Don't you realize?

973 160 12
                                    

Seokjin yakin, kejadian di aula kala itu hanya dia dan Yoongi juga adiknya yang tahu, dengan kemungkinan masih ingat jelas, tapi sekarang sepertinya seluruh dunia tahu jika Namjoon tertarik secara serius padanya ditambah masa lalu yang meyakinkan. Dari gerak gerik juga bahasa tubuhnya, Chanhee bilang. Terlampau jelas. Sementara Seokjin, berusaha mematenkan ekspresi datar dewasa yang dikata Yoonji sebagai kepengecutan wibawa.

"Berani kau bilang begitu padaku? Kau pilih menggantikan Yoongi sekarang? Kalian ini, ya ...."

"Ih, bos. Aku cuma bersikap realistis. Kalau masih kaku padanya, kuambil, loh. Demi apa. Dia telaten dan lucu sedari tadi. Kutemani dulu, ya. Kasihan." Yoonji berpaling tak peduli. Meninggalkan Seokjin bersumpah serapah.

Namjoon keluar dari dapur dengan sepiring cantik kue blueberrry yang selalu dipesannya dua minggu lalu.

Benar. Berapa lama waktu sudah dihabiskan Seokjin untuk mengabaikan sosok itu dari kali pertama mereka bertemu kembali?

Menggeleng, Seokjin masuk ke ruangannya, memijat pelipis. Ia sebenarnya bosan terus-terusan bersikap defensif, tapi itu terjadi naluriah. Ia masih merasa asing dengan Namjoon. Inginnya mengikuti saran orang sekitar, tapi kenyataannya tidaklah semudah itu. Seokjin terlanjur mengekang perasaan.

Baru hendak duduk, Yoonji masuk ruangan lagi, terengah meminta plester luka. "Siapa yang—"

"Kak Namjoon! Ia refleks menggenggam pisau yang tak sengaja kusambar. Tangannya berdarah banyak, bos! Ini ... salahku."

Seokjin bergumam menenangkan seraya mengambil kotak obat di laci, segera ke meja saji, menangani luka Namjoon sementara Yoonji diminta carikan handuk kecil dan air. Seokjin mendesis memperingatkan tiap kali Namjoon bersuara, jadinya mereka hanya diam saja sampai Seokjin pun selesai membalut goresan dalam di telapak kanan Namjoon. Kemudian meminta Namjoon istirahat sementara pesanan diambil alih.

"Kak ...."

"Ini perintah, Namjoon-ah. Akan sangat membantu dengan duduk di ruanganku dulu. Yoonji akan mengurus. Kau tak boleh di sini untuk sekarang. Sana cepat."

Seokjin tidak sadar akibatnya, prefiks barusan membuat Namjoon tercengang. Memaksa Seokjin melotot kemudian karena Namjoon bergeming.

:)

Twitterpated | NJ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang