisa ada di dalam kantong kresek hitam!?
"sorry, bungkusnya ilang. Gw gk tau kenapa bisa hilang. Jadi yaudah biar praktis bawanya gw masukin kresek aja hehe"
Lagi, dirinya dibuat heran dengan lelaki di depannya ini. bagaimana bisa hatinya tega meletakan barang mahal ini di dalam kantong kresek yang biasa dipakai untuk bungkus tahu bulat?? Tas ini pasti tak terkira harganya, mungkin bisa untuk biaya hidup Alice satu tahun.
"itu buat lo, nanti kalo kita ngedate lo jadi bisa pake tas itu. Tapi gk sekarang, soalnya malem ini gw ada janji. Nanti gw kabarin lagi ya, bye bye cantik"
Setelah mengucapkan kalimat itu, Stive pergi menggunakan Skateboard di koridor sekolah yang entah ia dapatkan dari mana benda itu. Sebenarnya Alice tak ingin menerima barang ini, namun sejak tadi dirinya hanya bisa mematung tanpa mengatakan apa pun. Nanti, saat ia bertemu lagi dengan Stive, ia akan mengembalikan tas ini.
Alice berjalan memasuki kelasnya, beberapa menit lagi jadwal UAS pelajaran kedua akan dimulai. Entah ini kebetulan atau takdir, saat pembagian kelas acak Kevin berada di kelas yang sama dengan Alice. Tanpa sadar sedari tadi ia terus memandangi Kevin yang duduk di barisan paling belakang. Beberapa detik kemudian, Kevin malah membalas pandangan Alice. Jantung Alice menjadi berdegup. Sial. Malu sekali rasanya. Ia ketahuan memandangi Kevin diam-diam. Guru pengawas memasuki ruangan dan memulai Ujian selama 1jam 30 menit.
Jam pulang sekolah akhirnya tiba.Alice pulang dengan senyum sumringah karena tak sabar akan bertemu dengan sang mama. Alice memasuki rumah dengan gembira.
"assalamualaikum..."
"waalaikumsalam sayang"
"mama??"
Seorang wanita yang di panggil mama itu memeluk Alice dengan hangat. Rafa sedang duduk di meja makan, memakan makanan buatan mamanya yang beberapa menit lalu baru saja dimasak.
"aku pikir mama bakal jemput nanti malem?"
"mama gk sabar mau ketemu kalian.itu tadi mama masak, makan dulu ya"
Alice mengangguk senang.kelihatannya Rafa juga sudah bisa mulai menerima keberadaan Indah-mamanya. Syukurlah batin Alice, adiknya ini sudah bisa bersikap lebih dewasa.
"hmm.. sambil kalian makan, mama mau ngomong sesuatu ya?"
Mereka berdua mengangguk sambil melanjutkan makan.
"mama tau, sulit untuk kalian nerima semua yang terjadi sekarang secara tiba-tiba.sekarang hidupmama sudah lebih baik dan berkecukupan. Mama minta maaf, karena baru sekarang menemui kalian."
Kini Alice dan Rafa melihat kedua mata sang mama.
"Mama sekarang sudah punya suami, dia adalah Presdir di perusahaan mama bekerja. Umurnya memang 10 tahun lebih tua dari mama, tapi dia baik dan bertanggung jawab. Mama mau,kita hidup sama-sama lagi nak, kalian mau kan nerima mama dan suami mama?"
Alice dan Rafa saling berpandangan. Entah apa yang mereka pikirkan.
"kita akan putusin setelah ketemu sama dia ma" ucap Rafa yang disetujui oleh Alice.
Indah mengangguk sambil tersenyum. Ia menggenggam tangan kedua anaknya.
"mama janji mulaisekarang mama akan bahagiakan kalian. Kita akan hidup sama-sama selamanya"
Mereka tersenyum. Sangat senang dengan fakta bahwa mamanya masih sangat peduli dan bertanggung jawab atas kebahagiaan anak-anaknya.
"selsai makan, kalian mandi dan ganti baju ya. Mama udah siapin semua bajunya di kamar, dan Alice kamu pake make up ya. mama udah siapin sayang"
Pukul 19.30 mereka berangkat menggunakan mobil merceddess benz milik indah menuju ke tempat acara yang berada di hotel bintang 5. Sedikit gugup sebenarnya di hati Alice. Pasalnya ia tak pernah menghadiri acara semacam ini sebelumnya. Di tambah lagi ia akan bertemu dengan ayah tirinya, entah perasaan apa ini seperti bercampur aduk.
Setelah sampai, mereka pun memasuki gedung hotel tersebut. Alice melihat Indah yang di sambut hangat oleh para tamu lainnya.sepertinya mamanya ini adalah orang yang penting disini. Mamanya memang mempunyai senyum yang ramah dan wajah cantik, bahkan terlihat seperti berusia 20 tahuann. Kecantikan alaminya tentu diwarisi kepada Alice yang nyatanya tidak terlalu peduli penampilan.
Alice dan Rafa terperangah melihat begitu megahnya acara itu. Seluruh aula dihiasi dengan interior yang begitu klasik dan megah.dominan warnanya berwarna emas. Terlihat seperti istana yang ada di film-film disney.
Indah melambaikan tangannya, menyapa seseorang. Seorang pria bertubuh tinggi dengan pakaian jas yang elegan tersenyum kepadanya. Tampan dan terlihat berkelas.
"baru datang?" tanya pria itu yang dibalas anggukan oleh Indah.
"sayang, kenalin ini anak-anakku. Alice Rafa, kenalin ini papa Ryan, suami mama"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shttt... I'm a Nerd
Teen FictionAlice Shintialaudy. "lo semua belum tau aja rahasia gue"