Chp. 12 ⚠️

694 54 35
                                    

Trigger warning sebelum membaca

Tolong jangan gumoh di lapak aku setelah 3x disuguhkan yg tidak

Tanda di 👆 mungkin akan memicu emosi anda.

Silahkan mencari harta karun di bawah👇

Semoga beruntung 🤭
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.












"Tunggu seben ... tar, Jiyong hyung? Ada apa denganmu?"

Seorang pria muda menyambut mereka dan Jiyong tersenyum padanya. Dia adalah Minho. Orang yang menjadi anak buahnya Jiyong saat ini. Minho dipercaya Jiyong untuk memegang kekuasaan di daerah Gwangju. Seungri yang baru pertama kali melihat Minho sempat kaget, sekilas wajahnya mirip dengan pacarnya.

"Minho-ah, appamu ada?" tanya Jiyong.

"Dia ada di dalam, kalian masuklah dulu."

Seungri dan Jiyong melangkah masuk ke rumah Minho yang segera memanggil appanya.

"APPA ... APPA ... KEMARILAH!!"

Terdengar suara seorang pria tua dari dalam rumah yang sedang marah-marah karena mendengar teriakan mino.

"Aishhh ... kau ini gila apa, teriak malam-mal ... lam ... Sajangnim?" Pria itu terkejut melihat Jiyong yang datang.

"Ne, ahjussi. Aku datang, maaf mengganggu mu."

"Sajangnim, kau terluka?"

Pria itu Park Jae Il, mantan sekretaris sekaligus pengasuh Jiyong. Jae Il terkejut melihat Jiyong yang berjalan dengan dipapah Seungri. Dengan segera dia mengambil alih Jiyong dan membawa masuk ke dalam rumahnya. Seungri hanya diam mengikuti mereka masuk.

Jae Il mendudukan Jiyong di sofa, dengan cepat dia membuka ujung baju Jiyong untuk melihat lukanya.

"Astaga nak, kau ini kapan akan sayang dengan tubuhmu sendiri? Minho-ah, siapkan air hangat, handuk dan peralatan ku!"

"Ne, appa."

Minho segera berlari ke dapur mengambil barang yang disuruh oleh appanya. Seungri hanya melihat mereka tidak paham dengan apa yang dilakukan mereka.

"Erh ... ahjussi, kau bisa mengobatinya?" tanya Seungri ragu.

"Tenanglah, aku sudah biasa menangani dia." ujar Jae Il.

"Appaku itu dulu sekretaris, pengasuh dan juga dokter pribadi keluarga Kwon, jadi kau tidak perlu khawatir." Minho datang dengan membawa peralatan yang diminta Jae Il dan seungri teringat cerita Jennie beberapa bulan lalu soal sekretaris Jiyong sebelumnya dan akhirnya mereka bertemu.

"Kali ini dengan siapa kau berurusan, sajangnim? Tidak bisakah kau hidup normal?"

Jae Il mulai membersihakan darah di sekitar luka Jiyong yang terbuka, Jiyong hanya bisa menahan sakit yang hebat saat pria itu menyentuhnya.
Seungri yang memperhatikan Jiyong kesakitan hampir saja menangis, tapi dia merasakan tangan Jiyong yang meremas tangannya.

Dalam keadaan seperti itu pun Jiyong masih berusaha menenangkan Seungri. Dia sangat tahu bahwa saat ini Seungri pasti khawatir.

"Seungyoon ... Seungyoon mengejar kami dan ahjussi, tolong jangan panggil aku sajangnim. Aku bukan atasanmu lagi, kau adalah keluargaku. Pengganti appaku," jawab Jiyong sambil menahan sakit.

Jae Il tersenyum lalu menengadahkan kepalanya menatap Jiyong, lalu menatap Minho. Minho pun membalas tatapan appanya, menyiratkan suatu arti yang sulit diartikan oleh Seungri.

Love Or Glory (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang