Sabtu pagi yang mendung, hari yang cocok untuk menghempaskan badan seharian di ranjang. Tapi bukan untuk Ester, sabtu ini ia mempunyai janji untuk mengulang pembelajaran dari Kent-Sensei tentang sejarah Jepang. Ia tidak menyukai pelajaran yang diulang kembali, buat apa yang lalu-lalu dihafalkan kembali? sumpah pemuda saja hafalanku masih terbalik-balik. huft...
Aku membekali tasku dengan payung berukuran sedang untuk berjaga-jaga apabila hujan datang tanpa diundang.
Kupakai jaket biru tosca senada dengan sepatu reebok favoritku, dan siap melangkah menuju terminal dengan bersenandung lagu himawari no yakusoku dari motohiro hata.
Mendung mulai bertambah gelap, aku mempercepat langkah walaupun sudah ditutupi atap tangga TJ, tidak ingin terpeleset pada saat hujan turun.
JEGERRR!! kilatan petir itu mulai menggelegar di sekitaran kota jakarta berikut hujan rintiknya. Untungnya saat ini aku sudah memasuki gerbong TJ yang baru saja tiba setelah aku datang.Bulir-bulir air hujan perlahan membasahi kaca, para pengendara sepeda motor mulai menepi di kolong jembatan membuat hambatan lalu lintas jakarta.
Kurogoh tas selempangku, dan mengeluarkan sekotak pocky full chocolate untuk mengemil sementara bus melaju.
Brekk!! suara sobekan plastik membuat beberapa orang memperhatikanku sejenak dan melanjutkan aktifitasnya masing-masing.
Kletuk.. crunch crunch crunchtak sadar memakannya berlebihan, hanya bersisa satu dan siap kugigit.
Haup.. cunch crunch crunch! ! ! ! ! !!!!!
"Woi! pocky gue! balikin!!!"
lagi-lagi dia! kenapa sih ketemu lagi, dan itu batang pocky terakhir ku!
Dengan tampang tak bersalah dia melirik ke kotak pocky ku lagi, berharap ada beberapa batang untuk ia makan.
"Udah abis pe'a! nih kotaknya buat lu!" sambil melempar kotak pocky ke kepala si mr. beo.
"aduh, kasar dan pelit banget sih jadi cewek" jawabnya dengan muka datar, memungut kotak pocky lalu buang ke tempat sampah.
Beruntung pemberhentian saat ini adalah pemberhentian yang dinantikannya. Hujan juga berhenti untuk sementara, disimpulkan demikian karena langit masih terlihat berawan, buru-buru ia bersiap untuk keluar dari bus untuk menghindari mr. beo. Tapi, aku jadi penasaran dengan namanya. Berhubung dia se-universitas denganku ga salah kan kenalan?
"By the way nama lu siapa mr.beo?" tanyaku dengan ramah dan ikhlas,
"mau tau banget ya?" balasnya sambil memasang earphone.
"Gak sih, tapi kalo ga dikasih tau juga gapapa"
Dia mengambil spidol berwarna biru dan menuliskan sesuatu di telapak tanganku yang ia genggam.
Rasanya ada sengatan listrik tersendiri saat tanganku ditahan seperti ini, aku tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya. Perutku ikutan bergejolak, bukan karena lapar bukan, tapi rasanya kepengen dipegang terus ga dilepas gitu.. eh kok malah kepikiran begitu!
"ini nama gue, tanggal lahir gue, jurusan kuliah gue." lepasnya genggaman dari tanganku membuat aku kembali bernafas, kalau dia ga perhatiin mungkin udah megap-megap kali.
Kulihat telapak tangan yang dicoret olehnya...
loh? kok?"Mana nama?ini mah gambar! cacing ya? berderet gini" sambil memicingkan mataku, takut salah liat malah nuduh yang enggak-enggak.
"coba nanti pinjem kaca pembesar sama dosen."
"buat apa?" sambil masih memperhatikan deretan gajelas itu
KAMU SEDANG MEMBACA
TeransJekate
Teen FictionPernah ketemu someone special? Kebanyakan orang ketemu si 'someone' di suatu tempat yang ga mainstream, beda dengan cerita satu ini. Judul diatas sudah mengatakan Tempat Kejadian Perkaranya. Compeleted. ♥ Navynth'2014