Happy Reading🍒
.
.
.Angkat dagumu! Tunjukkan bahwa kamu mampu!
~Ika Puspita
_________________________________________
______________________________"Kalian apakan mamaku?" tanya Cheryl berteriak marah.
"Kalian harus segera pergi dan mengosongkan rumah ini," ucap salah satu dari mereka.
"Kenapa?"
"Tuan Reno memerintahkan kami untuk menyita rumah ini, karena secara hukum rumah ini masih sah milik tuan Reno."
Cheryl memejamkan matanya sejenak ketika nama itu kembali terdengar. Ngilu, hatinya terasa ngilu. Ada suatu rasa yang tidak bisa dideskripsikan meletup di dalam jiwanya.
"Lalu kenapa kalian menyakiti mama Cheryl?"
"Kami tidak menyakitinya. Ketika dia melihat kami tiba-tiba saja menjadi histeris dan memecahkan barang-barang di dekatnya."
"Pergi kalian!"
"Kami memang akan pergi, tapi ingat dalam waktu dekat kalian sudah harus mengosongkan rumah ini. Jika tidak kami akan mengusir kalian secara paksa."
Cheryl mendekap mamanya ketika orang-orang itu sudah pergi. Mamanya tadi sempat histeris dan meronta-ronta namun setelah didekap Cheryl, perlahan ia mulai tenang. Cheryl memejamkan matanya yang mulai memanas. Kenapa masalah datang padanya secara bertubi-tubi. Patah hatinya belum sembuh, dan sekarang masalah kembali datang.
Tidak ada orang yang bisa dijadikan sandaran ketika ia merasa sangat rapuh. Tidak ada yang memeluknya ketika ia lelah. Tidak ada yang mengatakan kata-kata penguat untuk menyemangati dirinya. Sekalipun itu adalah papanya, sosok yang tidak pernah Cheryl rasakan kehadiranya. Bahkan papanya saja sama sekali tidak mengharapkan kehadiranya di dunia. Miris bukan?.
Cheryl bangun sambil memapah mamanya dan membawanya ke kamar. Cheryl menemani mamanya hingga mamanya terlelap. Sebelum keluar dari kamar ia sempat mencium kening mamanya.
Cheryl harus segera melakukan sesuatu, hanya Cheryl lah satu-satunya orang yang harus bertanggung jawab di keluarganya yang terdiri dari ia dan mamanya. Ia tidak punya pilihan lain selain menelfon bunda Alma, bunda Alma adalah istri dari kakak mamanya. Selama ini merekalah yang membantu segala keperluan Cheryl dan mama Saras.
Sejak Cheryl masih kecil ia sudah dirawat oleh mereka sehingga Cheryl menganggap mereka sebagai orang tuanya sendiri. Dulu ia tinggal bersama mereka, namun ketika Cheryl masuk SMP ia memutuskan untuk tinggal sendiri bersama mamanya. Ia tidak mau terus merepotkan dan menjadi beban bagi orang lain.
"Assalamualaikum bunda," ucap Cheryl sambil menahan tangisnya ketika panggilan terhubung.
"Waalaikumsalam sayang, ada apa? Kenapa suaramu serak?"
"Cheryl nggak papa bunda, bunda sama ayah apa kabar?"
"Alhamdulillah baik, kamu dan mamamu bagaimana?"
"Yah kami juga baik."
"Loh kamu cuma nanyain bunda sama ayah? Arya nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boyfriend
Fiksi RemajaCheryl Anasthasya,gadis manis yang ceria dan penuh tawa. Senyumanya bisa membuat orang di sekitarnya merasa hangat. Namun siapa sangka di balik sikapnya yang ceria ada sejuta luka yang ada dihatinya. Tentang cinta, persahabatan, dan keluarga. Tent...