13 | Are You Okay?

1.1K 158 10
                                    


- BOURNE -

▪️▪️▪️

Setelah melepas rindu pada keponakan perempuannya, jessica lalu membimbing sinb untuk bertemu dengan hyunjae di kamarnya. Sebelum mereka membuka pintu, jessica berujar, "Sinb-ya, karena kondisinya hyunjae sedikit kesulitan dalam hal mengingat. Apalagi kalian sudah lama tidak bertemu, mungkin dia tidak begitu ingat denganmu"

"Hm..Araseo imo" Sinb mengangguk paham.

Sinb lalu membuka knop pintu kamar yang sudah resmi menjadi kamar sang kakak. Kini dapat sinb lihat sosok hyunjae yang sedang duduk di depan meja belajar miliknya. Sinb masih berdiri di dekat pintu sementara jessica berjalan menghampiri hyunjae.

"Jae-ya, Apa kau sedang belajar?" Tanya jessica mendapat anggukan dari hyunjae.

"N..nde imo, A..aku mau j..jadi pintar s..se..seperti A..appa"

"A..aku ingin m..memiliki p..pekerjaan s.e..seperti Appa" ujar hyunjae terbata-bata.

Sinb yang melihat itu hanya bisa terdiam. Ini pertama kalinya sinb melihat wajah hyunjae secara langsung setelah 12 tahun lamanya. Wajah mereka memang tidak begitu mirip, namun sinb dapat melihat bagian tulang pipi mereka terlihat sama.

"Hyunjae-ya.. lihatlah, itu adikmu. Hwang Sinb" ucap jessica menunjuk sinb. Hyunjae lalu beralih menoleh kearah sinb berada.

Mata mereka bertemu. Tatapan bingung terpampang jelas di mata hyunjae, "S..sinb? siapa i...imo?"

"Dia adikmu. hwang sinb yang sering imo ceritakan padamu"

"O..oh a..aku ingat" ucap hyunjae dengan semangat.

Ia lalu berdiri dan berjalan mendekati sinb. Kini sang kakak tepat di depan matanya, namun yang sinb lakukan hanya terdiam kaku, bahkan ia sampai lupa untuk menyapa hyunjae.

Sinb mematung di posisinya saat hyunjae memeluknya erat sambil menggoyang-goyangkan tubuh sinb ke kiri dan kekanan seperti anak kecil yang memeluk bonekanya.

"Ka..kau adikku" ucapnya masih memeluk sinb.

Jessica memperhatikan kakak beradik itu sambil tersenyum. Walaupun wajah sinb tidak memperlihatkan kebahagian seperti yang terpampang di wajah hyunjae. Jessica mengerti, mungkin terlalu mengejutkan bagi sinb mengetahui kondisi hyunjae yang seperti itu. Perlu waktu untuk sinb menerima kenyataan ini, perlu waktu untuknya menerima kondisi hyunjae dengan berbagai keterbatasannya. Tidak mudah memang, semua orang juga seperti itu pada awalnya.

Hyunjae melepaskan pelukannya pada sinb. Senyum ramah hyunjae, sinb dapat melihatnya dengan jelas. Bisa dilihatnya hyunjae tampak sangat bahagia. Namun kenapa dia tidak? Bukankah sinb sangat ingin bertemu dengan hyunjae selama ini? Bukankah dia merindukan sang kakak?

Entahlah.

Sinb menghentikan langkahnya saat hyunjae mulai menarik untuk menuntunnya mendekat ke meja belajar.

"Eum.. bisakah aku keluar sebentar?" Tanya sinb agak ragu, ia mengatakannya dengan sangat hati-hati.

Hyunjae menoleh menatap adiknya. Sungguh ekspresi wajah sinb tampak sangat tak bersemangat. Namun hyunjae tetap tidak mengetahui itu, ia memang memiliki kemampuan yang buruk dalam melihat suasana hati seseorang atau bisa di katakan bahwa hyunjae tidak terlalu peka dengan itu.

Hyunjae tidak tahu bedanya ekspresi marah, tidak suka ataupun senang. Yang ada dalam bayangan dan pikiran hyunjae hanyalah semua orang baik dan senang terhadap dirinya.

BourneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang