Aku membereskan meja untuk memasak kami dan Sean dengan percaya diri mulai melumuri daging dengan garam dan lada, supaya daging termarinasi secara baik katanya. Setelah itu ia juga mulai memotong bahan-bahan untuk saus jamur. Ibu melihat ke arah Sean sambil tersenyum dan aku yang melihat Ibu seperti itu jadi malu sendiri. Ibu tampak bahagia, tapi maaf ya bu, aku usir beliau secara halus dengan kode senyum sambil menggoyangkan kepala ke samping pelan. Sean sekarang sedang membuat saus jamur, ia mulai memasukkan margarin ke dalam wajan, wajahnya nampak serius, lalu ia memasukkan bawang bombay, bawang putih dan jamur yang sudah ia potong.
"Bu...wangi apaan ini, udah masak?" Rio keluar dari kamarnya melihat ibu di ruang tengah
"Udah sana aja, belum jadi, nanti kalo udah beres dikasih tau...gih.." sahut Ibu
Aku sempat sedikit terkejut mendengar percakapan mereka, khawatir Sean merasa terbebani saat memasak. Melihat ke arahnya ia sedang menyiapkan daging untuk di pan seared.
"Babe, tolong goreng kentangnya dong, habis ini udah beres, kita bisa makan bareng-bareng" Sean membuyarkanku yang sedang zoned out dengan suaranya yang lembut ditambah senyuman manisnya.
"I...iya...tadi kamu manggil aku babe? ga salah denger?" tanyaku sambil menyiapkan minyak untuk menggoreng kentang
"Iya babe...princess...sweetheart..." Sean terkekeh
***
Sean menata meja dan aku memanggil Ibu dan adik-adikku untuk menikmati makan malam bersama. Adik-adikku sedikit terkejut melihat Sean, mereka mencoba tersenyum untuk menyapanya. Ibu datang sambil membawa satu botol sirup.
"Nit, kamu lupa, lagi ada tamu gini bikin sirupnya dulu atuh..." Ibu menyodorkan sirup
"Hehe, iya...ayo pada duluan aja ya....ayo Sean..." aku memintanya
"Yosh, yuk pada makan, mudah-mudahan pada suka rasanya ya.." Sean mengatakannya dengan bangga, mereka pun memulai memakan steak mushroom ala chef Sean.
"Emh, enak ini mah a, sering-sering main kesini atuh...haha" Rio mulai ngeyel
"Maklum kak, dia suka malu-maluin emang kak, maaf ya..." Siska menyalip Rio dengan ocehan lainnya, kami tertawa mendengarnya, termasuk Sean
"Iya, nanti saya sering main deh kesini..." Sean menjawabnya dengan santai, hanya aku yang sedikit terbelalak mendengarnya, jantungku tidak karuan dari tadi sore, mudah-mudahan ga perlu masuk rumah sakit.
Malam itu terasa seperti ia sudah menjadi bagian dari keluarga kami, masakannya yang cukup lezat ditambah ia yang bisa memposisikan dirinya dengan ramah didepan keluargaku. Aku mengantarkannya ke depan rumah, sebelum ia pulang, ia memegang tanganku. Sean memegang tanganku dan wajahnya mulai mendekat, ia mencium pipi tembemku. Aku yang terkaget malah melepas tawa.
"hahahahah..."tawaku sambil menutup mulut
"terimakasih, thank you, arigatou, i feel welcomed..." matanya menatapku lembut sambil melepaskan tanganku dan berjalan ke arah mobilnya.
***
Sean POV
*1 incoming call from Mila*
"Halo mil, ada apa?" tanyaku
"Nggak, mau ngobrol aja, bisa kan? lu lagi dimana?" Milla mencoba bertanya
"Dijalan gue, udah ah, tar aja ya..." sambil berusaha konsentrasi ke jalan
"Bisa kali di loudspeaker, mau ngobrol serius nih... ada nyambung sama kerjaan juga" rengek Milla
KAMU SEDANG MEMBACA
In Her World - Anita [END]
Literatura FemininaPagi itu hujan gerimis mulai berjatuhan. Saat lampu merah ku lihat jam tanganku menunjukkan pukul 07.45 yang mana aku hampir telat untuk interview di salah satu perusahaan penerbitan. Seperti biasanya Loki si motor matic tua kesayangan ini yang men...