3

79 11 3
                                    

"Gue,  Fajar"

***

Didalam mobil, hanya suasana hening yang ada. Tidak ada satu katapun yang terlontar dari Senja maupun Fajar.
Sejak perkenalan ulang yang dilakukan Fajar,  Senja hanya diam dan pandangannya kosong keluar jendela.

Fajar bingung,  banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan kepada Senja.
Kenapa dengan gadisnya ini?  Ya, semenjak awal pertemuan mereka Fajar mengatakan bahwa Senja adalah gadisnya, miliknya.
Walaupun ia belum berani mengatakannya, tapi Senja sudah diklaim duluan oleh Fajar, Fajar mah gitu. Ya kali baru ketemu hari ini langsung ditembak, kan lucu tuh.

Fajar juga masih harus banyak melakukan pendekatan dengan Senja, sepertinya banyak hal yang dipendam gadis ini.

"Kayaknya luar jendela lebih menarik ya buat diliat,  dibandingin gue." Ucap Fajar,  yang bermaksud memecah keheningan.
Senja?  Masih tak bergeming, tatapan nya masih kosong.

"Padahal banyak lho yang terang-terangan pengen liatin gue" lanjut Fajar.
Senja hanya merespon dengan merubah posisi duduknya,  dari menyamping jadi menghadap ke depan. 

"Baru kali ini gue dicuekin cewek" dengus Fajar yang sudah mulai kesal,  dengan sikap Senja terhadapnya.

"kenapa?" jawab Senja.

Mendengar itu, Fajar hanya melongo mendengar ucapan yang keluar dari mulut Senja. Ini anak, maksudnya bilang kenapa itu apa coba. Orang ngomong apa dia jawab apa. 

Sabar Jar sabar,  orang sabar istrinya cantik kayak Bunda-Batin Fajar.

Senja mengembalikan posisinya seperti semula, menghadap ke luar jendela.
Fajar bingung dan hanya menghela nafas.

"ini beneran alamat rumah lho? " tanya Fajar. Karna heran saja ini bukan perumahan elit atau mansion orang yang notabenenya pengusaha sukses dan terkenal seperti orang tua Senja.

Senja masih dalam keadaannya, diam dengan pandangan ke arah luar yang tak dapat di artikan.

Lho kenapa? Gue bukan cenayang yang tau isi otak lho-Batin Fajar yang menggerutu frustrasi .

Tak lama dari itu,  mobil Fajar sudah berhenti didepan sebuah rumah yang tak terlalu kecil dan tak terlalu besar,  pagar yang kira-kira hanya 1,5 meter dan bercat hijau.

Fajar bingung, rasanya ingin sekali dia menenggelamkan dirinya karna kebingungan dengan sikap cewek disampingnya yang masih tak berkutik sedikitpun ini.

"Kita udah nyampe" halus Fajar.
Senja mengerjap, saat pandangan mereka bertemu, air mata senja turun dengan sendirinya.

Sekali lagi,  Fajar sukses dibuat frustasi oleh Senja.

"kenapa? Jangan nangis" ucap Fajar lembut sembari menghapus air mata senja, lagi.

"ini bukan rumahku" ucap Senja.

Jlebbbb.
Lah terus ini rumah siapa monkey-umpat Fajar.
Sabar,  sabar Jar sabar.

"mau masuk ga? " ucap senja lagi, sebelum Fajar menyaut.

Please, siapapun lempar gue batu-Batin Fajar

"masuk?  Kan bukan rumah lho,  ngapain masuk?" bingung Fajar.

Sepertiny Senja sudah bisa mengontrol dirinya,  ntuk tidak berlarut mengingat kejadian itu, lagi.

"kamu ga bisa baca atau gimana sih?  Ga liat tulisan didepan? " jawab Senja,  dengan mood yang sudah mulai membaik.

Lah ni anak,  tadi diem-diem ae sekarang malah ngegas-batin Fajar.

Seketika Fajar melihat tulisan yang sedikit tertutup didekat Pintu pagar.

Panti Asuhan Audzeea

Tulisan yang ada pada papan yang sedikit tertutup itu.

"Audzeea nama tengah lho kan?" Ucap Fajar.

"Iya, masuk yuk. " jawab Senja dengan gerakan langsung membuka pintu mobil.
Fajar langsung menyusul keluar, dan melihat senyum yang terbit di wajah Senja,  benar saja senyumnya seperti senja yang akan meninggalkan siang, indah.

Dengan gerakan refleks,  Senja menarik tangan Fajar.  Yang ditarik jelas terkejut tapi secepat mungkin langsung di netralkan kembali perasaan keterkejutannya ini.

"Assalamualaikum" ucap senja.
Fajar masih dalam mode pengamat.

"Wa'alaikumussalam, eeh sayang kamu datang" ucap seorang ibu-ibu.

Senja dan ibu-ibu itu berpelukan. Fajar kembali di buat bingung oleh sikap Senja.

"Ini siapa nak? " tanya ibu-ibu itu pada senja.

"Ini Fajar bu,  anak yang sering Senja sebut-sebut sama ibu" ucap Senja dengan senyum manisnya.

Whatt?  Gue?  Sering disebut? -Batin Fajar
Ibu-ibu itu terkejut melihat Fajar, dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Nak Fajar,  mari nak duduk dulu" Ramah ibu-ibu itu.

Fajar duduk ditempat yang dipersilahkan ibu tadi..

"Bu,  senja kebelakang dulu ya. Ambil minum buat kita" Ucap Senja.

Lah kok gue ditinggal sih-Batin Fajar kesal.

"Nak Fajar.  kenalin, saya Bu Rini pengurus panti ini. Sepupu jauh dari papa nya Senja." Tutur Ibu Rini.

"Oh iya bu,  saya Fajar bu" ucapku halus.

"Ibu percaya sekarang,  dengan apa yang selalu dibilang Senja pada ibu" ucap Bu Rini.

"Senja sering membicarakan saya bu? " tanya Fajar.

Ibu Rini,  tersenyum hangat pada fajar. Dan mengatakan,

"kamu adalah alasan Senja bertahan, nak"

***


















Huwaaahhhhhh kepo ga kalian? 
Ada apa sebenarnya??
Pantauin teruss ya ceritaku :*

Selamat menikmati opor dan rendang :)

Jangan lupa vote, komen dan share yaa :)

Salam hangat dariku,  Zee:*

24mei2020
733kata

Senja untuk FajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang