PROLOG

13 2 0
                                    


Udara terasa sesak bila ku menghirupnya. Dunia ku gelap seperti tak ada cahaya yang menerangi hidupu. Ke kanan ataupun ke kiri, sama saja aku tak tau aku harus pergi ke mana? Mengapa hidup ku yang kau buat berliku? mengapa kau tak luruskan saja hidupku? Mengapa?.

Kenyataan terkadang belum bisa aku terima sepenuhnya, selalu ada kata penyesalan di setiap perlakuan yang aku lakukan.  Aku hanya bisa berteriak dan menangis menerima ke tidak inginan ini, mencari jalan keluar agar aku bisa merubah nasibku ini.

Hari demi hari ku lewati dengan kesedihan juga kegelapan tak ada seorang pun yang dapat menenangkan ku termasuk keluargaku, hanya saja aku akan pergi ketempat yang di mana orang lain tak akan tau dan mungkin hanya aku yang tau, tempat yang dapat menenangkan ku seakan-akan sudah menjadi tempat penenang ketika aku marah atas semua ketidak adilan ini.

Gunung menjadi tempat di mana aku bisa menenangkan semua pikiran juga amarah yang sedang aku alami, menjadi teman jika aku sedang merasa sangat benci dengan nasibku, menjadi pendengar di mana aku menangis terisak, menjadi tempat aku menyimpan rahasia jika aku sedang berteriak dengan semua kesedihan yang kurasakan ini.

Terkadang aku pun selalu bertanya-tanya pada Tuhan "mengapa harus begini?mengapa hidupku tidak seperti manusia pada umumnya, yang hidup dengan kasih sayang, hidup dengan kebahagiaan sedangkan aku, aku haus akan darah, hidup dengan penuh ancaman juga penyesalan. Namun tak ada gunanya aku menanyakan itu, karena hanya orang-orang yang lemah yang selalu menyerah dengan semua kenyataan nya walaupun memang aku tidak bisa menerima sepenuhnya tapi aku akan terus berusaha dan terus mencoba agar kebahagiaan ku datang tanpa ada kata penyesalan.

Aku ingin menghilangkan kegelapan ini, ingin berteman dengan cahaya yang bisa menerangi hidupku, Mendengarkan nyanyian atau irama yang begitu menghanyutkan yang dapat membuat hati luluh saat mendengarkannya. Mungkin orang di luar sana tak pernah merasa tak bahagia dan menderita sebesar yang aku rasa, penuh dengan kegelapan juga ancaman di sekitarnya. Ingin melangkah lebih jauh namun tak mungkin karena banyak kejahatan yang kapan saja bisa membunuhku, namun tak ada gunanya aku terus menerus menyalahkan semua ini karena Bilapun ada orang yang dapat mengubah hidupku yang orang itu adalah diriku sendiri maka aku akan terus berusaha semampu yang aku bisa.

Jangan lupa vote & commen juga kritikan dan saran nya agar aku bisa memperbaiki dalam tulisan🙏

Salam author
Putra Rengga mahesa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOU CAN CALL ME MONSTER (KAMU BISA MEMANGGILKU MONSTER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang