Kediaman keluarga Hanbin
"Aku pulang!" Ucap Bibi Minha sambil mengganti sepatunya dengan sendal rumah.
"Oh, kau sudah kembali?" Jawab Ibu Hanbin yang menyambut di depan pintu. "Dahyun? Ada apa kau kesini,nak" tanya wanita itu ketika melihat penampakan sang menantu di belakang kakaknya dengan dua kantong plastik besar di kanan dan kirinya.
"Aku.."
"Tentu saja ia datang untuk menggantikan Hanbin yang selalu absen." Kata-kata Dahyun di potong oleh bibi Minha cepat.
Merasa tak enak dengan Dahyun, ibu Hanbin memintanya agar duduk beristirahat di ruang tamu, karena aktivitasnya seharian ini. Namun di tolak oleh bibi Minha dengan halus.
"Aku sudah tua, bagaimana mungkin aku mencuci kubis sendirian?"
"Iya, Eommonin. Aku tidak apa-apa membantu. Lagipula ini kan acara keluargaku juga." Tambah Dahyun. Sebenarnya saat ini, Dahyun benar-benar merindukan kasur empuknya. Badannya remuk-remuk semua, tapi tak enak juga pada keluarga Hanbin. Terlebih bibi Minha yang sedikit menjengkelkan bagi Dahyun.
Akhirnya Dahyun mengalah pada keadaan. Ia menyingsingkan lengan baju sambil menyusul bibi Minha di halaman belakang rumah yang akan mencuci kubis. Rahang Dahyun sepertinya akan terlepas ketika melihat ia harus mencuci kubis sekeranjang penuh.
Tak mau membuang waktu, Dahyun segera menghampiri bibi Minha dan mereka asik mencuci kubis-kubis itu setelahnya. Namun itu tak bertahan lama. Gadis semata wayang bibi Minha datang dan mengeluh jika baju yang baru saja ia laundry hilang.
"Dahyun, tolong cuci semua kubis ini ya. Aku harus mencari baju Yura" pinta bibi Minha dan mau tak mau Dahyun kerjakan.
Belum sampai lima menit, bibi Minha sudah memanggil Dahyun kembali untuk menghidangkan minuman pada tetua keluarga Kim. Sehingga Dahyun harus meninggalkan aktivitas mencucinya dan segera melesat ke dapur untuk membuat teh lalu dihidangkan ke para tetua.
Tentu saja kehadiran Dahyun di tengah-tengah perbincangan para tetua menimbulkan kegaduhan. Meski mereka tak mengenal selebritis muda, tapi mereka semua memuji wajah cantik dan kulit pucatnya.
"Kau benar-benar beruntung sekali mendapatkan Dahyun sebagai menantumu." Ucap bibi Minha pada Ibu Hanbin ketika Dahyun baru saja kembali ke dapur dengan sekeranjang kubis yang sudah bersih.
Ibu Hanbin hanya tersenyum melihat kegigihan menantunya."jika kau sudah selesai, kau bisa pulang dan beristirahat Dahyun" ungkap ibu Hanbin.
"Ah, sepertinya apel ini enak sekali. Dahyun kau mau apel?" Tawar bibi Minha dan Dahyun menjawab dengan anggukan pelan sambil tersenyum. Namun anehnya hampir dua menit berlalu, bibi Minha hanya menatap Dahyun sambil tersenyum tanpa mengupas apel satupun.
Dahyun yang akhirnya paham, segera mengambil apel-apel itu lalu mengupasnya dan terdengarlah tawa bibi Minha,"lihat! Dahyun begitu perhatian..."
Beberapa jam setelahnya, beberapa tetua memulai acara peringatan untuk leluhur karena mereka akan absen esok hari. Dahyun memijat bahunya yang terasa patah karena ia tak berhenti bekerja sejak pagi. Namun ada kelegaan kala melihat para tetua memuji masakan Dahyun.
Semua masakan hingga pencuci mulut hari ini adalah buatan Dahyun. Tentu saja ia merasa begitu kelelahan. Saking kelelahannya, gadis itu bahkan tak sadar sudah terlelap di bangku meja makan sambil memegang kain lap kering. Ibu Hanbin yang tak sengaja lewat merasa terenyuh dan menghubungi Hanbin untuk membawa istrinya pulang.
13Label
"Selamat sekali lagi pada pemimpin kami, produser kami, komposer kami serta bintang kami, atas pencapaiannya dalam debut 'Mix5' yang meraih perfect all kill, B.I!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
That Producer Is My Husband [COMPLETE]
FanficDahyun Twice, dihadapkan pada sebuah situasi sulit. Nenek tercintanya mengidap penyakit keras dan divonis tidak akan berumur panjang. Sebagai permintaan terakhirnya, Sang Nenek meminta Dahyun untuk menikah dengan lelaki pilihannya. Apakah Dahyun men...