"Wonyoung. "
Guanlin menelan ludahnya sendiri, ia melihat tatapan Wonyoung yang seakan meminta penjelasan.
Langkah Wonyoung berhenti didepan Guanlin yang mematung.
"Lin. " ucap Wonyoung.
"Hm, iya. "
"Badan gue pegel pegel, huh! " adu Wonyoung.
Guanlin terkekeh, jantungnya sudah berdebar debar karena takut Wonyoung mendengar percakapan Guanlin dan Neo. Guanlin takut jika Wonyoung bertanya-tanya pada Guanlin tentang itu.
"Kata Neo kamu dihukum ya? " kata Guanlin dengan nada mengejek. "Uh, kasihan. Sini mana pipinya sini, "
Plak
"Aww! Sakit. " pekik Guanlin yang tangannya dipukul dengan kencang oleh Wonyoung.
"Siapa suruh lo mau nyubit pipi gue! Enggak boleh pegang pegang lo. "
"Bukan cubit kok, cuman mau dikuwel kuwel aja. " elak Guanlin. "Lagian kamu tambah lucu kalau lagi manja kayak gini. "
"Siapa yang manja! "
"Buruan balik. " sewot Wonyoung dan berjalan mendahului Guanlin menuju motor.
Diperjalanan Wonyoung diem aja, Wonyoung cuman berusaha untuk enggak jatuh dari motor. Tangannya jadi sakit sakit, dan lemas hanya untuk berpegangan.
"Ke mekdi dulu ya Won! "
"Hah? "
"KITA MAKAN DULU! "
"Yaudah sih ga usah ngegas. "
Guanlin hanya menghela nafas dan meminggirkan motornya untuk parkir di halaman sebuah tempat makan.
Tangan Guanlin meraih telapak Wonyoung, lalu menggengamnya menuju ke dalam.
"Duduk disini, tunggu ya. " kata Guanlin dan Wonyoung hanya mengangguk.
Wonyoung tidak tahu harus bagaimana, di enggak merasa punya musuh selama ini. Tapi sekarang tiba-tiba ada yang secara terang-terangan menunjukkan ketidak sukaan pada Wonyoung. Meski Wonyoung belum tahu pelakunya siapa.
Tidak ada yang Wonyoung curigai dikelasnya, tidak juga diluar kelas. Wonyoung tidak pernah membuat onar atau masalah apapun yang bisa membuatnya jadi seperti ini.
Lalu, siapa yang dengan tiba-tiba menaruh dendam padanya?
"Apa mungkin yang dulu suka sama Neo? Waktu dulu gue deket sama Neo, kan banyak yang enggak suka. " pikir Wonyoung.
"Nih makan. "
Guanlin datang dengan dua porsi big. Ada ayam+nasi+burger+kentang goreng+minuman.
Wonyoung menatap Guanlin lemas, ia mengulurkan kedua tanganya kedepan.
"Apa? " tanya Guanlin tidak mengerti.
"Pijitin dulu, pegel banget. "
Guanlin geleng-geleng sambil senyum, akhirnya sebelum makan Guanlin harus melakukan ritual dahulu.
Ditempat lain ada Sora yang melihat Guanlin dan Wonyoung dari celah kaca yang tidak terkena stiker resto, Sora awalnya mengajak Guanlin untuk membicarakan sesuatu.
Tapi, matanya malah melihat kebersamaan Guanlin dan Wonyoung disini.
Sora membuka ponselnya, mengetikkan sebuah pesan yang ditunjukan untuk Guanlin. Semoga lelaki yang ia kirimi pesan itu membacanya dan mau meninggalkan Wonyoung untuk itu.
Guanlin sudah selesai.
"Udah enakkan? " tanya Guanlin. "Cepet makan gih, mumpung baru masih anget. "
Wonyoung mengangguk dan mulai memakan makanan yang sudah Guanlin pesan kan untuknya.
Ponsel Guanlin bergetar, tapi Guanlin tidak menghiraukan nya. Paling paling itu Eunsang yang memaksa untuk hadir ke acara ultah sepupunya nanti malam. Kalau tidak Jihoon yang pamer pacarnya.
"Oh iya, kata Yena bakalan ada pekan olahraga. " ucap Wonyoung membuka obrolan.
"Iya, masih dua bulan lagi. "
"Lo ikutan? "
Guanlin geleng-geleng. "Enggak tahu juga, belum ada pemilihan. Tapi kayaknya aku bakalan ada di tim basket nanti. "
"Oh seperti itu. "
"Kalau kamu, ikutan apa? "
Wonyoung menggendikkan bahunya.
"Enggak jelas, waktu itu gue disuruh ikut lomba lari. Tapi disaranin panahan, dan diajak masuk basket putri sama Chaewon. "
"Kayaknya kamu multitalenta ya sampai banyak pilihan gitu. "
"Bukan karena multitalenta nya, tapi karena gue emang enggak ada olahraga yang ditekunni banget. Jadi pada pengen narik-narik orang buat ngisi anggota yang kurang. Cuman sebatas itu doang, "
"Oh iya, mau bilang ini. Tapi awalnya enggak mau bilang ini sih, soalnya enggak terlalu tertarik juga. Tapi siapa tahu kamu tertarik, "
"Apa emangnya? " penasaran Wonyoung.
"Eunsang, temen disekolah teman dikelas teman mabar game tem–
"Enggak usah dijelasin, tahu kok. Dia cowok kan bukan cewek, iya lanjut. " potong Wonyoung yang makin penasaran.
"Dia ngajak aku ke ulang tahun sepupunya malem nanti, sekitar tiga jam-an lagi sih dari sekarang. Mau ikut enggak? "
"Asalnya lo enggak mau ikut ya? "
Guanlin mengangguk, ia juga tidak terlalu suka keramaian. Meski lebih sering meramaikan.
"Ikutlah! " tingkat Wonyoung yang malah semangat menghabiskan makanannya. "Cepetan habisin, gue habis ini harus mandi terus dandan dulu lama. "
"Jangan sampai telat. " tambah Wonyoung.
Yang awalnya ngeluh pegel-pegel dan sekarang jadi penuh dengan semangat. Guanlin sampai enggak sadar dari tadi senyum-senyum ngeliat kelakuan Wonyoung.
"Jangan suka sama Wonyoung, Lin. Lo enggak pantes, " batin Guanlin dan menurut untuk mempercepat makannya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Dulu Baru Pacaran 「 Guanlin X Wonyoung 」
Conto[ Bukan masalah layak atau tidak ini masalah amanat dan kewajiban ] "Kenapa lo mau aja jadi mempelai gue dipernikahan? "-Wonyoung. "Kenapa? Baper, "-Guanlin. ☑non baku ☑up kadang ☑typo maafkan Start; End;