Carefully, dude

908 152 9
                                    

Namjoon meletakkan pesanan hijau menggoda itu dengan senyum merekah, mengabaikan isi hati yang sebenarnya gundah. Karena sedari pagi, Chanhee mengawasinya. Tidak mengintimidasi memang, tapi tatapan cantik itu serasa melubangi kepala.

"Sakit, ya?"

Namjoon menggeleng. "Sudah tidak. Terima kasih, noona."

"Sini kulihat." Chanhee memaksa tangan mereka berpegangan. Tidak menyakiti, benar hanya memeriksa perbannya. "Syukurlah bukan benda karat yang melukai. Sayang tangan ini jika iya." Chanhee ganti mengusap ke lengan, menatap lurus empunya.

"Aku tahu kau menginginkannya, tapi jika kerjasama ini hanya tipuan saja, aku akan membuatmu menyesal bertemu denganku, Joon-ie, sayang." Chanhee berbisik, tapi cukup jelas. Mereka seperti hendak berciuman di balik dapur. "Menyakiti Jin-ie sama dengan meminta ajalmu dipercepat. Mengerti, 'kan maksudku?" Lalu, tersenyum.

Namjoon sekali lagi tidak disakiti. Ia hanya kembali disadarkan dengan begitu ketatnya perjuangan untuk mendapatkan pujaan hati. Chanhee yang awalnya dikira saingan, ternyata siap membunuhnya kapan saja.

Namun, Namjoon sadari. Seokjin sangat beruntung dikelilingi orang-orang ini. Mulai dari Yoongi sampai Chanhee. Ia tambah gigih untuk maju.

Namjoon mengusap lengan ramping, menatap sejurus. "Aku tahu. Aku juga takkan menghancurkan duniaku sendiri."

"Ia tidak merasa demikian, Joon-ie."

"Belum, untuk sekarang."

Chanhee balas mengusap lengannya. "Yakin, eh?"

Namjoon tersenyum. "Karena aku belum menyerah."

Chanhee menatap bergantian dua mata cerah itu. Cukup puas dengan apa yang dilihat, ia ganti menepuk rahang Namjoon. "Seharusnya kau datang lebih awal, Joon-ie. Sebelum ia tersakiti sampai jadi seperti sekarang. Jangan tanya. Cari tahu sendiri."

Sebelum pergi dari sana, Chanhee meraih kuenya, menatap Namjoon lembut. "Aku menunggu buktinya, tapi hati-hati. Apa yang kau inginkan itu, sangatlah mahal."

Begitu di luar. Seokjin menegur Chanhee yang menepuk jahil bokongnya. "Chan-ah, kau istri orang."

"Tentu saja! Mana mungkin aku istrinya tanaman!"

Namjoon menatap telapak tangannya, merenung. Sekarang, sanggupkah Namjoon mementahkan masa lalu Seokjin dan membahagiakannya?

Salah langkah, ia bisa menyesal selamanya.

:)

Twitterpated | NJ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang