02

82 8 0
                                    

Waktu pelajaran adalah waktu dimana Sehun benar-benar bisa merasakan bahagia karena rasa resah yang selalu melingkupinya memudar.

Sehun memperhatikan dengan seksama, tidak ada pertanyaan karena pelajaran dapat ia mengerti dengan mudah. Bagaimana pun, dia termasuk siswa cerdas.

Berbeda dengan penghuni kelas yang berada dalam lingkup penglihatannya. Mereka nampak ogah-ogahan dan jikapun ada yang memperhatikan terlihat sekali dia sangat tidak mengerti.

Sekali lagi, dalam hati Sehun merasa bingung. Mereka harusnya bertanya jika tidak mengerti. Tapi balik ke zaman sekarang, kebanyakan orang akan biasa saja, namun saat ujian betapa kalang kabutnya mereka.

"Saem! Jika molekul air bertemu dengan molekul baja, apa akan mempengaruhi proses buatan mutan alami, saem??"

Semuanya menatap aneh kearah siswa paling ujung dan paling mencolok karena tampilannya yang terlihat tidak tahu fashion. Dengan kacamata kuda yang selalu merosot karena hidungnya yang tidak terlalu mancung. Dan seragam sekolah yang kancingnya sampai atas, seperti mau mencekiknya.

Sehun menatapnya lewat ekor matanya. Sehun juga sebenarnya mau memberikan pengecualian, ada seorang yang terlihat memperhatikan namun mungkin terlalu jenius jadi penampilannya sempat menipu Sehun. Bahkan pertanyaannya mampu membuat Sehun mengernyit heran.

Sehun ingat orang-orang jenius memang selalu punya cara tersendiri untuk tampil berbeda. Dan Sehun bukan orang yang ingin terlalu lama berpikir sesuatu yang tidak penting.

"Apa yang kau pertanyakan, D.O?'
Tanya Saem Song Hyekyo. Saem cantik yang kini tengah mengajar pelajaran fisika.

"Apa saya harus mengulangi?"
Tanyanya seakan tidak suka jika disuruh mengulang pertanyaannya. Hell?! Dia kira dia siapa? Guru cantik itu, em ralat semua guru itu seharusnya di berikan rasa hormat yang banyak.

"Anda bisa bertanya pada saat jam pelajaran kimia hadir. Itu bukan spesialis saya, Saudara D.O"

"Mungkin ada yang tau lebih dari saya, Saem." Entah kenapa, tapi tiba-tiba Sehun merasa ucapan tersebut dibumbui dengan nada ejekan. "Anak baru dari SOPA itu pasti bisa menjawabnya." Deg. Perasaan Sehun tidak enak. "Oh Sehun, bukan namamu? Aku yakin kau bisa dengan sekali fikir dapat menyelesaikan kebingungan ku, bukan, yang terhormat, tuan Oh Sehun?!" Ah, yang benar saja. Sehun menghela nafas berat.

"D.O, tidak sopan pada siswa baru. Dia bahkan baru bergabung. Toh, dia juga nampak enggan. Sepertinya dia kebingungan. Sudahlah nanti itu saya jadikan PR karena nampaknya anda sangat ingin tahu"

"Dia cukup cerdas bu, saya sudah melihat kemampuannya sendiri. Dia lebih dari cukup untuk melewati batas kecerdasan ku, dan kecerdasan Saem Song, mungkin."

Saem Song mengernyit tidak suka. Ia bahkan melotot melihat anak didiknya meletuskan tawa yang sangat nyaring. Mengganggunya sekali. Tawa mereka meledak dengan tatapan merendahkan kearah dirinya.

"Tuan D.O Kyungsoo, ikut saya! Atau saya beri hukuman yang dahsyat."

"Ah, Saem Song tidak asik!"
Kini giliran Sehun, tidak melirik ke arah teman-temannya yang kini menatapnya dengan tatapan tajam. Entah kenapa mereka menatapnya begitu intens.

Sehun meneguk air ludahnya, malang. Ia berdiri dan menuju meja guru. Dan mulai menjelaskan sejelas-jelasnya yang ia pahami dari yang ia pelajari.

What the hell?! Ia belum pernah belajar jika di sekolah formal. Beruntung ia gemar membaca buku sebagai referensi.

"Mutan yang terinfeksi bakteri di baja tidak dapat bertumbuh kembang dengan normal. Namun akan berubah menjadi mutan yang tidak normal... Dan bringas." Ia menatap D.O sekilas. Dan ia lihat D.O memberinya deathglare dengan tatapan tajam, juga ekspresi datar dan dinginnya. "Lalu bagaimana dengan bersatunya molekul baja dan air? Itu akan mengurangi ketidak normalan mutan agresif tersebut."

Sehun membungkuk lalu berlalu ke bangkunya. Dan semua anggota kelas XI A terbengong bengong. Apa yang barusan Sehun katakan? Mereka tidak pernah mendapat pelajaran tentang itu.

"D.O apa sekarang kau puas? Sehun menjelaskan dengan begitu baik. Bahkan saya yang tidak faham tadinya, bisa dengan mudah faham sekarang. Baiklah cukup ya? Kalian akan dapatkan pelajaran itu di kelas XII"

"Wow?! Berarti kau Oh Sehun sungguh cerdas, ya?" -Bbh

"Dia mengetahui yang sebelum waktunya tahu, daebak!" -Johny

"Itu hanya kebetulan dia tahu" -Tao

"Jawaban semudah itu, siapa yang tidak bisa?!" -Lhn

"Hebat! Dia mencari referensi dimana, ya?" -Rose

"Kurang memuaskan!" -Jisoo

" Semoga dia tidak besar kepala!" -Unha

"Oh Sehun! Belajar lebih giat! Aku padamu!" -Irene

Berbagai komentar ia terima. Dari pujian sampai kritikan. Saem Song hanya menggeleng pelan.

Sehun tidak begitu mengindahkannya. Ia hanya menatap lurus ke depan. Seolah itu hanya angin lalu. Tidak begitu berarti dan penting.

Lagi pula, tadi ia menjelaskan seingatnya. Jadi kalau salah pun, tidak ada yang komentar karena ia dapat pastikan 100% tidak ada yang mengetahui jawaban yang pasti. Jadi ia modal nekad dan pede. Sekarang ia hanya ingin mencatat dan mencatat.

Sampai bel istirahat berbunyi, ia masih berkutat dengan catatannya. Sampai tidak menyadari ada 2 pasang mata berbeda tempat menatapnya tajam. Seorang pria bertelinga lebar di ujung jendela dan seorang pria pendek bermata bulat seperti burung hantu di ujung ruangan kelasnya.

L.O.V.E (CHANHUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang