Epilog Jeon Jungkook

2K 137 13
                                    

Keluarga bahagia akhir dari sebuah kebahagian kami kan? Kuharap juga seperti itu, tapi nyatanya masih ada yang harus ku lalui untuk melewati semuanya

Kembali setelah 5 tahun lamanya, bukanlah hal yang mudah terutama bagi kedua anakku yang saat ini hampir berusia 10 tahun. Mereka sudah tumbuh dengan lebih baik bersama ibu mereka.

Tangisan haru yang selama ini kubayangkan, tak sesuai dengan ekspektasi ku. Nyatanya, tatapan dingin anak anakku yang justru membuat ku terasa sedikit asing di keluargaku sendiri. Bahkan jiena yang dulu sering bersikap manja menatapku dengan datar dan pergi ke kamarnya bersama jiehoo tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Kedepannya mungkin akan sulit, tapi ini, adalah ujian bagiku bukan?

"Maaf jeon, mereka menjadi sensitif hanya dengan mendengar namamu" aku cukup mengerti keadaan saat itu. Aku memaklumi jika anak anakku bersikap seperti itu kepadaku, berarti disinilah aku yang harus lebih berusaha

Cukup lama menyakinkan kembali kepercayaan jiena dan jiehoo, akhirnya aku mendapatkan kepercayaan mereka setelah 6 bulan lamanya. Cukup lama, tapi mebuahkan hasil yang baik hingga pernikahan kami berlangsung dengan penuh kebahagiaan

Kehidupanku terasa begitu sempurna saat ini, bersama dengan jieun, jiehoo dan jiena. Tapi itu tak berlangsung lama saat ternyata kami tak menginginkan adanya anggota keluarga baru, hal itu justru terjadi diantara kami. Ya, jieun hamil

Aku tentu saja merasa bahagia dengan hal ini begitu pun jieun. Tapi tidak dengan kedua anakku. Ku kira perkataan mereka saat 5 tahun lalu, yang tak ingin memiliki adik hanya omongan belaka, nyatanya itu terjadi saat ini

"Kenapa eomma hamil sih? Jiena dan oppa kan tidak mau punya adik"

Dan kebencian mereka semakin bertambah, saat Jieun dalam masa awal kehamilannya yang sungguh sangat kerepotan dengan rasa mual yang tak ada hentinya. Disaat seperti itu, aku sebagai suami tentu saja selaku berada di sampingnya, tapi aku tak tau jika itu semakin menambah list kebencian mereka

"Dedek bayi hanya bisa merepotkan eomma. Gara gara dia, appa dan eomma tidak sering menemani jiena dan oppa seperti dulu"

Jiehoo, yang lebih mempunyai sikap tak peduli, tak membantuku sama sekali. Dia sama berpendapat dengan adiknya. Namun kata katanya sudah terlontarkan semua oleh adiknya, jadi dia hanya diam

"Jiena jiehoo, appa ingin berbicara boleh?" Aku menghampiri jiena dan jiehoo yang bersantai di ruang tengah. Keduanya melihat kepadaku dan menganguk singkat

"Kenapa appa?jiena masih ada pr" jiena masih marah kepadaku. Jelas sekali dari nada bicara yang ia ucapkan

"Eomma sedang ada dikamar, apa kalian tidak mau menemani eomma?"

"Eomma kan ada dedek bayi"ketus jiena

Aku mengusap rambut jiena dan jiehoo lembut. Semakin dilihat, jiena begitu mirip dengan jieun dan jiehoo begitu mirip denganku. Mereka sudah besar

"Kalian masih tidak mau menerima dedek bayi ya?"

Keduanya tak menjawab dan justru memalingkan wajahnya

"Kalian tau? Tak selamanya kalian akan bersama eomma dan appa"

"Jiehoo dan jiena akan terus bersama appa dan eomma" jiehoo angkat suara dengan pelan

"Tidak seperti itu nak. Suatu saat saat kalian besar, kalian akan pergi meninggalkan kami dan jika saat itu tiba, yang bisa kalian minta pertolongan adalah saudara. Seperti Jiena yang meminta tolong pada jiehoo oppa ataupun sebaliknya"

"Lalu?"

"Jika banyak saudara, jiena dan jiehoo akan mempunyai seseorang yang bisa dimintai pertolongan nantinya. Kalian akan mengerti bagaimana mencintai seseorang yang lebih muda dari kalian. Dan hal itu adalah hal yang menakjubkan"

Trust Me [jeon Jungkook X Lee Jieun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang