3. Malam yang hangat

46.8K 292 6
                                    

"Hai,"

"Alan!" Pekik Zwetta kaget saat melihat Alan yang tiba-tiba berdiri di depannya saat ia baru saja keluar dari kantornya. Alan sembunyi di balik dinding yang besar saat Zwetta keluar barulah ia memberikan kejutan pada wanita itu. "Kau mengagetkanku! Mau apa datang ke sini?" Tanya Zwetta lagi membuat Alan tertawa.

"Mau apa lagi kalau tidak mau bertemu denganmu. Aku hanya mengenalmu saja di sini. Aku mau menjemputmu untuk pulang, sudah selesai kerjanya?" Zwetta mengernyitkan keningnya lalu melihat jam yang ada di tangannya.

"Sudah berapa lama kau menungguku di sini?" Alan melihat jam di tangannya lalu kembali menatap Zwetta.

"Ya lumayan lama, dua jam mungkin?" Tanya Alan tak yakin sambil tertawa.

"Kenapa tidak menghubungiku terlebih dahulu? Kau juga bisa meminta resepsionis untuk menghubungi agar aku turun ke bawah. Aku bisa mengerjakan pekerjaanku dengan cepat dan tidak membuatmu menungguku lama." Alan tertawa.

"Tidak masalah, aku memang mau menunggumu saja. Aku ingin memberimu kejutann, tapi menunggumu membuatku jadi lapar. Sebelum kita pulang bagaimana kalau kita pergi makan malam mau tidak atau mau langsung pulang? Kau takut Dion sudah pulang atau kalian mau makan bersama?" Tanya Alan tak yakin.

"Ayo kita makan malam di luar saja. Dion jarang pulang cepat, dia juga tidak pernah makan malam di rumah. Aku biasa makan sendirian kalau malam, kali ini aku ada yang menemani itu baik."

"Wahh bagus, yaudah ayo kita pergi." Alan lebih dahulu berjalan menuju mobil milik Zwetta. Pria itu membuka pintu mobil untuk Zwetta agar wanita itu masuk.

"Terima kasih." Ucap Zwetta ketika ia sudah duduk di dalam. Alan tersenyum lalu menutup pintu mobil tersebut dengan pelan, ia segera menyusul masuk ke dalam dan mulai mengendarai mobilnya untuk pergi dari sana.

Alan memilih tempat makan yang tidak terlalu ramai pada saat itu, sehingga mereka bisa menikmati makan malam dengan santai. Alan yang memang bisa mencairkan suasana mampu menguasai suasana makan malam pada saat itu. Keduanya tidak terlihat seperti dua orang yang baru saja kenal. Tetapi sudah seperti mengenal cukup lama.

Zwetta merasakan nyaman pada malam itu dan bisa melupakan sejenak pertengkarannya dengan Dion. Alan berhasil membuat Zwetta kembali tertawa dan terbuka pada pria itu. Alan yang memang dasarnya humoris dan suka bercanda, membuat malam Zwetta sangat terhibur. Ia bisa tertawa lepas, hal yang tidak pernah ia rasakan lagi. Hal yang sudah lama tak pernah Zwetta rasakan dan kini ia kembali merasakannya.

*****

"Hai Dion." Sapa Alan ketika mereka sudah sampai di rumah. Zwetta kaget ketika melihat Dion sudah pulang ke rumah. Bahkan pria itu tidak lagi memakai pakaian kerjanya yang membuat Zwetta yakin kalau suaminya itu sudah mandi. Hal yang sangat tak mungkin terjadi, tapi kali ini Dion benar-benar sudah pulang ke rumah.

"Hai, kenapa kalian bisa bersama?" Tanya Dion ambigu.

"Iya, aku menjemput Zwetta di kantornya. Aku memakai mobilnya, rasanya aneh membiarkannya pulang sendiri di saat aku memakai mobilnya. Jadi aku harus bertanggungjawab bukan?" Kata Alan sambil tertawa. "Kami juga baru selesai makan malam di luar, Zwetta katakan kau jarang pulang cepat dan makan malam di rumah. Jadi kami memutuskan untuk makan, apakah itu jadi masalah?" Dion tersenyum.

"Tidak, terima kasih sudah menemani istriku makan malam Alan. Aku memang tidak pernah menemaninya makan malam, aku senang kalian bisa berteman. Aku sempat tak yakin kalian bisa berteman, tapi ternyata aku salah. Aku sudah makan di luar, aku memang jarang pulang cepat. Kebetulan saat ini pekerjaanku sudah selesai dan aku merindukan istriku, maka itu aku cepat pulang." Alan tertawa mendengarnya, sedangkan Zwetta hanya diam saja.

LOVE AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang