1. Annansya Aira

22.2K 937 29
                                    


Annansya Aira, itulah namaku. Usiaku sekarang 19 tahun. Aku tinggal di Bandung. Papaku bernama Ahmad Azhar. Aku adalah bungsu dari dua bersaudara. Aku mempunyai kakak perempuan bernama Alfina Fauziyah. Kakakku sedang melanjutkan kuliah disalah satu universitas di Bandung ini.

Papaku seorang Direktur keuangan diperusahaan ternama di kota ini. Dari penghasilan itulah papa memenuhi kebutuhan keluarga. Oh iya, kalian pasti menanyakan mamaku. Mamaku sudah meninggal sejak aku masih kecil. Lebih tepatnya setelah aku dilahirkan, mama mengalami pendarahan hebat yang merenggut nyawanya.

Dulu, saat aku bertanya pada papa tentang dimana mama, papa hanya menjawab kalau mama sudah bahagia disurga. Aku yang masih berumur 5 tahun saat itu tidak mengerti tentang maksud papa. Saat aku beranjak dewasa, aku baru tahu bahwa ternyata mama mengalami insiden mengerikan itu sehingga merenggut nyawanya.

Karena tidak mendapat kasih sayang dari mama dan papa yang sering sibuk bekerja itulah yang membuat aku tumbuh menjadi seorang perempuan yang sedikit, liar?

Hobiku  balap liar. Balap liar adalah duniaku. Karena dari situ aku bisa merasa bebas dan bahagia. Seperti saat ini contohnya—

"Semua siap" ucap seorang perempuan dengan baju super pendek dan ketatnya dengan membawa sebuah bendera yang sebentar lagi akan diterbangkan. Kami yang akan mengikuti lomba balap liar mengangguk, termasuk aku didalamnya
"1,2,3, MULAI "

Breeem

Aku mulai mengemudikan motor dengan kecepatan tinggi hingga aku yang memimpin pada lomba ini.

Namun saat aku sedang asik mengemudikan motor, ada dua orang polisi didepan yang sedang berpatroli. Panik. Itulah yang aku rasakan saat ini. Ingin putar balik pun aku rasa percuma, karena mereka sudah melihatku.

Dengan nyali yang ciut aku pun langsung melewati dua orang polisi tadi dengan kecepatan yang masih sama tingginya. Hingga polisi itu mengejarku karena aku melajukan motor dengan kecepatan yang tidak biasa.

Sirine polisi mereka bunyikan. Dan aku terus melajukan motor tanpa tahu arah. Sangking panik nya aku tidak tahu kalau ada lubang didepan dan membuatku oleng hingga jatuh tertindih motor.

Tidak selesai dari situ, aku langsung melepas helm, berdiri meninggalkan motor, mengabaikan rasa nyeri yang berasal dari kaki dan berlari secepat mungkin. Damn! Polisi itu tetap saja mengejarku.

Sampai dijalan raya, aku melihat seorang laki-laki mengendarai motor matic. Mengendarai motornya dengan sangat pelan. Kesempatan nih. Batinku

"Woy mas, berhenti "kataku memblokir jalannya dengan merentangkan tangan

" Gue nebeng ya. Gue gak mau ditangkep polisi" tanpa permisi aku langsung naik dengan memegang bahunya dan duduk dijok belakangnya.

"Cepet mas. Nanti keburu polisi nya nangkep gue"kataku panik

"Tapi--"

"Udah mas. Cepetan. Nanti gue bayar deh. Udah cepetan " kataku sambil mengguncang bahunya agar cepat jalan.

Akhirnya dia menurut. Motor pun berjalan dengan kecepatan sedang meninggalkan lokasi tempatku tadi. Untunglah polisi itu tidak mengejarku lagi. Aku dapat mendengar gerutuan dari orang didepanku ini, tapi aku mah bodo amat lah. Yang penting gak ditangkep polisi. Pikirku

"Mba saya gak tau rumahnya dimana"katanya dengan berteriak agar suaranya dapat terdengar

"Oh iya"tepuk jidat"ini mas, lurus aja. Nanti belok kiri, cat warna cream"jawabku dengan tak kalah kerasnya. Aku baru sadar, kalau ternyata ini adalah arah yang mengarah kerumah

"ini bukan mba"tanyanya saat berhenti diperumahan yang terbilang cukup mewah
"iya"

"udah sana pergi"gak tahu diri emang, tapi ya biarlah

"bukannya makasih kek malah ngusir"sindirnya dibalik helm yang masih bisa terdengar olehku

"yaudah si makasih"ucapku dengan nada sewot

"gak papa mba. Gak usah makasih. Saya ikhlas ko"

"halah, gak usah sok ikhlas lo. Nih gue kasih ongkos lo nganterin gue"kataku menyerahkan uang 100 ribu

"gak mba. Gak usah gak papa. Kalo gitu saya pamit. Assalamualaikum "pamitnya dengan salam dan ngacir pergi

Cih, sok jual mahal banget sih. Pakek salam segala lagi

****
Assalamualaikum, selamat datang di cerita Menggapai Cinta Seorang Gus. Yang udah nyasar kecerita ini makasih ya:'). Semoga suka. Kalau gak suka? Aku siap terima kritik dan sarannya. Jangan lupa ketuk bintang juga:')

Menggapai Cinta Sang Gus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang